POV SEAN
"Sean, aku suka sama kamu" kalimat ini yang nantinya membuat aku jantungan.
WA
Kevin : dimana? Aku di depan.Aku nggak percaya sama apa yang aku baca.
Tapi, apa aku punya pilihan lain? Jawabannya nggak.Aku meraih kacamata yang masih tergeletak di meja, tarik nafas panjang lalu hembuskan.
Berusaha memadamkan percikan emosi didalam diri.
Ini saatnya menghadapi Kevin.Belum juga pintu kamar ku buka lebar, itu orang udah nylonong masuk.
"Lama banget! Aku sibuk!" Kevin mendorong pintu, yang baru berhasil aku buka sepertiga."Kok bisa masuk?" tanyaku yang hampir kepentok pintu.
"Di bukain pintu sama bik Inah"
Jelasnya sembari melempar tas keatas kasur, lalu dengan santai rebahan.Apa aku pernah mengundang dia ke kamarku? Seingatku tidak pernah.
Lalu kenapa dia bertingkah seolah sudah sering kesini.
Benar-benar tanpa sopan santun.
Yang punya kamar aja belum mempersilahkan duduk, ini malah udah tiduran."Cepetan sini, mana bukunya" desak Kevin.
"..."
Tenang Sean...tenang...
Kataku pada diri sendiri.
Aku tarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan berat. Seperti menarik semua kata kasar yang mau aku lontarkan dan menguburnya di dasar bumi.
Aku melangkah ke pintu, nggak cuma pergi mengunci pintu. Akan tetapi juga mengunci mulutku rapat-rapat."Ini bukunya" kataku datar sambil duduk dan menjatuhkan buku di kasur.
"..."
Tapi tidak ada reaksi." Vin, bangun. Ini cepet, katanya sibuk." lanjutku.
Kevin bangun dengan malas, duduk bersila disebelahku.
"Ok ini.." kevin membuka halaman bab yang tadi pagi untuk ulangan."Mana dari rumus ini yang ga paham?" dia menunjuk deretan rumus yang tertulis disalah satu halaman.
"Kalau aku paham, ngapain kamu disini?" balasku sinis.
"Dasar" Kevin nonyor kepalaku.
"Sialan!"
"Sini perhatiin" lanjut Kevin.
Kevin.
Ya dia disini.
Di kamarku
Kenapa dia disini ? Membantuku belajar.
Dengan sukarela? Tentu tidak.
Ada rahasianya yang tidak sengaja aku ketahui.Aku mengenalnya dari kami masih dibangku SD. Dia tinggal didepan rumahku. Orang tuanya, teman baik orang tuaku. Saking temen baiknya mereka punya kebiasaan yang sama yaitu jarang di rumah.
Mereka sibuk mengurus bisnis.Kalau dilihat dari penampilan, pasti semua orang berpikir aku kutu buku dan punya otak cerdas.
Dont judge book by its cover. Kenyataannya aku cukup bodoh tentang pelajaran sekolah. Dan di kelas yang sekarang jauh semakin buruk.Sedangkan Kevin yang tampilannya nggak keliatan seperti anak rajin dan pintar, dia pernah juara olimpiade matematika.
Seingatku dulu kami cukup dekat. Karena di komplek perumahan ini jumlah anak-anak sangat sedikit, dulu aku hampir setiap hari main dengannya.
Akan tetapi entah karena masalah apa? aku tidak ingat, kami menjadi jauh dengan begitu saja.Kenapa dia mau bantuin aku belajar? Karena aku punya video waktu dia lagi bully Vico, anak cupu macam aku.
Kalau video itu sampai ditangan papa mama nya, habislah dia. Semua fasilitas pasti ditarik. Mobil Mazda CX 8 kesayangannya itu juga bakal tinggal kenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUSTED
General FictionSaat kamu tertangkap basah menyukai seseorang. Sean, mungkin ga bisa mengendalikan nilai akademinya tapi dia bisa mengendalikan Kevin. Bagaimana cara Sean bisa melakukan itu? Kevin adalah definisi cowok sempurna jika dia nggak suka ganggu siswa la...