4.

3.4K 34 0
                                    

Maap yaa baru updet soalnya kemarin lagi gaenak badan tapi tenang aku kasih double publish skrng hihi🙌

Happy reading!

"Sayang aku lagi dibandung mengurus proyek papah."

"Aku boleh minta alamat kamu?"

Reina menghela nafas membaca pesan dari pacarnya. Tujuan Reina pergi kesini salah satunya memang ingin menghindar dari pria itu tapi liat sekarang sepertinya semesta tidak mendukung usahanya.

Sejak kecil Reina memang sudah dijodohkan oleh Deri anak dari sahabat mamah nya. Entah kenapa dari dulu Reina hanya menganggap Deri sebagai teman biasa, tidak lebih. Padahal cowok itu baik, perhatian dan penyayang. Reina bahkan pernah mencoba untuk menyukai Deri namun tetap hati gabisa dipaksa. Dirinya lebih nyaman jika berteman dengan pria itu.

Alasan kenapa sekarang cewek itu mau berpacaran dengan Deri karena Reina tak enak hati menolak Deri disaat pria itu menembak dirinya di hadapan keluarga mereka berdua saat makan malam bersama. Coba bayangin.

Reina yang tidak mau mempermalukan keluarga nya hanya mampu mengiyakan ajakan Deri. Jadi bukan karena cinta ia menjalani hubungan ini tapi karena terpaksa.

Tok tok

Lamunan Reina buyar saat pintu kamarnya diketok. Ia menoleh menatap pintunya lama kemudian bangun dari kasurnya membuka pintunya ragu.

Sejak kejadian dua hari yang lalu Reina maupun Zefi sama-sama belum bertatap muka kembali. Terlebih Reina yang memang menghindari pria itu. Dirinya berani keluar kamar saat Zefi sedang berada dikantor saja.

Ceklek

Pintu terbuka terlihat tubuh tegap nan tinggi itu menyolong masuk ke dalam kamar Reina.

Reina mencoba untuk biasa aja, Dan tentunya harus terbiasa.

"Besok saya ada kerjaan diluar kota, Kamu ikut." Ujar pria itu sambil mendudukkan bokongan di tepi kasur Reina.

Reina duduk di sofa menjauh dikit dari Zefi, "kenapa aku ikut?" Tanyanya.

"Kerja lah." Jawab Zefi melirik ciki ciatatos milik Reina lalu mengambilnya kemudian memasukkan nya ke mulut.

Cewek itu tampak berpikir kemudian mengangguk-anggukan kepalanya. "Oke oke aku ikut."

"Yaudah packing jangan banyak-banyak bawa baju. Kita disana cuma dua hari," kata pria itu lalu pergi begitu saja dari kamar Reina sambil membawa ciki.

Itu semua tak lepas dari penglihatan Reina.

"Yee minimal bilang kek bawa cemilan orang." Cibir Reina. Untung cakep.

🌚🌚🌚

Reina mengamati setiap lukisan yang sudah berdebu itu dirinya merasa aneh mengapa wanita yang berada di dalam lukisan tersebut mirip sekali dengan dirinya. Siapa wanita itu?

Kemudian ia membuka sebuah bingkai foto besar yang tengah di tutupi dengan kain putih dan betapa terkejutnya Reina melihat Zefi yang tengah berfoto sambil mengendong anak kecil dan merangkul wanita yang mirip seperti dirinya dilukisan tadi.

Semakin aneh Reina tak mengerti semua ini, apa hubungan dirinya dengan wanita dilukisan itu. Dan siapa anak kecil itu? Apa Zefi sudah berkeluarga?

"Gamasuk di akal. Gue harus tanya sama Zefi apa maksud semuanya ini?" Ucapnya, lalu keluar dari gudang dengan perasaan gelisah.

Cewek itu berniat untuk mengetuk pintu kamar Zefi namun ia urungkan, rasanya sangat tidak pantas apalagi dia sudah lancang masuk gudang tanpa bilang dulu ke Zefi, bagaimana pun ia tidak boleh sembarang masuk dirumah orang.

Klek

Pintu terbuka membuat Zefi mengerut keningnya melihat Reina hanya mematung bengong di depan kamar nya.

Pria itu berdehem membuat lamunan Reina buyar, "Mampus gue," gumam Reina pelan.

"Ngapain diri doang disini?" Tanya Zefi. Reina mencoba terlihat untuk tenang seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa.

Dia harus mencari tau sendiri soal yg di gudang tadi.

"Itu itu tadi.. mau apa ya lupa," jawab Reina cengengesan sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Gajelas."

"Oiya kamu mau kemana ini kan weekend?" Tanya Reina memperhatikan pria itu yang sudah rapih dengan pakaian casual nya.

"Jalan-jalan. Mau ikut?"

"Mau mauu," ucap Reina senang. Kebetulan banget ia sudah sangat suntuk dirumah.

"Ganti baju sana saya tunggu dibawah."

"Yeayy tunggu ya." Zefi mengamati tingkah cewek itu yang terlihat menggemaskan.

"Padahal jalan-jalan doang tapi seneng nya ngalahin ke pesta kemarin."










Beloved Boss (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang