Gadis dengan surai coklat bergelombang sedang sibuk memutar gelas berisikan orange jus. Menelusuk setiap serat jeruk yang mengambang.Pikirannya bercabang ntah kemana arahnya. Melamun. !! Begitulah istilahnya.
Seketika seseorang memecahkan lamunannya. "Apakah jus itu akan berubah warna menjadi merah, jika terus kau lihat ??!!" Ucap seseorang yang Clarissa tahu siapa dia.
Ia memutarkan bola matanya malas. "Bisakah kau pergi dari sini ?? Mulut mu sangat berisik sekali. !!!"
"Apa kau akan mengusirku dan yang lainnya ??"
Ia menautkan kedua alisnya bingung dengan kalimat terakhirnya. "Yang lainnya ??" Berarti bukan hanya dia saja di ruangan ini. !!
Gadis itu langsung bangun dari tidurnya. Benar saja ternyata sudah ada tiga anak muda dan satu pria tua.
"Ada apa ini ?? Kenapa kalian datang secara bersamaan ??" Tanya Clarissa bingung.
Mereka semua duduk menghimpit Clarissa yang berada di tengah. "Yaakkk.!!! Di samping kiri dan kanan masih ada tempat duduk yang lain kenapa harus mendesak ku seperti ini hah ?!!!" Protes gadis itu kesal.
"Masih ada dua orang lagi tidak mungkin kami berhimpitan di kursi kotak kecil seperti itu." Gerutu Jino.
"Hyung, apa kau tidak bisa mengalah pada perempuan ??" Protes si pucat dengan wajah datar.
"Baiklah. !!" Ia menurut tanpa protes pada ucapan si pucat itu.
"Agust hyung, kenapa tidak kau saja yang menjadi patnernya ?? Aku akan jauh lebih senang jika dia memiliki patner seperti mu bukan aku. !!" Ujar Gavin sedikit takut.
Jino menatap tajam ke arah Gavin seperti ingin memangsa dan memarahinya bertubi - tubi.
Clarissa langsung menjentikkan jarinya di depan wajah Jino. "Apa kau tidak takut matamu jatuh ?? Tenanglah, Gavin hanya bercanda. !!" Tutur nya sambil tersenyum.
"Apa masakkan Agust seenak itu sampai membuat kau membela Gavin ??!!" Protesnya kesal.
Clarissa tidak bisa habis pikir dengan pria tua di hadapannya ini. Sikap nya masih seperti anak kecil jika di depan yang lain, tapi setiap kali bersama dengannya di malam hari dan melakukan deep talk rasanya ia seperti memiliki kakak laki - laki yang bisa melindunginya di sini.
Dia akan berbanding terbalik 180° derajat jika mereka bersama.
"Kenapa kita di kumpulkan di sini ??" Tanya Gavin bingung.
"Mungkin kita akan di beri tiket pesawat untuk pulang. Euuumm.. rasanya tulang ku mau patah. !!" Tebak si pucat asal sambil meregangkan otot-ototnya.
"Tiket ke Seoul untuk target selanjutnya maybe..." Tebak Clarissa langsung.
Tak lama bos Zayn pun datang di ikuti dengan bodyguard lainnya. Mereka duduk di samping kiri dan kanan, karena badannya yang terlalu besar sampai Jino sedikit terhuyung.
Pada akhirnya ia memilih duduk di leher sofa di samping Clarissa.
Zayn langsung memberikan tiket pesawat pada maisng - masing anak buahnya.
Tebakan si pucat memang tidak pernah meleset.. !!!
Hebat. !!!
"Kalian bisa pulang sore nanti. Maaf karena saya memberitahukan ini sangat mendadak, tapi Tuan kita menginginkan target itu segera. !!"
Clarissa langsung menyandarkan tubuhnya ke leher sofa. Ia sangat lelah sekali hari ini. Di tambah harus mengemasi barang - barangnya untuk pulang.
Mengemasi barang adalah hal yang paling melelahkan baginya.
"Berapa lama kita di sana ?? Apakah kita tidak bisa kembali ke sini ??" Tanya Agen 1
Zayn sedikit terkejut melihat keberadaan Nicholas. "Lho Nichol sejak kapan kau di sini ??"
"Jino yang mengajakku ke sini, katanya ada hal yang ingin anda bicarakan pada kami." Nicholas kini kebingungan.
Beliau terkekeh mendengar itu. "Kau tidak perlu ikut ke Seoul. Ini hanya mereka saja yang di tugaskan ke sana. Kau tetap stay di sini dengan yang lain. !!"
