Perkara 6

220 33 2
                                    

Happy Reading 🫐

Berkali-kali Jeno menghela napas dan mengecek jam di pergelangan tangannya.

Sudah setengah jam ia menunggu Nana.

Yah salahnya sih. Nana sudah mengabari jika kelasnya selesai setengah jam lagi. Dan Jeno sudah menunggu di gazebo depan tekhnik.

Hingga lama kemudian, dari kejauhan nampak gadis berjaket jeans berjalan ke arahnya.

Jeno langsung memasang wajah cerahnya.

"Maaf ya Jen, agak lama. Aku masih nganter Caessa ke perpus tadi."

"It's oke, jadi langsung aja nih? Apa mau kemana dulu?"

"Iya langsung aja gapapa."

Jeno menganggukkan kepalanya, kemudian mengajak Nana ke parkiran teknik, tempat ia memarkirkan mobilnya.

Sengaja khusus hari ini, ia membawa mobil merah kesayangannya untuk membawa Nana, karena ia tidak ingin Nana kepanasan atau bahkan nanti kehujanan.

Dengan sigap, Jeno langsung membukakan pintu mobil Nana, tak lupa juga kembali menutup kannya.

Melihat Nana yang sudah siap dengan seat belt nya. Jeno mulai menghidupkan mobilnya.

Perlahan Jeno membawa mobilnya menyatu dengan mobil mobil yang lain di jalanan. Jeno menytir mobilnya dengan kecepatan sedang dan santai, tanpa menyalip nyalip kendaraan lain. Agaknya sengaja mengulur waktu yak? Wkwkw

Merasa sepi, Jeno berdeham.

"Mau play lagu gak, Na?"

"Boleh?" Nana memiringkan kepalanya menatap Jeno.

"Boleh kok, pake HP kamu aja gapapa. Langsung connect in aja." Jeno langsung menghidupkan sound di mobilnya.

"Okey." Nana menganggukkan kepalanya.

Nana Mengconect kan handphonenya dengan sound mobil Jeno.

Ia mencari lagu yang sedang sering ia dengarkan akhir akhir ini, kemudian memplay nya.

Kemarin engkau nyatakan hati
Tapi terlambat
Katamu tak bisa

Suara lembut Tiara Andini mengalun. Pas lampu merah, Jeno menghentikan mobilnya.

Ia menolehkan kepalanya ke arah Nana yang nampak menikmati lagu slow yang ia putar.

Cinta ini takkan berbalas
Sayang kupastikan melayang
Pedih ku saat merasa indah
Semua hilang dan usai

Jeno mengulum senyumnya saat mendengar lirih suara unik Nana yang ikut mengalunkan lirik merasa indah itu.

Berkali kali Jeno menganggukkan kepalanya mengikuti ketukan lagu lagu yang Nana play, walaupun kebanyakan lagunya slow sih.

Akhirnya setelah lima lagu berakhir, mobil yang di kendarai Jeno tepat mendapatkan parkiran strategis di dalam mall.

Mereka keluar bersama dari dalam mobil.

"Makan dulu ya, Na. Isi tenaga sebelum tempur."

Nana tertawa mendengar ucapan Jeno yang hiperbola. "Iya kebetulan emang laper sih."

"Mau makan apa?" Tanya Jeno ragu.

"Ramen, pengen makan berkuah panas panas gini keknya seger."

Jeno menghela napas lega, untunglah Nana tidak menjawab kata 'terserah'. Jadi tanpa pikir panjang mereka langsung menuju kedai Ramen di lantai empat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinderella BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang