Part 11

12K 934 158
                                    

"Sssthh..." ringis Aileen pelan saat Jax menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke kasur.

Jax memang membawanya ke apartement milik cowok itu, sepanjang perjalanan Aileen bahkan bisa melihat emosi yang masih meliputi Jax.

"Berhenti natap gue seperti itu!" Bentak Jax membuat Aileen menundukan pandangannya.

"Kamu dan Luke kenapa Jax?" Tanya Aileen.

"JANGAN MENYEBUT NAMANYA!" Sentak Jax membuat Aileen berjenggit.

Aileen menggigit bibirnya saat satu tamparan melayang ke pipinya sampai telinganya terasa berdengung.

Aileen menatap takut pada Jax yang memegang tongkat baseball yang berbahan kayu itu ditangannya.

"Jax..." cicit Aileen.

BUG

Satu pukulan melayang dan mengenai lengan Aileen yang berusaha menahan jeritannya sendiri.

BUG

Jax kembali memukul Aileen menggunakan tongkat baseball itu.

Berulang kali keseluruh tubuh Aileen yang sudah menangis dan memohon ampun pada Jax.

"S-stop jax hiks...sakit hiks..." Aileen memohon pada kekasihnya itu yang sudah seperti kerasukan setan, memukulnya tanpa belas kasihan.

"J-jax hiks..hiks..." tangis Aileen semakin keras karena mesakan sakit ditubuhnya.

Aileen sangat yakin jika tubuhnya pasti akan dipenuhi memar setelah ini.

"Gue sudah mengatakannya berulang kali, jangan pernah berdekatan dengan cowok lain" ujar Jax dingin.

"M-maaf Jax hiks..." ujar Aileen.

Jax melempar tongkat yang dia pegang itu kesembarang arah kemudian dia naik ke atas kasur, setengah menindih tubuh Aileen.

"Gue benci harus terus melakukan ini sama lo, jadi jangan pernah ngelanggar perkataan gue" ujar Jax masih dengan nada dinginnya.

"Ngerti?" Tanyanya sambil mengusap wajah Aileen yang dipenuhi oleh air mata.

"Iya" jawab Aileen lirih.

Aileen menutup matanya saat Jax menyambar bibirnya dan menciumnya dengan kasar hingga bibirnya itu berdarah.

Air mata masih saja terus mengalir dari matanya, ini bukan yang pertama bagi Jax melakukan kekerasan seperti ini padanya.

Jax memang memiliki kontrol emosi yang rendah dan sangat mudah tersulut, lalu ketika cowok itu marah maka Aileen lah yang akan selalu menjadi samsak untuknya.

"Berhenti menangis" ujar Jax yang terdengar seperti perintah.

"Hiks..hiks.." bukannya berhenti tangis Aileen malah semakin menjadi walau dia berusaha menutup mulutnya sendiri untuk meredam isakannya itu.

Jax hanya memberikannya tatapan datar dan tidak ada setitik rasa kasihanpun dalam tatapannya.

"Terserah lo aja kalau mau terus menangis" ujar Jax sambil melepas paksa pakaian Aileen.

Aileen sangat ingin menolak, dia sedang dalam keadaan yang sangat buruk jika disuruh untuk melayani kebutuhan biologis kekasihnya itu sekarang, tapi dia tidak bisa karena pasti Jax akan memukulnya lebih parah dari ini lagi.

"J-jax hiks....hiks..." Aileen terus terisak dan dia menutup matanya dengan lengannya sendiri saat Jax memuaskan dirinya sendiri menggunakan tubuhnya.

"Mendesahlah!" Ujar Jax sambil mencengkram dagu Aileen lalu mencium bibir Aileen yang membengkak dan terluka itu.

My Boyfriend [Nomin ft Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang