1 (SATU)

0 0 0
                                    

Happy reading bestie...

“Pagi Pak Anton.” Sapa Anindi Setibanya di gerbang sekolah.Pak Anton merupakan satpam di SMA Nusa Bangsa,dimana itu merupakan sekolah Anindi.

“Tumben datang pagi neng?” Tanya Pak Anton.

“Bapak gak senang lihat saya datang pagi? tumben loh pak saya datang sepagi ini.” Ucap Anindi senyum bangga di bibirnya.“Bapak itu harus bersyukur saya datang pagi hari ini,kalau saya telat lagi kita akan tawar menawar uang sogokan."

“Saya lebih suka neng Anin datang telat,dengan begitu saya dapat uang sogokan.” Ucap Pak Anton dengan senyum mengembang.

“Mengambil kesempatan dalam kesempitan namanya itu mah pak.” Anindi menatap wajah Pak Anton malas.

” Bapak mau uang kan? Nih buat bapak,jangan lupa beli skincare ya pak! biar glowing.”

Anindi memasukkan uang ke kantong Pak Anton,tangan Pak Anton mengeluarkan uang itu dan dibuka lebar .”Cuma lima rebu neng?” pak Anton menatap lembaran uang itu. ” ini mah mana cukup beli skincare!”

Anindi menatapak Pak Anton sedih dan kemudian ia tertawa keras “BUAAHAHAHAHA,,,,,” Anindi berhenti sejenak dan dilanjutkan, ” bapak bisa tetap beli pak,asal….. tambahkan angka nol sesuka hati bapak.HAHAHAHAHA.”

Setelah tertawa puas,Anindi buru-buru meninggalkan Pak Anton yang masih dilanda kesedihan.Tapi belum juga mengegas sepeda motornya di belakang ada yang meneriakinya.

“WOYYY! BISA CEPETAN GAK?”Teriak nya,Anindi menoleh ke belakang.Seorang cowok yang berada di atas  motor mahalnya ngantri di belakang. Dia Arjuna.

“SABAR DONG! LO GAK LIHAT,GUE UDAH MAU JALAN!” Jawab Anindi tak kalah kerasnya.

”MAKANYA CEPETAN!” nyolot Arjuna.

Anindi turun dari sepeda motornya dan  menghampiri laki-laki itu.” Gue sampel tu mulut lo pakai sambal level sejuta!”

Dengan kesal Anindi kembali ke sepeda motornya,kemudian masuk ke dalam menuju parkiran.

Anindi memarkirkan sepeda motornya paling depan untuk memudahkan dia nantinya ketika waktu pulang.Tidak perlu menuggu siswa lain untuk mengambil sepeda motornya.

“Hei,lo kalau parkir yang tertib dong! yang belakang isi dulu noh! masih kosong.”

Dengan kesal Anindi menjawab.” Serah gue dong! gue sekolah itu bayar! ” Anindi melepaskan helemnya kasar.

”Lagian sepeda motor gue gak ngalangin jalan kan? Buka tu mata lebar-lebar!”
Anindi berkaca di spionnya.Memperbaiki rambutnya yang acak-acakan.

” Gue tau lo bayar di sekolah ini.Pindahkan cepat!” Anindi menghentikan aktivitasnya.
Anindi menatap Arjuna.” B O D O A M A T.” Anindi mengeja kalimat itu.

“Pindahin gak?!” Arjuna menarik rambut Anindi.

“Awwsss,lo gila ya?!” Anindi berusaha melepas tangan cowok itu dari rambutnya.

Bugggh

Anindi menendang kaki Arjuna setelah berhasil melepaskan rambutnya.
“Rasain,cowok kok kaya cewek narik-narik rambut segala!”

Anindi melangkah cepat meninggalkan Arjuna.

“Gila tuh cewek!” Umpat Arjuna itu sambil menatap punggung Anindi yang semakin jauh.

BRAAKK

Bunyi tas Anindi yang di banting di atas meja

“Wih wih,tumben datang pagi lo?” Tasya bertanya,teman sebangku dan sekaligus sahabat Anindi.

2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang