Ini adalah cerita di masa lalu--lagi. Ketika Adzra dan Adzriel juga masih berumur lima tahun, dan tentu saja Kylie pun baru menginjak usia tiga tahun.
Kala itu, Kylie tengah dibawa oleh Dzaka ke rumah sakit. Ya. Anak perempuan mereka satu-satunya sedang demam tinggi. Sudah dua hari tidak kunjung turun juga, makanya mereka memutuskan untuk dibawa ke rumah sakit saja.
Anes sendiri masih di rumah mengurus si kembar. Memantau keadaan jikalau mereka harus menginap di rumah sakit nanti, maka Aneslah yang bertugas untuk menyiapkan segala sesuatunya. Membawa dari rumah ini ke sana.
Dan saat Anes tengah sibuk-sibuknya, si kembar kembali berulah. Adzra memukul Adzriel dengan remote televisinya. Sangat kencang sampai membuat Adzriel terjungkal dari sofa tempat mereka menonton. Lalu menciptakan tangis karena gigi Adzriel sampai patah.
"Hwaaaaa!!!"
Anes yang dirundung rasa lelah karena tidak tidur dua malam saat Kylie demam, harus kembali bersabar ketika dua putra kembarnya malah saling melukai.
"Haaaa!! Maamaaaa!" rengek Adzriel sesegukan. Wajahnya memerah. Tangisnya begitu kencang bukan kepalang. Mulutnya yang terbuka juga mengeluarkan darah.
"Aduh! Ya ampun, anak Mama. Maaf ya, maaf. Mama tadi sibuk nyiapin pakaian dan makanan buat kita ke rumah sakit. Maaf, ya. Maafin, Mama."
Anes dengan wajah pucat, sedikit berkeringat, berusaha menenangkan Adzriel meski ia tahu kalau itu tidak akan mempan.
"Sebentar ya, sayang Mama."
Anes dengan cekatan membersihkan darah di mulut Adzriel. Kemudian mendudukkan putra malangnya itu kembali di sofa.
Anes memberikan Adzriel mainan berupa segulung uang serba merah yang totalnya mencapai sepuluh juta.
Yah, uang merupakan salah satu mainan kesukaan bocah itu masalahnya. Dan dengan ajaib memang, karena Adzriel mulai tenang. Meski tetap cegukan karena tangisan kencangnya barusan.
"Duduk di sini dulu, ya. Itu, nonton azab kubur kesukaan kamu."
Yah, Anes memang hanya bercanda demi menghibur diri sendiri.
"Nah."
Anes berdiri sambil mengikat rambutnya. Kini mata yang bulat sempurna milik Anes itu menatap lekat pada sang pelaku utama yang telah menyakiti saudara kembarnya sendiri.
"Adzra," panggil Anes sambil berjongkok di hadapan putranya.
Wajah Adzra sudah pucat pasi. Bocah tersebut mengulum rapat-rapat mulutnya. Agar tidak ikut berteriak menangis karena rasa bersalah dan juga takut akan dimarahi ibunya.
"Coba bilang sama Mama." Anes memegangi kedua pundak Adzra. Menatapnya serius.
"Apa yang kamu tadi lakuin ke Adzriel?"
Adzra langsung cegukan. Napasnya mulai memburu. "Aja tadi ukul Iel."
"Pakai apa mukulnya?"
"Akai emot tipi." Maksudnya remote.
"Apa tindakan kaya gitu bener?"
Wajah Adzra berubah masam karena masih menahan tangisnya. Ia menggeleng pelan sambil memilin jemari.
"Jawab, Mama. Jangan geleng doang. Itu bener apa salah?"
"Sayahh ...."
"Kenapa salah?"
"Ukul oyang itu ... ahat."
"Nah, itu kamu tau kalau mukul orang tindakan yang jahat. Jadi, kamu harus apa sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Family
HumorKeluarga Kylie tidak ada yang beres. Semua sakit jiwa. Dari ibu yang punya kelakuan di luar nalar manusia, ayah yang terlalu bucin luar binasa, dan dua kakak kembar si Adzra dan Adzriel yang tidak kalah sintingnya. Tolong siapkan mental kalian karen...