Nicholas langsung menatap tajam ke arah Jino. Sontak yang di tatapnya langsung ciut mengumpat di balik tubuh mungil Clarissa.
"Anda juga tidak memberikan informasi yang jelas Tuan.." celetuk Agust.
"Maaf. Saya salah.. kalau begitu kau boleh kembali bekerja.."
Akhirnya Nicholas meninggalkan ruangan itu.
Malu. !!!
Clarissa sedikit kesal. Tidak.!!! Sangat kesal dengan Jino yang random ini. "Kenapa kau hobi sekali mengajak orang lain, orang tua ??"
Jino hanya menunduk.. !!!
Zayn melerai kedua nya agar tidak terjadi hal ribut lainnya. "Sudah.. sudah.. setelah di sana, Jeyka akan menunggu kalian di bandara Incheon. Dia juga akan menunjukkan Restauran tempat kalian bekerja nantinya, karena di sana adalah tempat yang sangat strategis dan juga sangat populer jadi kalian bisa dengan mudah menemukan nya." Jelas beliau.
"Bagaimana dengan Gavin dan Jino ?? Mereka tidak mungkin di pekerjakan di sana kan ??!!" Sela Clarissa.
"Tidak.!! Hanya kalian berdua saja yang bekerja di sana. Sedangkan Gavin dan Jino di khususkan di rumah yang sudah di siapkan semuanya. Agust sebagai koki di sana sedangkan Clarissa sebagai waiters.."
Clarissa langsung tidak terima karena si pucat itu di tugaskan di tempat yang sangat sulit untuk melihat target. "Apa anda yakin dengan keputusanmu itu bos ?? Bagaimana bisa dia melihat target sedangkan pekerjaannya sibuk di belakang menyiapkan makanan untuk pengunjung. Dia harus jadi waiters juga. !!" Protesnya.
"Dia benar.. sebaik nya saya bekerja tidak jauh dari Clarissa. Agar kami mudah untuk mengikutinya.." sambung Agust santai.
"Oh iyah kalian benar juga. Saya juga tidak kepikiran ke sana. Baiklah usulan kalian saya terima. Kalau begitu saya akan memberikan informasi ini pada Tuan. Kalian segera menyiapkan semuanya."
"Kita tidak lama kan di sana ??!!" Tanya Clarissa serius.
"I don't know.. maybe..!!" Balas Zayn sambil mengangkat bahunya.
Semua menatapnya tajam. Padahal berangkat saja belum tapi dia sudah menanyakan hal itu.
"Kenapa kalian menatap ku seperti itu ?? Apa ada yang salah ??!!" Tanya gadis itu polos.
Gavin berusaha menahan Jino ia terus mengelus dada bidang milik temannya itu.
"Clariee ayok kita pergi dari sini, sebelum Jino memakan mu.." ajak Agust sambil memegang lembut pergelangan tangan Clarissa.
Sesaat setelah keluar dari ruangan itu Agust menatap tajam mata Clarissa ia melipatkan ke dua lengannya ke depan. "Ada apa ?? Apa kau tidak senang pulang ke rumah ??"
"Ngghh..!! Ntahlah, aku kembali ke sana hanya ingin bertemu seseorang. Karena sudah lama tidak mendengar suara nya..!!!" Ia tidak berani menatap mata si pucat itu karena tidak ingin terlihat lemah.
Lalu Agust memegang kedua pipi ranum milik Clarissa. "Jika lawan bicaramu sedang bicara tatap matanya." Tutur nya lembut.
Bluuusshhh...
Kini wajah Clarissa sangat aneh sekali, pipi yang di tarik ke depan bersamaan dengan bibirnya di tambah hidungnya yang terhimpit pipi membuatnya sulit bernafas.
"Kaww.. membwat qu zulits bernafazz.." ucapnya tidak jelas.
"Ouh sorry.." ia langung melepaskan kedua tangannya.
Tak lama ponsel nya bergetar..
Drrrtttt..
Sebuah pesan masuk yang membuat dirinya langsung tersenyum bahagia..
.
Jangan lupa vote dan comment yaa agar Author lebih semangat lagi karena dapat dukungan dari kalian 🤗
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (I need your hug)
Ficção AdolescenteHug Me, ketika dunia sedang tidak bersahabat denganmu peluk lah dirimu sendiri karena yang tahu perasaan mu hanya dirimu sendiri.. Tapi terkadang, sekuat apapun kita manusia butuh seseorang yang bisa menjadi sandaran atau sekedar bertanya "ada ceri...