[09] Surprise

31 14 0
                                    


"Dia kejam sekali Eunji kenapa kau tidak meminta pisah aja." Ucap Jihoon saat mendengarkan cerita Eunji. "Jihoon aku harap kamu nggak ngasih tau siapa-siapa soal cerita ini." Pintanya Jihoon menatap sahabatnya itu prihatin, bagaimana bisa Eunji bertahan sementara sikap Taehyung persis sama seperti iblis.

"aku tidak akan kasih tau siapapun tapi aku kasihan sama hidup kamu Eunji."

"kamu benar-benar tidak ada bahagia-bahagianya sama sekali, dari mulai kehidupan dirumah, Ayahmu selalu memukuli mu dan sekarang kamu mendapatkan suami yang lebih kejam dari Ayah mu." Ujar Jihoon.
Eunji menghela nafasnya dan mengusap air matanya yang tanpa disadari sudah turun.

"Eoh, iya omong-omong kamu sekarang kerja dimana?" Tanya Eunji mengalihkan pembicaraan.

"Eoh, Aku menjadi karyawan CEO Kim Doyoung dia yang mempunyai perusahaan Culture Teknologi dia juga sahabat bisnis suamimu." Ujar Jihoon. "kenapa kau tak membuat tempat pelatihan taekwondo seperti yang kau impikan?" Tanyanya Jihoon menghela nafas jengah jika sudah mengarah ke sini.

"Sebenarnya aku mau bahkan aku sudah menyiapkan nama untuk tempatnya?"

"Mwo?"

"Nama tempatnya treasure bagus bukan nanti semua orang bakalan dateng ketempat pelatihan ku karena tempatnya paling bersinar seperti diamond." Eunji terkekeh dengan ambisi Jihoon yang ingin sekali membuat tempat pelatihan taekwondo itu.

"Iya bersinar karena cuma satu satunya nama tempat pelatihan gulat yang bernama treasure didaerah Busan nanti." Ucapnya tertawa lepas.

"hei tolong kau mengejek ku?" Tanyanya memutar bola mata malas.

"Tidak bukan begitu aku menyukainya kok." Gadis itu tertawa kecil meskipun Jihoon sedikit kesal tapi saat melihat Eunji tertawa lepas rasa kesalnnya hilang begitu saja.

"Menyebalkan." Decaknya.

Mereka cukup lama mengobrol bahkan membahas dimana mereka masih SMA dulu dan sampai mereka sudah memiliki kehidupan baru lagi.

"Jihoon, aku harus pulang mungkin jika ada waktu luang aku akan mengajak mu makan." Eunji membereskan tasnya Jihoon hanya memperhatikan Eunji yang begitu terburu buru.

"Eunji, aku punya sesuatu untuk mu." Eunji menoleh lalu menaikan alisnya, jihoon mengeluarkan sesuatu dari tas miliknya, ia mengeluarkan kuas yang sepertinya baru.

"Happy Birthday."

Eunji tersentak bagaimana ia bisa lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunnya dan untungnya temannya adalah jihoon yang selalu mengingatkannya dan hanyalah Jihoon sahabatnya.

bahkan setiap tahun ditanggal 29 Desember dia akan selalu memberikan hadiah atau mengajaknya pergi untuk makan diluar.

"Jihoon." Lirihnya tercekat sekaligus tak percaya.

Eunji bangkit dari duduknya diikuti Jihoon dan langsung disambut pelukan dari Eunji lalu ia menangis disana.

"Sungguh aku benar-benar hampir lupa dengan hari lahir ku sendiri." Isaknya membuat jas milik jihoon basah. "Gwenchana, setidaknya kamu masih bisa merasakan hidup dan menghirup udara dunia yang begitu kejam bagimu Eunji-ah." Jihoon melepas pelukannya lalu mengusap air mata Eunji.

"Terimakasih jihoon, satu-satunya orang yang mengerti aku dan mengingat ulang tahunku hanyalah kamu."

"bahkan setiap tahunpun kamu selalu menyempatkan untuk merayakannya, meskipun ibumu selalu memukuli eondongi mu karena kau selalu mencuri uangnya." Ujar Eunji sedikit tertawa.

"Yakh ku mohon berhentilah." Rajuknya memberi tatapan julid.

"jangan menangis Eunji sekarang kamu tuangkan emosimu dalam lukisan ini pergunakan kuas ini dengan baik, anggap saja ini adalah salah satu terapi agar mentalmu tidak terganggu." Ucap Jihoon dan diangguki oleh Eunji.

The Secret Mission[✔] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang