01.

7 2 0
                                    

HAPPY READING ♡!.....

Sekelebatan bayangan tangan yang di robek menggunakan pisau, orang yang terjatuh dari gedung, gigi bertaring tajam, hutan yang lebat dan gelap, kastil, ruangan yang kurang cahaya dengan tirai yang terbuka menampakan langit malam yang indah, daging, minuman dengan gelas berbalut emas. Terdengar juga sekilas suara suara orang tertawa, angin yang tertiup kencang, orang yang meminta tolong, tembakan pistol, dan orang-orang yang berteriak histeris.

Bayangan dan suara suara itu mengganggu pikiran seseorang bermarga Lee yang kini sedang duduk di pojok kamar sambil memeluk kedua lututnya. Duduk terdian ketakutan sambil terus memikirkan apa yang mucul di pikirannya.

"Apa yang terjadi?"

"Apa arti semua ini?"

"Gak... enggak!"

Tanya remaja itu sambil memegangi kepalanya. Bingung, ketakutan, rasa tidak nyaman, ingin menangis itu yang di rasakannya sekarang. Malam ini mungkin akan menjadi malam terseram yang di alami remaja itu.

Remaja bermarga Lee itu terus memukul mukul kepalanya berusaha menghapus apa yang ada di pikirannya sekarang sambil bercucuran air mata. Baginya itu sangat menyeramkan. Seperti nyata tapi itu tidak pernah terjadi dalam hidupnya.

"Bunda... Ayah... tolong" berbicara tanpa suara sambil terus terisak di pojok kamar. Tangisan tanpa suara lebih sakit dari pada menangis dengan jeritan yang kencang.

"Akan kah aku harus mati malam ini?"

Tanya si remaja yang sudah pasrah dengan keadaan nya sekarang di tambah pikirannya yang sudah kacau.

_____o0o_____

"Apakah aku boleh menanyakan sesuatu?"

Di dalam ruangan yang hanya ada sedikit remang remang cahaya lilin menerangi dua orang yang sedang mengobrol.

"Tentang yang kemarin aku bicarakan?"

"Iya"

Wanita yang sedang membuka buku setebal kamus itu langsung menatap tajam membuat orang yang ada di depannya itu langsung tertunduk.

"Pergilah kau membuatku pusing" titah si wanita yang sedang membaca buku itu.

Pemuda yang ada di hadapannya itu langsung keluar dari ruangan. Berjalan sambil menekuk wajahnya penuh amarah, mengepalkan kedua tangannya melalui lorong yang akan kurang cahaya lalu memasuki suatu ruangan.

Bruggh!

Pemuda itu mendorong pintu secara kasar yang membuat orang yang berada di dalam ruangan terkejut hingga menoleh ke arahya.

"Apa kau barusan dari ruangan itu?" Tanya salah seorang yang berada di ruangan.

'Arrgggghhh'

Laki laki itu mengerang sambil mengacak rambut kepalanya menggunakan kedua tangan.

"Mungkin ia sedang banyak pekerjaan" suara seseorang yang berasal dari belakang laki-laki itu sambil membawa nampan gelas yang berisi minuman. Pemuda itu berjalan menghampiri laki-laki bermarga Lee lalu memberikan segelas minuman yang ia bawa, tapi tidak haya kepada laki-laki itu, ia juga memberikan minumannya kepada orang orang yang berada di ruangan tersebut.

"Ini bisa membuat ku gila!" Ujar laki-laki bermarga Lee marah sambil membanting gelas yang di pegangnya membuat minuman itu tumpah di mana mana.

Seharusnya pemuda itu jangan memberikan segelas minuman kepada laki-laki itu terlebih dahulu, ia saat ini sedang marah bisa bisa jika laki-laki bermarga Lee di berikan nampan yang berisikan gelas minuman mungkin itu yang akan di lempar olehnya.

Red MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang