Semua anak berkerumun untuk berkenalan satu sama lain dengan teman-teman baru mereka. Tapi hanya ada satu siswi yang memilih duduk diam dibangkunya tanpa berniat memperkenalkan diri.
Penerimaan siswa ajaran baru tahun ini sangat ketat dan dilakukan tes yang lumayan sulit untuk memilih siswa terbaik. Yang berada dikelas IPA2 saat ini adalah sebagian dari beberapa siswa lain yang juga diterima disekolah ini.
Untuk masuk sekolah favorit ini saja sudah sangat sulit, apalagi untuk masuk kelas unggulan seperti kelas IPA, tentu saja banyak yang bersusah payah untuk mencapai semua itu. Kecuali siswa yang memang benar-benar pintar tanpa harus belajar.
Kalangan siswa pintar tidak hanya berasal dari kelas IPA. Banyak juga kalangan kelas IPS yang memiliki kepintaran diatas rata-rata, tapi mereka memilih untuk berada diIPS karena alasan tertentu.
Semua orang pasti memiliki keinginan dan pendapatnya masing-masing. Kecerdasan seseorang tidak bisa diukur dari nilai berhitung atau nilai ilmiah. Banyak kemampuan lain yang terpendam dari diri seseorang yang bisa sangat bermanfaat dan menguntungkan jika orang tersebut menyadarinya.
"Baik, tolong diam sebentar semuanya," tegur seorang Guru yang baru saja memperkenalkan diri sebagai wali kelas mereka.
"Kelas kita belum memiliki perangkat kelas, jadi bagaimana jika kita memulai pemilihan untuk menentukan perangkat kelas X IPA2," para siswa mengangguk setuju dengan perkataan wali kelas mereka.
"Ada yang ingin mengajukan diri? Atau kalian ingin menunjuk seseorang untuk menjadi perangkat kelas?" tanya Guru membuat para siswa menoleh ke arah satu pria yang terlihat lebih menonjol diantara mereka. Pemuda itu terlihat ramah dan juga bertanggung jawab saat masa mos mereka.
"Finn, nama kamu Finn kan?"
"Kamu ingin mencalonkan diri?" tanya Guru membuat Finn perlahan mengganggukkan kepalanya ragu, hal itu tentu membuat para siswa tersenyum puas.Setelah pemilihan berakhir. Semua sepakat memilih Finn sebagai ketua kelas, disusul beberapa perangkat lain seperti wakil, sekretaris, dan juga bendahara kelas yang mencalonkan diri dan terpilih oleh para anggota kelas.
"Duh Pak ketu ganteng banget, mana murah senyum lagi," komentar salah seorang siswi saat melihat Finn tengah tertawa bersama teman yang lain.
"Eh dia siapa sih?"
"Kok diem aja daritadi, aku aja sampai gak tahu namanya lho," bisik seorang siswi saat melihat salah satu teman perempuan yang hanya duduk diam dibangkunya tanpa mau berbaur dengan yang lain."Athifa Regathan," gumam yang lain membaca nametag perempuan itu.
Finn yang mendengar perbincangan para siswi menatap mereka lalu menoleh ke arah gadis yang memang saat pertama kali masuk lebih banyak diam, kecuali saat Guru meminta dia berbicara untuk memperkenalkan diri.
"Aku dengar dia SMPnya diJakarta ya? Pantesan sombong," cibir salah satu siswi ikut mengomentari Athifa yang sebenarnya sedari tadi mendengarkan perkataan mereka.
"MOHON PERHATIANNYA SEBENTAR!!"
Semua siswa kelas X IPA2 langsung kembali ke tempat duduknya masing-masing begitu ada Kakak kelas osis yang masuk ke kelas mereka.
"Ok, jadi disini saya ingin memberitahukan bahwa semua siswa diwajibkan mengikuti minimal satu ekstrakulikuler yang ada disekolah," ucapnya diangguki paham oleh para siswa.
"Silahkan mendaftarkan diri kalian ke ruangan khusus pendaftaran ektrakulikuler. Terakhir tiga hari lagi, jangan sampai ada yang tidak mengikuti satupun ekstra," lanjutnya.
"Baik Kak," jawab siswa kelas X IPA2 bersamaan.
"Oh ya, ketua kelasnya diharap mendaftar terlebih dahulu dan mendata ekstra yang diikuti oleh anak kelas lainnya untuk disetorkan ke wali kelas, baru yang lain bisa langsung mendaftar," peringat Kakak osis sebelum keluar dari kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAYUNG PENGGANTI
Roman pour Adolescents"Aku masih membutuhkanmu sebagai payungku agar aku tak kehujanan. Jika payung itu rusak, maka aku akan kembali basah" Finn tersenyum tipis lalu mengangguk pelan sebelum berucap. "Maka carilah payung pengganti," katanya digelengi tak setuju oleh Thif...