-[🌿] O N E

104 19 6
                                    

Pungut Project

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pungut Project

隣の人
[Tonari no Hito]

K. Chika × H. Satowa

 Satowa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hembusan nafas terdengar dari sosok bermanik cokelat dengan surai berwarna senada yang membingkai. Ia mengangkat kepalanya, menatap pada rumah susun yang akan jadi tempat tinggalnya mulai sekarang. Gadis itu melangkahkan kaki, menuju ruangan yang sudah ditentukan untuknya. Biarkan Ia bersyukur karena masih diberikan tempat untuk berteduh oleh sang Ibu. Meskipun sejujurnya, perempuan bermarga Hozuki itu ditempatkan di ruangan paling ujung dengan sinar matahari yang tidak terlalu banyak.

'Suasana dan keadaan disini begitu berbeda,' batinnya sambil tetap melangkah.

Tidak heran Satowa berpikiran begitu. Sebuah fakta bahwa dirinya terbiasa dengan rumah berukuran luas dan fakta bahwa dia berasal dari keluarga berada tak bisa dihilangkan. Menghasilkan perasaan asing yang kini bersemayam dalam sanubari.

Namun sekarang ini, Satowa harus mulai terbiasa.
Ia sendiri yang tak bisa menjadi sempurna, Ia pula yang membuat sang ibu kecewa dan tak bisa membuatnya bahagia. Seorang Hozuki Satowa ... tak bisa membahagiakan satu-satunya keluarga yang tersisa.

Ah sudahlah, daripada mengingat perasaan tak mengenakkan, lebih baik dirinya cepat-cepat membereskan tempat tinggalnya sekarang walaupun rasa lelah mengangkat keperluan sudah menyerang. Ia bersyukur sekali lagi karena ibunya masih berbaik hati memberikan fasilitas rumahan seperti lemari, kompor gas, dan kebutuhan lainnya.

Satowa melirik ke arah samping kirinya dengan koper baju yang ada di tangan. Lalu memperkirakan bahwa rumah yang sedang dirinya lewati merupakan rumah yang penghuninya berjenis kelamin perempuan. Pasalnya, terdapat dua pot berisi tanaman stroberi di atas pagar pembatas di depan rumah tersebut.

Barang dirinya sudah sampai didepan pintu rumah, Satowa masuk. Maniknya berkeliling, mengamati setiap centi yang ada disana. Sederhana. Satu kata untuk menggambarkan rumah ini adalah sederhana.

"Aku harap aku pandai memasak," gumam sang Gadis sambil kembali berjalan masuk, berniat membereskan pakaiannya.

*

Suara gesekan dari engsel pintu terdengar samar. Sosok baru di rumah susun tersebut keluar dari ruangannya setelah berurusan dengan setumpuk pakaian dan buku pelajaran, dengan niat berbelanja untuk makan malam. Sejujurnya, Satowa sendiri tak yakin bisa makan hari ini.

'Sepertinya aku harus mulai bekerja paruh waktu mulai sekarang. Ah, mungkin aku juga harus meminta izin pada sekolah yang akan kumasuki. Aku juga harus pandai membagi waktu. Baiklah, Satowa, kehidupan sibukmu dimulai dari sekarang. Salahmu sendiri selalu gagal, bukan?'

Suara dobrakan pintu terdengar, membuyarkan lamunan gadis Hozuki. Bersamaan dengan teriakan panik yang mengiringi.

"Gawat! Aku lupa menyiram tanamanku!"

Satowa terperanjat. Lorong yang sempit membatasi pergerakannya. Sampai akhirnya, sebelah tangannya menyenggol kedua pot tanaman yang ada di belakang gadis itu.

Prak!

Pot itu terjatuh, bertepatan dengan pertemuan antara dua pasang manik cokelat. Satowa membeku, begitu pula dengan pemuda yang barusan mengagetkannya.

Namun sepertinya, pemuda yang tadi tiba-tiba berteriak lebih fokus pada dua buah pot yang baru saja jatuh dan menimbulkan suara yang cukup nyaring.

Ekspresi terpukul seketika terpasang di wajah sang pemuda, "Ta-tanaman stroberiku ...."

"E-eh?" Menyadari sesuatu, pandangan Satowa beralih ke arah suara nyaring tadi. Matanya membulat ketika mengetahui bahwa dirinya lah yang menjadi penyebab jatuhnya dua buah pot tanaman stroberi tersebut.

Lalu, hei! Sejak kapan lelaki bersurai terang itu ada di bawah dan meratapi tanamannya!?

Dengan cepat, Satowa turun menuju laki-laki itu. Jelas sekali tatapan menyedihkan dari kelereng cokelat kepunyaan si Pria yang menatap pot bercampur tanah yang sudah tidak jelas lagi bentukannya seperti apa.

"P-potnya ... kenapa harus ada drama jatuh segala, sih?! Padahal aku sudah merawatnya dengan hati-hati! Sialan, siapa yang melakukan hal sekejam ini?!"

Mendengar gerutuan itu, Satowa jadi semakin merasa bersalah, Ia akhirnya membungkukkan tubuh, "To-tolong maafkan aku. Aku kaget dan tidak sengaja menyenggolnya. Aku ... benar-benar meminta maaf."

Lelaki tinggi tersebut terus-menerus menggerutu. Yang mana Satowa sendiri tidak ingat dengan setiap kalimat gerutuan yang dilontarkan. Namun, satu hal yang pasti sang Gadis Hozuki semakin merasa bersalah karena sepertinya, tanaman stroberi itu sangat berharga bagi si Pria.

Satowa mendekat, "A-anu ... a-aku ...-"

Yang diajak bicara menoleh ke arah sang gadis, menunjukkan tatapan bertanya, "Hah? Kau siapa?"

Perempuan berusia 15 tahun tersebut terdiam. Tunggu! Jangan bilang kalau lelaki ini tak menganggap ada perkataan tulusnya yang dikatakan barusan.

Baik, mari berfikir positif. Mungkin pria ini terlalu panik karena nyawa tanaman stroberinya sedang terancam.





Tbc~

✧ ۪۪  隣の人 || ChiTowa ˎˊ -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang