Ini adalah cerita di masa lalu, yakni ketika Adzra dan Adzriel lahir ke dunia. Tentu saja dari perut seorang ibu ajaib bernama Aneska.
Kala itu, suasananya sangat tegang bercampur haru. Apalagi si kembar sempat terlilit tali pusar dalam proses persalinan.
Senyuman ibu dokter merekah sempurna. Begitu pula seorang perawat magang di sampingnya. Masing-masing dari mereka menggendong satu bayi.
Makhluk suci itu masih tidak ternoda(?) kulitnya tampak memerah dan tangis kedua bayi itu memenuhi ruangan serba putih tersebut.
"Selamat, Bu Aneska. Bayinya lahir dengan selamat. Dua jagoan yang hebat." Bu dokter dengan rambut pendek dan berbadan agak berisi, menyerahkan Adzra ke tangan Aneska.
"Ini, Pak Jaka. Selamat ya, sudah jadi seorang ayah." Perawat magang tadi adalah wanita muda dengan banyak jerawat di muka. Tapi ia memiliki senyuman tulus yang tampak manis. Perawat itu juga menyerahkan dengan hati-hati Adzriel kecil ke tangan Dzaka.
"Makasih." Mata dari satu-satunya pria di dalam ruangan itu sudah berkaca-kaca. "Btw, nama saya pakai D dan Z. Jadi, Dzaka. Bukan Jaka."
Tapi, dia sempat-sempatnya membenarkan nama yang salah diucapkan oleh si perawat magang.
Apa suasana haru ini akan terus berjalan?
Tentu saja jawabannya adalah ... TIDAK.
"Anu ... Bu Dokter," panggil Anes setelah memerhatikan dengan seksama bayinya yang baru lahir ke dunia.
"Iya, Bu Anes?" Dokter tersebut segera mendekat.
"Ini." Aneska lantas menyodorkan bayinya. "Buat Bu Dokter aja," cetusnya tanpa pikir panjang dengan wajah datar.
Semua orang di dalam sana langsung tercengang.
"Psstt!! Aneska!" Saking bahagianya, Dzaka sampai lupa kalau istirnya ini setengah gila. "Jangan kumat, dah!" desisnya sengit.
"Apa?" Anes membalas dengan menunjukkan wajah dongkol.
Bu dokter tadi pun hanya bisa mangap-mangap tanpa suara. Tangannya bergetar menggendong bayi--Adzra--yang sudah sudah diam itu.
"A-anu ... Bu Anes--"
"Diam Bu Dokter. Saya mau kasih dia ke Bu Dokter aja."
Pengen gue pukul, tapi istri. Dzaka menjerit di dalam hati.
"Aneska. Ini bayi, lho. Anak kamu. Bayi yang udah capek-capek kamu kandung dan lahirin. Masa mau dikasih ke sembarang orang kaya give away aja!"
Wanita yang Dzaka tegur itu tetap dengan wajah bersikukuhnya.
"Itu dia!" Anes menunjuk sang suami. "Itu dia, Ka, masalahnya!"
"Hah?"
"Ini bayi ya, udah gue kandung sembilan bulan lebih! Gue kesiksa, mual, muntah, jadi mau makan terus! Gue susah gerak, susah napas, susah tidur! Gue juga sampai takut be'ol gegara takut itu bayi ikut keluar dan nyemplung ke kloset--"
Anes menarik napas. "Tapi mereka berduaaaa!!! Kenapa mukanya malah mirip lo!"
Jantung Dzaka rasanya merosot ke lutut. Hanya karena alasan konyol itu, Anes ingin memberikan bayi mereka pada orang lain?
"Iya jelas lah mereka mirip gue! Kan, gue bapaknya, Aneskaaa! Kalo ini anak mirip tetangga bisa repot kita!"
"Nggak, nggak, nggak!" Anes mengibaskan tangan. "Masukin lagi mereka ke dalam perut gue! Kita buat ulang biar mereka mirip mamanya!"
"Apaan? Ini bayi, Anes! Bayi! Bukan adonan kue kaya donat! Gak bisa dibentuk sesuka jidat lo!"
"Gak mau tau!" Anes memalingkan muka ke Adzra. "Makanya kamu kalo dalam perut Mama itu fokus! Jangan liat muka bapak kamu aja!"
Dada Dzaka naik turun. Napasnya tersengal-sengal dan kepalanya serasa dapat meledak.
"Lo habis lahiran masih punya tenaga kaya badak begini, mending kita pulang aja sekarang."
"Bayinya gimana?"
"Ikutlah! Enak aja mau kasih orang segala!"
"Tapi muka mereka ngeselin! Gak mirip gue!"
"Mereka masih bayi. Itu belum semuanya kebentuk, Anes. Udah, jangan kumat lagi. Lo bikin sakit kepala."
"Beneran? Lo gak nipu-nipu kan, ini?"
"Kalo gak mirip, kita oplas aja mereka. Gimana? Beres, kan?"
"Oh, iya ya! Bener juga! Hebat deh, suamiku ini! Hehe."
"Iya lah. Cuman gue yang bisa tahan ngadepin manusia setengah sinting kaya lo."
"Makasih, Ka."
"Anes, itu bukan pujian."
Bu dokter dan perawat magang tadi hanya tersenyum ketir melihat perdebatan pasangan gila tersebut.
"Bu Dokter." Si perawat magang berbisik kecil.
"Kenapa?"
"Apa Ibu udah sering diginiin pasutri?"
Bu Dokter pun menggeleng. "Baru pertama kali ketemu ibu-ibu lahiran, mau ngasih anaknya perkara muka gak mirip dia, tapi malah mirip bapak dari anaknya."
"O-oh."
Seperti biasa, Anes dan Dzaka selalu memiliki kisah yang mengejutkan manusia normal.
TBC
Aaaaaa terharu banget sama komenan kalian😭😭 Terima kasih udah mau dukung🥺💜♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Family
HumorKeluarga Kylie tidak ada yang beres. Semua sakit jiwa. Dari ibu yang punya kelakuan di luar nalar manusia, ayah yang terlalu bucin luar binasa, dan dua kakak kembar si Adzra dan Adzriel yang tidak kalah sintingnya. Tolong siapkan mental kalian karen...