Gemerlapnya malam sudah jadi duniaku.
Karena pekerjaanku.
Menjadi host club di Shinjuku.
Host nomor 1 di Shinjuku.
Pulang pagi sudah biasa bagiku.
Club tutup saat matahari akan terbit.
Sebelum menutup club harus bersih-bersih tempat.
Dini hari ini pun aku melewatinya dengan banyak pelanggan kaum hawa yang kesepian.
Baik tua maupun muda.
Ah, masuk klub harus sudah berumur dan memiliki kartu tanda penduduk ya.
Adik-adik yang masih sekolah jangan masuk ke sini ;3
Kami tidak mau kalian tercemar sebelum waktunya :3
Berbagai pelanggan dihadapi.
Banyak karakter.
Sekalipun aku trauma akan perempuan.
Asal ada jas hostku aku aman.
Iya, begitu harusnya.
"Hii!"
Kalau bersih-bersih aku tidak pakai jasku.
Sialnya aku bertemu penampakan di belakang club.
Pintu samping di gang gelap, ada seseorang yang tampak lusuh dan kotor.
Tangannya menengadah.
"Cho...dai..."
Sepertinya dia minta apa yang aku bawa.
Yang kubawa 2 kantong besar sampah.
Makanan ya?
"Ini bukan makanan, tunggu sebentar"
Aku meletakkan sampah di tempatnya.
Bergegas memakai jasku dan mantel kuberikan padanya.
Aku menggendongnya ke apartemenku.
Harusnya aku bawa ke Jakurai-sensei dulu tapi ini masih gelap.
Doppo pasti sudah pulang aku tidak mungkin membangunkannya.
Sampai di sana, aku langsung mandikan.
Dia ternyata..."o-onna!? "
A-aku tidak bisa! Tidak bisa!
Aku harus tetap melakukannya!
Aku yang membawanya jadi aku yang tanggung jawab!
"Fuh, tenang Hifumi!"
Aku mandikan dia cepat-cepat lalu membalutnya dengan handuk.
"Ba-bajumu di sini, bisa pakai sendiri?"
Bajuku sih, cuma dilihatin.
"Kalau sudah ke dapur ya"
Aku masak buat Doppo juga.
Aku belum mengganti seragam kerjaku, hanya aku tambahi memakai celemek.
Masak yang simple saja dan sekalian bekal Doppo.
Dia baru keluar kamar mandi setelah makanan jadi.
Aku rasa tadi dia kesulitan memakai baju.
Dia duduk di kursi tambahan.
Dia cuma menatap apa yang ada di meja.
"Dame", aku mencegahnya makan dengan tangan. "Atsui dakara, hashi tsukatte"
Dia cuma memainkan sumpitnya.
Aku ambilkan sendok untuknya.
"Begini, aam~"
Astaga aku mengajarinya cara makan.
"Dou?"
Dia langsung lahap memakan makanannya.
Senang rasanya.
"Namae aru?"