Dekapan Samudera

280 21 1
                                    


.
.
.
.
.
Yunho as Yunanda Ghifarian Darmaresh
Mingi as Radion Ilya Yaroslav
Hongjoong as Regulus Sandhikala
Seonghwa as Resta Giovano
Yeosang as Arvin Abyaksa Bhakti
Jongho as Yudhanta Radhitya
Wooyoung as Rafardhan Pasha
San as Arion Sankara
.
.
.
.
.
Dermaga sore itu, dengan biasan senja yang mulai terlihat. Pemuda itu disana, berdiri di tepi dermaga seorang diri, menatap lurus kearah samudera lepas yang tampak tenang. Sudah dua tahun pemuda itu terus melakukan hal yang sama, menatap samudera luas berharap bahwa sebuah kapal yang diharapkannya datang akan segera bersandar.

Dua tahun sejak dermaga itu ditinggalkan, menjadi sebuah dermaga kosong yang bahkan tidak akan pernah digunakan kapal untuk bersandar. Tapi pemuda itu masih disana, berdiri tegak dengan tangan kiri menggenggam bunga krisan putih.

"Setelah dua tahun akhirnya aku kembali kemari, ini tahun kedua aku berdiri disini seorang diri, tanpa kalian." hanya gumaman lirih, tapi pemuda itu harap akan didengar oleh mereka yang telah pergi.
.
.
.
.
.
Aktivitas dermaga siang ini terlihat cukup padat, meskipun hanya dermaga di sebuah pulau kecil, namun beberapa kapal akan bersandar disana hanya untuk sekedar membeli bahan makanan atau mengisi bahan bakar. Pulau itu memiliki alam yang masih sangat terjaga, hingga tidak sedikit wisatawan yang rela menempuh perjalanan jauh untuk kesana.

"Rian jangan melamun!" seorang pemuda yang baru saja keluar dari sebuah pondok tampak menggeleng saat melihat rekannya itu sedang melamun menatap lautan.

"Aku tidak melamun." pemuda bernama Rian itu menyangkal apa yang baru saja dikatakan rekannya.

"Lalu apa jika bukan melamun? Menatap samudera?" Rian berdecih saat rekannya tetap saja menggoda.

"Diamlah Rafa, lebih baik kau lanjutkan makanmu dengan tenang, karena jika Resta tau kau makan sambil berbicara, dia pasti akan memukul kepalamu." pemuda yang kerap dipanggil Rafa oleh rekan-rekannya itu hanya tersenyum.

"Resta, Kala, Rion dan Aksa belum kembali dari patroli mereka, bagaimana bisa Resta memarahiku." jawaban Rafa berhasil membuat Rian kesal.

"Lupakan, lebih baik aku masuk dan mandi, aku ingin tidur sejenak sebelum patroli nanti malam." segera setelah mengatakan itu Rian masuk kedalam pondok yang mereka tinggali, dan meninggalkan Rafa kebingungan harus melakukan apa.

"Malam ini patroli, semoga tidak terjadi badai." Rian mengucap harap sembari menggantung kemeja biru muda miliknya, seragam khusus volunteer patroli laut.

Volunteer patroli laut, hanya sebuah perkumpulan pemuda yang memang mengajukan diri sebagai bala bantuan untuk mengawasi aktivitas di perairan sekita pulau tempat mereka tingal saat ini. Tidak banyak, hanya sekitar delapan pemuda yang merupakan volunteer, salah satunya adalah Rian, sedangkan dua belas lainnya adalah para pelaut milik negara.

Rian, Rafa, Resta, Aksa, Yudha, Rion, Radion dan Kala adalah delapan pemuda yang rela meninggalkan rumah, keluarga dan kehidupan mereka untuk kecintaan mereka terhadap laut.

"Rian, sudah selesai belum mandinya?" Rian yang lagi-lagi termenung akhirnya terlonjak kaget saat mendengar suara salah satu rekannya.

"Aku bahkan belum mandi." Rian menatap datar pada pemuda yang tingginya tidak jauh berbeda dengannya, Radion.

"Tadi kau mengatakan akan pergi mandi Rian, bukan termenung seperti ini, ada apa?" Rian menggeleng, menghalau segala pikiran buruk yang bersarang diotaknya.

"Tidak ada apa-apa Dion, semua baik-baik saja." Radion hanya mampu tersenyum tipis saat mendengar jawaban Rian.

"Kau tahu, kau bisa mencariku jika ingin bercerita." Rian memberikan anggukan untuk Radion.

Ateez storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang