Happy reading....
Jangan lupa vote ya bestie,komen,and share
Sesampainya di rumah Anindi dikejutkan dengan seseorang yang berada di rumahnya, membuat dirinya diam mematung.
“Maaaa! Aku pul----.” Ucapan Anindi terpotong tatkala melihat pemandangan di depan matanya.
“Bagaimana dengan nasib Anindi,Pa? Dia masih butuh kasih sayang mu!”
“Mau bagaimana lagi Ma? Keluarga Addison butuh penerus!”
“Baiklah,papa sudah menikah dengan wanita itu kan? tanpa sepengetahuan mama.Udah berapa lama papa menikah dengan wanita itu?”
Kepulangan Anindi bukan di sambut dengan bahagia,malah di sambut dengan pertujukan yang membuat hati Anindi merasakan nyeri.
“Setahun yang lalu.” Helaan napas berat keluar dari laki-laki paruh baya.
“Setahun yang lalu,Max meninggal papa menikah?”
“Tidak papa-----.”
“Ma-ma,Pa-pa.”
Suara Anindi terbata-bata.Kedua orang paruh baya berbeda jenis seketika diam,terkejut engan kedatangan Anindi
“Sa-ayang,sudah pulang?” Mamanya Anindi--Rinda, langsung menghapiri Anindi.
“Ayok ganti baju dulu,habis itu kita makan siang bareng.” Rinda bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Anindi diam mematung,menatap sang papa dengan sirat kekecewaan di matanya. “ Kenapa papa melakukan ini kepada aku dan mama?”
“Apakah Papa sudah tidak sayang lagi sama kita?” Mata Anindi mulai mengembun.
“Kukira papa tidak pulang berbulan-bulan bahkan hampir setahun karena pekerjaan ,tapi nyatanya papa sedang berbahagia dengan keluarga baru papa.” Anindi mengatur napasnya agar tak merasakan sesak.
“Tidak memikirkan bagaimana aku menahan rindu disini kepada papa?”
“Selalu bertanya kapan papa pulang?"
“Memeluk foto papa,ketika aku sangat rindu?”
Air ata Anindi meluncur bebas dari kelopak matanya.Tak menyangka sang papa melakukan hal yang menyakitkan pada kedua wanitanya.Kurang apakah dia dan mamanya di mata sang papa?! Bahkan dia bisa memposisikan diri pada kesibukan papanya,tambah sakitnya lagi hati Anindi ketika tahu papanya sudah menduakan mamanya setahun lamanya.
“Maafkan papa sayang!”
Laki-laki paruh baya yang bergelar-- papa dari Anindi itu menatap sang putrinya dengan gurat penyesalan,menghampiri sang putrinya ingin memeluknya,tetapi Anindi langsung menghindar.
“Bahkan,papa sudah menikah lagi,tanpa memikirkan perasaan kita?"
“Papa mau pergi dari kehidupan kita kan? silakan,Pa!” Tidak ada reaksi dari lali-laki paruh baya itu. “ Atau---kita yang harus peri dari rumah ini,Pa?”
Anindi menghapus Air matanya kasar. “ Baiklah, karena papa hanya diam ,kita yang akan pergi sekarang!”
Anindi menarik tangan sang mama. “ Ayo Ma!”
“Tunggu! Kalian tetap disini biarkan aku saja yang pergi."
“Tidak perlu repot-repot Tuan Dirga Addison ! kami saja yang pergi.”
Anindi berlari menaiki tangga,dengan isakan tangis yang semakin menyayat hati Rinda dan Dirga.
Setelah beberapa menit,Anindi muncul menuruni tangga dengan koper besar di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
2A
RandomBagaimana perasaan kita jika mengetahui seorang tersayang kita berkhianat? Bagaimana perasaan kita jika bertemu dengan orang yang menjadi sumber kehancuran kita? Bagaimana perasaan kita jika harus berbagi kasih sayang dengan seseorang yang kita benc...