Beloved Boss (On Going)

2.

Sejak ucapnya konyol kemarin, disinilah Reina berada. Dirumah pria yang akan menjadi sugar dady nya.

Siapa lagi kalo bukan Azefi dagamaxa. Pria berumur 25 tahun yang sukses sebagai pengusaha. Ia tinggal sendiri dibandung sementara keluarganya berada di Jakarta.

Soal Azelia Reina, ia hanya gadis biasa yang terlahir dari keluarga yang sederhana. Reina merantau hanya bermodalkan nekat. Dan juga sudah mendapat izin dari kedua orangtuanya.

"Hei!" sontak Reina mengerjap saat suara pria dewasa itu masuk lagi ke indra pendengaran nya.

"Kenapa bengong?" Lanjut zefi bertanya.

Mereka berdua sedang melakukan makan malam bersama. Zefi yang menyadari kalo wanita di depannya hanya mengaduk ngaduk makanan nya tak segan menegurnya.

"Eh-- em gapapa pak" jawab Reina gugup sambil memasukan makanannya kemulut.

"Diluar pekerjaan gausa panggil bapak, saya ga setua itu." Pinta zefi membuat cewek itu hanya menganggukan kepalan mengerti.

Sebenernya cewek itu daritadi melamun karena ia memikirkan kegiatan apa yang dia akan lakukan setelah ini. Kalo jadi pembantu sudah jelas kerjaan nya beres-beres rumah. Jadi asisten pribadi juga kerjaannya jelas membantu pekerjaan boss nya dikantor, sama satu lagi kalo jadi baby sitter kerjanya jelas mengurus bayi.

Lah jadi sugar baby ngapain?

Setau Reina jadi sugar baby itu hanya memberi perhatian kepada clien nya via online, bukan tinggal bersama seperti sekarang.

Nah kan bingung:)

🌺🌺🌺🌺

Sudah 2 hari tinggal bersama, Reina tak kunjung melakukan kerjaan apapun. Bahkan beberes saja ia tidak diperbolehkan. Kegiatan Reina 2 hari belakangan ini hanya makan, tidur dan menggabut.

Sedangkan zefi? Yaa pria itu lebih memilih menyibukan dirinya dikantor. Pergi kerja pagi-pagi buta dan pulang kerja pun sangat larut.

Segitu nya banget ya cari duit?

Reina menoleh saat mendengar langkah kaki diluar, kemudian ia keluar kamar dan mengecek nya.

"Tunggu." Panggilnya saat melihat zefi yang hendak masuk kamar. Langkah pria itu pun tertahan dan membalikan tubuhnya menghadap depan ada Reina yang sedang berlari kecil menujunya.

"Kenapa?" Tanyanya begitu reina berada di depannya.

"Ini hari Minggu kamu libur kan? Kek nya kita perlu ngobrol deh."

Zefi yang mendengar nya menaikan alisnya sebelah, "yaudah masuk." Suruh nya.

"Harus banget dikamar kamu?" Tanya Reina heran.

"Yaudah dikamar kamu kalo gitu," jawab zefi enteng.

"Eh ga gitu maksudnya, duh." Ucap Reina gemes. Untung cakep.

"Maksudnya kenapa ga diruang tamu aja kan cuma ngobrol." Lanjutnya dengan detail.

"Males turun tangga." Katanya kemudian masuk ke dalam kamarnya. Reina mau tak mau mengikuti pria itu dibelakang sambil sesekali mencibir.

Nyebelin juga lama-lama.

Begitu sampai didalam kamar Reina tampak taktub melihat ruangan cowok itu yang sangat aesthetic sekali. Sangat berbeda sembilan puluh derajat dengan kamarnya di rumah dulu yang di isi dengan poster-poster idol nya segede gaban.

"Mau duduk apa diri?" Tanya zefi.

Reina yang sedang melihat tanggal di kalender milik pria itu menoleh menatap zefi. "Apanya?"

Pria itu mendengus kemudian mendudukkan bokong nya disofa. Tak lama Reina juga mengikutinya.

"Mau ngomong soal apa?" Tanya zefi melirik Reina sekilas.

"Aku kerjanya ngapain sih?" Jawab Reina to the point.

"Menurut kamu?"

"Menurut aku pekerjaan sebagai sugar baby hanya via online aja. Jadi, aku setiap waktu ngingetin kegiatan hari-hari kamu."

Zefi sudah menduga wanita di depan kini tidak paham apa apa mengenai ucapannya yang meminta dirinya menjadi sugar baby segala.

Artinya aja tidak tau apalagi konsekuensi nya?

Stupid.

Zefi berdehem kemudian menatap intens Reina membuat cewek itu salah tingkah menggaruk-garukan kepala belakangnya yang tak gatal

"Saya mau kamu melakukan nya offline." Kata zefi kemudian ia menarik tekuk leher Reina dan menempelkan bibirnya dibibir wanita itu.

Reina terkelonjat bukan maen dadanya berguncang sangat kencang, nafasnya tercekat seketika. Perlakuan zefi yang cepat dan tiba-tiba membuat Reina tak bisa bereaksi apa-apa.

Selain membalas ciuman pria itu.

Lanjut ga nih?

next 18+ tolong degem sadar diri.