36

6.9K 736 17
                                    

Jeno duduk merenung dikursi kantornya, suasana hatinya cukup buruk beberapa hari belakangan ini.

Terhitung sudah tiga hari ia hampir tidak pulang ke rumah.

Hal ini karena ulah Jiyoo, kakaknya, wanita itu melakukan sebuah kesalahan fatal yang membuat beberapa sistem pekerjaan di kantor cabang Hongkong menjadi berantakan.

Dan ia menyerah untuk berkontribusi menjalankan kantor cabang.

Jiyoo bilang hal itu tidak akan pernah cocok untuknya.

Bukannya menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu, wanita cantik itu malah melarikan diri ke Singapura untuk menghindari amukan sang ayah dan adiknya.

Dan sekarang, semua tanggung jawab diserahkan pada Jeno.

Meski ia sudah menyuruh Jisung untuk pergi langsung kesana.

Tapi tetap saja, masih banyak hal yang harus diselesaikan.

Jiyoo tanpa dosanya tersenyum dan memberikan dua keranjang cokelat berbentuk telur favorit Jeno untuk sogokkan.

Meminta adiknya itu untuk menyelesaikan masalah yang ia buat.

Hal itu membuat Jeno membuat kesimpulan, bahwa kakaknya ini memerlukan operasi perbaikan saraf otak.

Untuk mengembalikan akal sehatnya.

Kembali ke masa kini, Jeno mendengus kesal.

Melakukan pemeriksaan satu persatu dari ratusan grafik yang sudah dirampungkan oleh para karyawannya.

Sekarang sudah pukul dua belas malam, dan lelaki itu sama sekali belum beristirahat.

Sepertinya ia tidak akan bisa pulang lagi hari ini.

Berusaha kembali fokus dengan layar komputer yang sudah cukup menyakiti pandangannya itu.

Hingga menyadari pintu ruangannya dibuka.

Sangat dibuat terkejut dengan siapa yang datang.

"Seola?"

"Jeno-ssi!"

Seola dengan penampilan kacaunya mendatangi kantor Jeno, hanya dengan piyama dan mantel cokelatnya.

"Kenapa kau bisa ada disini?!"

Seola berlari kecil menghampiri Jeno, kemudian memeluk erat suaminya itu.

"Jeno-ssi... hiks,"

Jeno dengan kerutan di dahinya yang cukup dalam berusaha mencerna apa yang sedang terjadi.

Seola yang datang dan menangis tanpa diketahui apa alasannya.

"Ada sesuatu yang terjadi?"

Seola mengangguk pelan, masih memeluk Jeno.

"A-aku mimpi buruk, ada hantu di rumah,"

"Hantu?"

"I-iya, hantunya ada di dapur, aku takut, kau tidak ada, makanya aku kesini," ucap Seola sangat pelan, sebenarnya ia takut kalau Jeno tidak akan suka kalau ia datang disaat seperti ini.

Mengganggu kesibukan lelaki itu.

Tapi entahlah, seakan tidak ingin jauh dari suaminya itu, ada saja hal yang terus terjadi.

Mimpi buruk yang sangat mengerikan dan membuatnya tidak bisa tidur.

Sampai membuatnya nekat pergi ke kantor Jeno yang untungnya tidak terlalu jauh dari apartemen mereka.

Seola melepaskan pelukannya, kini ia benar-benar takut kalau Jeno akan marah padanya.

Tapi yang dilakukan suaminya itu sekarang jauh dari ekspektasinya.

My Unpredictable Mr. Lee! | LEE JENO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang