#1

1.7K 216 87
                                    

catatan: kita berada di negara yang entertaimentnya semaju korea, industri musiknya sekeren luar negeri, pokoknya semua serba maju yah.

ini FIKSI. SEKALI LAGI, INI FIKSI!!!!!!! awas ajh ada yg nyangkut pautin sama kejadian nyata.

mau di vote boleh, mau dikomen boleh asal nggak ngehujat.

***

Kilatan blitz kamera menyambut saat mereka baru aja keluar dari terminal kedatangan luar negeri di bandara Soekarno-Hatta, Jeno menurunkan topi, berusaha untuk nutupin muka ngantuknya dari sambaran kamera pemburu berita. Di depannya, Hanan dan Eric lagi becanda, dia juga nggak paham kenapa mereka berdua masih bisa haha hihi ditengah kekacauan kayak sekarang.

"Jangan didorong anjir."

Dia noleh ke belakang saat umpatan Jay terdengar, wartawan dan juga penggemar mereka emang seakin memaksa untuk masuk, membuat petugas keamanan dan bodyguard yang disewa perusahaan untuk mereka sedikit kewalahan.

"Jake!"

Teriakan Mario—manager mereka—ngebuat Hanan menoleh, tau-tau Jake udah ketinggalan di belakang, dikerumuni banyak sekali wartawan.

"Lo masuk ke mobil bareng Eric, gue ke Jake dulu."

Jay mau ikut tapi Jeno nahan lengannya, cukup Jake aja yang kesusahan menghadapi serbuan manusia. Nggak perlu dua orang.

"Mas Mario aja, lo masuk mobil. Kita tunggu di dalam."

Udah ada van yang nunggu di depan, Hanan dan Eric duduk di bagian belakang, mengintip keluar, nunggu Jake dan Mas Mario kembali. Jeno akhirnya ngehela napas panjang setelah berhasil duduk di bangku tengah bareng Jay yang masih khawatir.

"Nggak nyangka banget bakal sekacau itu," katanya, masih berusaha menutup jendela karena ada beberapa penggemar yang memaksa untuk menerobos barisan bodyguard.

"Resiko kerjaan," Hanan nanggepin santai, bucket hatnya udah dibuka, soalnya Jakarta siang ini teriknya minta ampun, mereka bahkan udah nurunin AC sampai titik terendah.

Nggak lama kemudian, Jake muncul diseret oleh Mas Mario, masuk ke mobil dengan ngos-ngosan, Eric ngulurin botol air yang diterima dengan ucapan terima kasih.

"Lengan gue kena cakar."

"Dicubit juga."

Hanan cuma ketawa, soalnya Jake yang misuh tuh emang lucu aja.

"Nggak apa-apa, nanti diobatin di apart." Mas Mario noleh ke belakang, mastiin anak-anak asuhnya udah lengkap sebelum meminta supir untuk segera ninggalin bandara yang kian tidak kondusif, katanya sih hari ini emang banyak banget artis yang pulang abis dari luar. Jadi, ya gitulah.

"Kangen Jakarta deh." Mata Eric menatap lalu lintas yang berantakan di luar sana, langit Jakarta begitu terik, ngingetin dia pada kampung halaman nun jauh di Surabaya sana.

"Mas, abis ini ada jadwal lagi?"

Pertanyaan Jay nggak langsung dijawab, Mario ngebuka ipadnya terlebih dulu, ngeliatin daftar kegiatan yang akan dilakukan anak-anak asuhnya setelah menuntaskan tour Amerika mereka yang berakhir di panggung Coachella.

"Jeno ada pemotretan solo. Eric ada iklan. Hanan bakal ngisi beberapa majalah. Jake ada jadwal bareng youtuber. Jay ada variety show. Sibuk bener anak-anak gue."

"Mayan mas, nambah cuan."

Kepala Eric digeplak pelan, "Ngomong sama mandiri platinum yang limitnya 5M sana."

Eric ketawa kecil, sejak serius main band hampir delapan tahun lalu, baru empat tahun belakangan dia ngerasain sensasi jadi artis mancanegara yang diundang ke berbagai acara luar yang bergengsi. Sebut saja Pinkpop, Coachella, Summerfest, Sziget Festival, Tomorrowland dan beberapa tour dunia yang udah mereka jajal.

rêveuseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang