|• E N A M •|

19 5 4
                                    

HALO BESTI! APA KABAR?

Yang masih nungguin Ghufta sama Maya angkat tangan!! 🙋🏻‍♀️

Makasih yang udah setia nungguin cerita ini up!

Happy reading guys!

•••

Di sebuah padang rumput, tepat di bawah sebuah pohon terlihat dua orang yang saling diam. Sudah cukup lama. Gadis berambut panjang tersebut tampak asik menatap orang-orang yang berlalu lalang di depannya. Sesekali tertawa melihat seorang anak kecil terjungkal saat bermain kejar-kejaran bersama temannya. Lain halnya dengan lelaki di sebelahnya yang tampak melamun menatap gadis itu.

"Ta, liat deh lucu banget!" seru Mayasha menunjuk sekumpulan anak kecil yang tak jauh dari tempatnya. Ghufta hanya tersenyum kecil ikut menatap apa yang di tunjuk oleh Mayasha.

Sebuah pesawat kertas tiba-tiba saja mendarat tak jauh dari kaki Ghufta. Lelaki itu melihatnya sekilas.

"Kak, permisi. Aku mau ambil pesawat punya adik aku," ujar seorang anak berumur sekitar 10 tahun. Ghufta segera mengambilnya dan menyerahkan pesawat kertas itu padanya.

"Kakak cocok banget deh sama pacarnya!" Dia berseru lantang kemudian berlari menyusul teman yang lainnya. Wajah Mayasha seperti kepiting rebus sedangkan Ghufta terdiam tak berkutik.

"Ayo pergi." Lelaki itu berujar sambil mengambil tasnya kemudian berjalan menuju motornya.

"Mau kemana?" tanya Mayasha segera menyusul serta menyetarakan langkahnya dengan Ghufta.

Ghufta mengedikkan bahunya. "Kemana aja."

•••

Setelah menyusuri jalan metropolitan cukup lama, Ghufta memarkirkan motornya di depan sebuah gerbang yang cukup besar.

"Ini rumah siapa Ta?" Mata Mayasha terpaku menatap sebuah bangunan dengan arsitektur yang elegan namun terkesan modern. Ghufta tak menjawab dan malah meninggalkan Mayasha di atas motor miliknya.

Tak lama Ghufta kembali dan membawa Mayasha masuk ke dalamnya, melihat rumahnya lebih dalam lagi.

"Ta, ini rumah lu?" Mayasha masih tercengang. Ghufta tak berniat membalasnya. Perempuan itu terlalu banyak bertanya.

"Turun." Mayasha menurut setelah Ghufta memintanya untuk turun dari motornya.

"Lu mau culik gue ya?" Wajahnya kini tampak tegang menatap lelaki itu. Kakinya pun tampak mundur beberapa langkah menjauhi Ghufta. Apa yang sedang gadis itu fikir? Apakah wajahnya terlihat seperti seorang kriminal?

Ghufta menggeleng. "Ayo masuk."

Laki-laki itu melangkah lebih dulu memasuki sebuah bangunan yang cukup besar. Bukannya masuk, Mayasha justru diam di tempat menatap sekelilingnya seolah tak percaya kalau pemandangan seperti itu benar-benar ada di depan matanya.

Ghufta berbalik dan menarik Mayasha masuk. Di dalam tampak sepi. Tak ada siapapun. Rumahnya terlihat begitu aesthetic namun tampak seperti mati tak berpenghuni. Langkahnya kini semakin memasuki bangunan tersebut. Ruang utamanya memang cukup jauh dari pintu utama. Namun, bukan itu tujuan Ghufta datang membawa Mayasha.

Langit SakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang