Dear Clazora

Dear Clazora 04.

Saat ini Clazora berada di bawah pohon besar dengan posisi menyender dipohon besar itu.

"Gue kangen Pria bau tanah itu deh, gimana yah nasibnya saat gue meninggal?" gumamnya.

"Ah, palingan dipenjara seumur hidup kesian deh nasibnya."

Clazora menggeleng-geleng jika ia mengingatnya saat dirinya dipukuli oleh ayah kandungnya itu.

"ZORA LO DIMANA?"

"ZORAA!!"

"Ck, ganggu ketenangan gue mulu sih." decaknya.

Clazora memasang airpods tanpa menyahut teriakan temannya itu. Saat dirinya ingin memejamkan matanya tiba-tiba saja sepatu hitam melayang mengenai kepalanya.

"Shhh, sialan." ringisnya dengan mengusap kepalanya.

"Nah ini anaknya!" ucap Selena dengan santainya mengambil sepatunya dan memasangkan kembali.

"Zora lo yah! Bener-bener teman biadap. Kita susah-susah cari lo eh, malah enakan neduh dipohon ini." serang Citra kesal.

Salma mengambil nafas sejenak. "Gila, lari lo cepet banget gue sampe gak bisa nafas."

"Lebay lo pada." ketus Clazora.

Ketiga temannya itu mengelus-elus kan dadanya dengan mengatakan 'sabar'.

"Lo aneh Ra, sifat lo berubah" batinnya.

Ketiga gadis itu menatap Clazora dengan lekat. Clazora hanya memejamkan matanya dia mengetahui jika ketiga temannya itu sedang menatap dirinya.

****

Setelah liburan dengan belanja banyak keluarga Alodie kini sudah sampai dirumahnya.

Mereka menaruhkan belanjaannya diatas meja dan mengumpulkan nya. Sedangkan mereka duduk dengan nafas capeknya.

"Aku senang deh, bisa beli banyak yang aku mau!" girang Dara.

Membuat mereka mengangguk tersenyum. "Apapun itu, asal kamu bahagia Dara sayang." ucap Kaivan.

Dara mengangguk. "Makasih bang, Makasih juga buat kalian udah luangin waktu buat Dara hehe."

"Sama-sama, sayang."

"Eh iya? Zora belum pulang dari sekolah?" tanya Mona.

James menggeleng. "Belum sayang, dia belum pulang dari sekolah nya mungkin sekarang dia lagi dijalan." balas James dengan menatap istrinya itu.

Mona mengangguk.

"Yaudah, kita buka aja belanjaannya." pinta Mona.