15. Final

520 104 5
                                    

Satu chapter lagi menuju ending~

Glimpse of Us by joji

_________

Khandra menghela nafas berat, kenapa rasanya sesakit ini? Kenapa rasanya begitu pedih?

"Sayang, bagaimana disana? Apa kau sudah bertemu dengan ayah dan ibumu? Apakah Alan lebih tampan dariku?" Khandra tersenyum walau air matanya tak berhenti mengalir, dengan pandangan terus melihat kalung ditangannya.

Khandra masih tersenyum, "kau bilang kau cemburu melihatku yang dikelilingi wanita-wanita cantik 'kan? Tapi sayang sekali, mereka lah yang iri padamu. Karena hatiku hanya milikmu." Khandra mengelus kalung yang ditangannya, menatapnya begitu dalam seolah kalung itu dapat berubah wujud menjadi Alin-nya.

"Aku mencintaimu Alin, bisakah kau kembali? Kumohon." Nyatanya Khandra tak bisa bertahan lebih lama, pria itu menangis semakin kencang. Kewarasannya sudah hilang sejak dua tahun lalu, hatinya sudah mati sejak dua tahun lalu, jiwanya sudah lenyap sejak dua tahun lalu. Semua ikut pergi bersamaan dengan Alin yang meninggalkannya.

Khandra menjambak rambutnya frustasi, "ALINN!!! BRENGSEKK!! SIALL!! SEMUA BRENGSEK!!"

Teriakan Khandra membuat Rosalina berlari kencang.

Tangisannya pecah menatap anak sulungnya yang berteriak histeris, anaknya kacau...

Ibu mana yang tak terluka melihat anaknya menjadi seperti ini, dua tahun Rosalina harus menangis memohon pada Tuhan agar mereka diampuni. Dirinya tidak kuat melihat Khandra yang selalu menyalahkan dirinya, yang selalu menangis tiap malamnya, dan yang membenci hidupnya.

"Sayang" Rosalina berlari memeluk putranya, "mama mohon berhenti nak." Ujarnya yang semakin menangis.

"MAMA KENAPA NGGAK JAGAIN ALIN!? ALIN-NYA KHANDRA!!" Teriak Khandra putus asa dirinya benar-benar hancur.

"MAMA BOHONG! MAMA BILANG BAKAL JAGA ALIN!!" Khandra meronta dalam tangisannya.

Tolong bangunkan Khandra, bangunkan Khandra dari mimpi buruk ini! mimpi yang sialnya bertahan 2 tahun! Tolong hapuskan semua perasaannya, hapus seluruh memori dan ingatan yang menyakitkan ini.

Siapa pun! Tolong Khandra, dia sekarat.

Vijendra menangis di depan pintu, ia tidak kuat ini sudah sangat menyakitkan. Semua harus diakhiri.

________

Hari ini hari terakhir Khandra menjumpai dokter psikiater pribadinya, dan juga menjadi hari terakhir ia ke tempat ini.

Dirinya butuh perobatan, mencegah lebih baik bukan?

"Alin?" Jantungnya terasa berhenti begitu menatap sesosok perempuan yang sedang tertawa dengan anak kecil dihadapannya.

Kemudian ia ikut tertawa menyadari kebodohannya, "hahaha sial." Ia melanjutkan langkahnya, yakin bahwa yang ia lihat itu tidak mungkin Alin. Ia harus sadar bahwa Alin sudah tidak ada. Dan ia tak boleh mencari sesosok Alin dalam orang lain atau menerima orang baru hanya karena mirip dengan Alin.

Sial dadanya kembali sesak.

"Hai Khandra, bagaimana kabarmu?" Tanya sang dokter ramah.

Khandra tersenyum simpul, "sedikit lebih baik." Balasnya apa ada.

"Saya harap akan jauh lebih baik, kau sudah hebat bisa melalui ini semua."

"Terimakasih dokter."

"Kali ini kita akan bercerita ringan saja. Ada yang ingin kau ceritakan?" Tanya sang dokter yang masih tersenyum.

Tala dan Alin ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang