Dear Clazora 03.

3.6K 345 36
                                    

Kelvin memegang tangan Clazora ia pun menciumnya dengan sesekali meminta maaf.

"Bangun Zora, sampe kapan lo tidur terus? Maafin gue selama ini. Gue udah bikin lo menderita selama ini...G-gue Abang gak becus jaga adeknya sendiri hiks."

Seketika jari-jari gadis itu bergerak membuat Kelvin tersadar. "Z-zora?"

"Eugh..."

Clazora membuka matanya dengan perlahan ia menatap lampu yang membuat matanya silau. "A-air..."

"Hah?"

Kelvin pun langsung memberikan air putih kepada adeknya. "L-lo bangun? Akhirnya..."

"Bentar, gue panggil dokter dulu." Clazora hanya diam.

Clazora mengedarkan pandangannya ia merasa dirinya berada di rumah sakit. Tiba-tiba saja dokter sudah masuk kedalam dan memeriksa keadaan nya.

"Nona, akhirnya kau siuman? Baiklah, saya akan meriksa keadaan Nona dulu."

Clazora membiarkan dokter ini melakukannya.

"Alhamdulillah keadaannya sudah membaik, tapi jangan banyak gerak dulu yah? Karna masih dalam penyembuhan."

Clazora menoleh. "Siapa?" Tanyanya ke arah Kelvin.

Deg.

Kelvin terkejut tetapi ia menetralkan kembali ekspresi nya. "Dok, dia amnesia? Kok gak kenal saya sih?" Ujar Kelvin.

Dokter itu mengangguk pelan. "Dia amnesia, tapi jangan khawatir dia tidak amnesia permanen karna Nona Zora mengalami sedikit cedera di kepalanya karna menahan pusing sangat berat." Katanya dengan menjelaskan singkat.

Kelvin pun mengangguk. "Bearti dia bakal kembali ingatkan?" Dokter itu mengangguk.

"Baiklah, saya keluar dulu dan untuk Nona Zora istirahatlah yang cukup untuk penyembuhan keadaan Nona." Clazora sedikit mengangguk.

Setelah dokter itu keluar dari ruangan rawat Clazora, Kelvin mendekati brankar Clazora dengan tanda tanya. "Lo gak kenal gue?"

Clazora tak bergeming sama sekali. "Gue A-abang lo. Kelvin William Alodie"

Seketika Clazora memegang kepalanya sejenak. Alodie?.

"Gue gak ingat siapa lo." Sahut Clazora dengan mata terpejam.

"Okay, gausah diingat lagi sebentar lagi Mamah sama Papah mau kesini." Lagi-lagi Clazora hanya mengangguk. 

"Zora, tolong ubah sikap gue terhadap pandangan mereka. Gue gak sejahat itu buat melakukan seperti itu."

"Zora, gue mohon gue udah gak sanggup untuk bertahan hidup lagi. Gue capek selalu dibandingin dan mamah sama papah gue hanya sayang sama dia Ra, gue kesepian di dunia ini jadi? Gue mohon lo menggantikan gue yah?"

Gadis itu ingat jika didalam mimpinya ia bertemu dengan Clazora asli yang ia menempatkan tubuh ini. Membuat Clazora merasa marah dan ia pun tak ingin ikut campur kedalam masalah baru ini.

Tapi dipikir-pikir Clazora harus menerima kenyataan ini, diapun harus berterimakasih karna berkat Clazora asli ia bisa hidup kembali dan mungkin bisa bertemu dengan ayahnya itu?.

Seketika keluarga Alodie sudah tiba di ruang rawat Clazora. Sedangkan Clazora hanya diam saat mereka menatapnya dengan bingung.

"Nak? K-kamu gak ingat mamah?" Clazora menggeleng kecil.

Semua orang menghela nafas beratnya. "Clazora amnesia sementara Mah, kalian gausah khawatir Clazora bakal ingat ke kalian semua." Ujar Kelvin.

"Najis, gue pura-pura amnesia aja deh biar mereka nyesel sementara." Batin Clazora.

Dear Clazora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang