Seperti Teman

194 17 1
                                    

POV Sean

"Sialan!!"
Suara teriakan Kevin, membangunkanku.

"Apa-an sih! Teriak pagi-pagi." protesku.

"Kenapa aku disini? Bajuku mana?" Suara Kevin panik, tangannya menarik selimut sebanyak yang dia bisa buat menutupi seluruh tubuhnya.

Aku bangun dengan malas, duduk bersila. Meraih kacamata dan memakainya lebih dulu.

Seperti biasa tarik nafas dalam lalu hembuskan.

" Kenapa kamu disini ?" aku mengulang pertanyaan Kevin.

Dia hanya memandangku.

"Kamu nylonong masuk kamar ku"

"Lalu kenapa kamu ga pake baju? Ya karena  kamu sendiri yang lepas bajumu"

Ok aku bohong. Tapi nggak semua bohong kan, dia memang nyelonong masuk kamar.

Dia masih sibuk meremas-remas selimut yang menutupi tubuhnya.

"Dan ini!" Aku tunjukin leher ku yang punya bekas merah-merah karena semalam dia nggak berhenti menggigit dan menyedot leherku.

"Kamu tu kalau mau mabok, makan dulu. Kamu pikir aku kepala ayam.. Bisa kamu makan"
Lanjutku.

"Nggak mungkin! Aku nggak percaya!" Teriak Kevin.

"Ssst!! Jangan teriak. Ntar bik Ijah kesini nggak malu?"

"Nggak ada buktinya!"

"Dibilang jangan teriak."
Aku meraih hp di meja sebelah tempat tidur.

"Udah aku duga, kamu bakal minta bukti. Ni!"
Aku tunjukin video semalam.

Play
"Kevin.. Lepasin, udah sana tidur" terlihat aku ndorong badan Kevin.

Tapi dia malah nangis.

"Huaarghh.. Nggak mau.. Huargghh"

"Heh jangan nangis..ya udah sini-sini"
Dia kembali menempelkan wajahnya di leher ku.

"Vin, udah.. Sakit" aku sedikit tarik posisi leher ku.

"Huarrrggghhh.."
Dia nangis lagi, mana kenceng banget.

"Iya.. Iya.. Ini makan leher ku. Udah diem. Aku ngantuk."
Aku tepuk-tepuk punggungnya, seperti sedang menenangkan bayi besar.
Stop

"Udah percaya?" tanyaku.

Refleks yang udah aku duga. Kevin merebut hp yang ada ditanganku.

"Heh apa an sih Vin?!"

"Hapus!!"

Tapi waktu dia mau buka hpku, nggak bisa.

"Hahaha!! Aku password. " aku ketawa puas.

Kenapa mengganggunya rasanya menyenangkan.

"Sean! Hapus!" Bentak Kevin.

"Nggak! Gimana kalau temen-temen kamu pada tau tingkah laku kamu ini?"

"Sialan!! Apa mau mu?" Kevin narik kerah kaosku dengan geram.

"Kamu cukup nurut sama aku, sampai aku rela sendiri buat hapus ini video"

"Sialan!! Kamu bener-bener sialan!!"

"Emang" jawab ku ringan.

"Aku ga mau jadi babu mu!"

"Ya udah, siap-siap nanti disekolah"

Dia terdiam seperti sedang berfikir.

"Ok! Ok!" Kevin mengacak-acak rambutnya, terlihat sangat frustasi.

BUSTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang