Perkara 2

947 153 7
                                    

Happy Reading 🌱

Jeno baru menyadari kebodohannya setelah ia berada di tongkrongan bersama teman temannya pasca kelas.

Ia menatap sepatu hitam yang nampak masih baru di kedua kakinya.

Sekarang ia cukup pusing memikirkan cara mengembalikan sepatu milik Aruna.

"Ngapa lu Jev? Diem mulu kek banyak beban?" Tegur Yoshi.

"Hah? Kaga ada, gue gak papa."

"Dih kaya cewek aja lu," Komennya lagi.

"Ya emang kaga ngapa Yosh." Jeno mendengus kesal.

"Iya deh, iya. Gue percaya. Padahal muka lu nggak bisa bohong." Cecar Yoshi.

"Dahlah, cabut aja gua." Jeno langsung memasukkan buku bacaannya kedalam tas.

"Dih baperan. Mau kemana lo, si Caessa belom dateng ini." Yoshi panik.

"Lo aja deh yang ambil barangnya, gue duluan." Jeno menepuk pundak Yoshi, kemudian keluar dari cafe.

"Heh Jevano, bener bener tu anak. Dia yang ngajak, dia yang pergi duluan."

✤♡✤

Sesampai di rumah, Jeno langsung di sambut sang Abang yang menanyakan makalah titipannya.

"Mana makalah gue?"

"Gue balik duluan, paling ntar Yoshi yang bawain," Jawabnya santai.

Pletak!

"Adeh!" Jeno memegangi kepalanya yang baru saja mendapat jitakan sayang dari Abangnya.

"Kan gue nyuruh lu ambilin makalah di
Caessa, ngapa jadi nyuruh Yoshi sih? Ngerepotin orang aja lo."

Jeno menyipitkan matanya, "tolong ngaca ya Anda. Kenapa ga lo ambil sendiri sih. Malah repotin gue."

Mark berdecak kesal, kemudian menelpon Caessa agar tidak usah ke Cafe, Mark akan menjemput langsung ke rumahnya. Untungnya Caessa masih belum berangkat ke cafe, karena masih menunggu temannya yang akan mengantar sedang mengerjakan tugas.

Beres ia menghubungi Caessa, Mark beralih menghungni Yoshi, yang ternyata sudah pulang juga, tidak menunggu Caessa.

"Bener bener kalian, Yoshi udah pulang juga. Yaudah gue mau ke rumah Hendery dulu."

"Ngapain?"

"Ya ngambil makalahnya lah." Mark berdecak kesal.

Jeno memiringkan kepalanya nampak berfikir. "Korelasinya?"

"Ck, makalahnya kan masih ada di rumah Hendery."

"Ooh." Respon Jeno sekenanya.

"Yaudah yok ikut."

"Dih apaan, ogah males gua." Jeno merebahkan tubuhnya di sofa panjang ruang tamunya.

Baru saja Jeno hendak memejamkan matanya, tubuhnya di seret kasar oleh Mark keluar rumah.

Mark, tidak suka menyetir malam hari sendirian, pasalnya ia suka bosan saat berkendara tanpa patner bicara.

✤♡✤

Berakhir Jeno dengan wajah datarnya duduk di lesehan di ruang tengah rumah Hendery, menyaksikan Mark yang sedang mengajari Caessa tentang materi perkuliahan yang tidak di pahami sekaligus modus PDKT.

Cinderella BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang