"Yoroshiku ne~"
Aku membawanya ke divisi lain.
Yokohama.
Ya, Yokohama.
Divisi paling bar-bar.
Isinya orang-orang mencurigakan, apalagi si kacamata.
Menyebalkan rasanya juga harus berurusan dengannya.
"Hm, kono ojou-sama desu ka?"
"Ha'i! Demo kao chikai ne~", aku mendorong wajah menyebalkan si kacamata.
"Hah, chotto ii ka? Tada ore to omae"
"Wakatta ssu~"
Duh, males banget.
Sok ramah bintang 1.
Aku berbalik dan agak membungkuk.
Sulit rasanya kalau sudah ditatap dengan manik polos itu.
Kawaii kedo...
Yang imut begini bukannya malah busuk ya dalamnya, kayak bocil Shibuya itu.
"Aku harus bicara dulu dengannya, kamu sama mereka berdua dulu tidak apa?"
Dia mendongak melihat orang yang kumaksud.
"Kalau mereka jahat padamu terutama yang muka nggak santai itu pakai saja kekuatanmu, tapi sembunyi-sembunyi", bisikku
Dia melihatku lagi.
"Wakatta?"
Dia mengangguk.
"Yosha! Ja nani o hanasu?"
Aku sedikit menjauh mengikuti si kacamata.
Sedikit menyebalkan memamg.
"Bayarannya?"
Belum apa-apa minta bayaran. "Hah, kalau berhasil bru aku bayar"
"Kenapa kau sepenasaran ini?"
Aku melirik ke arah di mana dia menatap.
[Y/n] sedang main dengan kedua rekannya.
Sepertinya dia suka dengan si tentara itu.
Muka datar mereka mirip pft!
Aku tidak khawatir dengan si tentara, aku khawatir dengan si tukang marah itu.
"Aku rasa orang tuanya sedang mencarinya", mungkin? "Kasihan juga kan mereka terus mencarinya"
"Ya, aku harap itu benar"
"Hah?"
Dia membenarkan kacamatanya. "Kau bilang kau menemukannya dengan pakaian rumah skit yang lusuh bukan?"
"Iya, Jakurai-sensei bilang di bukan dari rumah sakitnya"
Dia tampak berpikir, tumben. "Kalau dia kabur dari rumah sakit, dia pasti ke rumahnya bukn di gang sempit begitu dan lagi pasti pihak rumah sakit akan hubungi penanggung jawabnya. Pengejaran dan pencarian pasti dilakukan, beresiko sekali"
Aku hanya mengangkat bahuku.
Aku tidka tahu apapun.
Yang dikatakannya memang da benarnya.
Aneh saja kalau tidak ada yang lihat atau lapor saat melihatnya.
Atau beritanya.
Ini damai saja.
Mungkin aku saja yang tak tahu apa yang terjadi di belahan kota lain.
"Dari perilakunya, aku rasa dia sudah diambil siapapun itu sejak bayi", lanjutnya. "Kalau ditahan karena ibunya yang mekinta itu beda lagi. Siapa namanya tadi?"
"[Y/n]"
"Hanya itu? Marganya?"
Aku menggidikkan bahuku lagi.
"Kenapa tidak lapor polisi?"
"Dia yang minta, nanti katanya begini"
Aku mempraktekkan dengan tangan membentuk pistol seperti yang [y/n] tunjukan padaku dan Doppo.
Dia langsung melotot, untung kacamatanya tidak pecah.
"Itulah kenapa kami tidak lapor polisi, dia bilang kami akan mati kalau lapor"
"Urusan kalian lebih berat sepertinya"
"Bisa bantu cari info tentangnya kan?"
"Hah, akan aku usahakan"
Aku hanya ingin dia kembali ke orang tuanya itu saja.
Pasti dia rindu pada mereka.
Dia juga kurang terbuka padaku dan Doppo.
"Hifumi"
"Hm?", dia menghampiriku.
"Ohagi"
"Aam~"
"Dari siapa?"
"Gunjin-san"
Plak!
Eh? Kok aku ditampat?
Ini si kacamata ngajak ribut.
"Maaf ya, aku tidak bermaksud menamparmu Izanami-san, aku hanya menepis tangan nona ini tapi kena pipimu"
Sengaja! Pasti sengaja kan!?
"Ojou-san, sore tabenai yo"
"Doushite?"
Duh, pipiku panas!
"Etto...ano sa--"
"Oishi"
"Ee, demo ehm..."
Apaan sih si kacamata? Sok gugup.
"Kau boleh makan"
"Arigatou"
[Y/n] balik lagi ke arah si tentara.
Mereka jadi akrab ya.
"Itai desu yo"
"Maaf sengaja"
"Kenapa sih aku tidak boleh makan?"
"Berkatilah keimutan dannkeluguan nona itu, sini aku kasih tahu"
Dia membisikkan sesuatu yang membuatku langsung mengajak pulang [y/n].
🌌🌌🌌
[OMAKE]
Hifumi: tadi main apa saja?
You: diajari kata
Hifumi: oh ya, beritahu dong
You: *berhenti di depan Hifumi, tunjukin jari tengah* anj**
Hifumi: *batin* divisi gak ada yang bener
You: katanya sapaan
Hifumi: jangan lagi, itu tidak baik
You: yakuza-san bilang baik
Hifumi: buat dia iya, tapi itu khusus dia saja
