UP

25 5 0
                                    

Hari ini, tanggal, 15 Februari biel tidak mempunyai jadwal kuliah. Entah dosennya sedang berbaik hati karena apa sehingga kelasnya selama seminggu ditiadakan. Namun tetap saja, tugas dari dosen itu tetap mengalir seperti air. Untung saja ia anak yang cukup rajin, jadi tugas selama seminggu ia lembur menjadi satu malam sesaat setelah tugas dibagikan. Sangat berbeda dengan kita bukan? Kalau kita h-1 tugas baru akan dikerjakan, atau bahkan beberapa jam sebelumnya digarap dengan dikebut.

Iya, kemarin ia rela tidur pagi, jam 3 tepatnya hanya untuk melembur tugas sehingga untuk seminggu kedepan ia hanya tinggal berleha leha saja. Ah, ia jadi merindukan liam yang tiada kabar sejak malam itu. Lagi lagi liam menghilang. Biel tak mengerti apa yang dilakukan pacarnya hingga jarang memberinya kabar.

Meteka melewatkan valentine pertama mereka. Ia dibuat overthinking oleh liam. Setiap malam ia berpikir apakah liam sudah mempunyai yang lain dibelakangnya atau selama ini dialah 'yang lain' itu. Ya untung saja liam 'terkadang masih ingat' dia.

Pernah suatu ketika, liam bilang, liam lupa punya pacar. Itu membuat hati kecil nan moengil biel tersayat. Hah, mengingat itu membuat hatinya kembali panas. Untung dirinya makhluk sabar seperti patrick, coba kalau dia squidword pasti ia bisa marah secara sesaat, ya, kalian tahu kan kesabaran squiddie itu setipis tissue.

Tiba-tiba ia merasa ingin ke taman kota, ia ingin mengisi perutnya dengan jajanan pinggir jalan di taman. Akhirnya ia meminjam motor matic nganggur milik kakaknya yang sudah berbulan bulan ditinggalkan.

Biel melajukan motor nya itu dengan kecepatan sedang sambil menikmati semilir angin sore, seperti anak indie. Tak terlalu sore sebenarnya karena masih pukul setengah 4. Singkatnya, saat ia memarkirkan motornya di taman, ia langsung berkeliling taman dengan riangnya. Ia memulai memanjakan perutnya dari jajanan lokal, seperti sekarang, ia sedang membawa plastik kecil berisi cilok kuah. Lalu ia duduk di ayunan di area permainan di taman.

Ia kembali merindukan liam, ah sekarang kekasihnya itu dimana ya? Ia sangat rindu sekarang.

"MAMAAA" pekik salah satu bicah di taman menghampiri biel lalu memeluk kakinya.

"Eh?, eh dek kakak bukan mama kamu" tangannya berusaha melepaskan pelukan itu, namun, mata bocah itu malah berkaca kaca. Ia panik.

"Heuu mmaa"

"Aduh, ee iya iyaa maaf ya sayang aduh jangan nangiss" ia akhirnya memangku bocah tadi dan memeluknya untuk meredakan tangisnya.

"Kakak punya cilok, ade mau?"

"Heunggg, mauu. Tapi mamaa suapinn yya"

"Iyaa kakak suapin, nih, aaa" untung, ia tadi tak jadi membeli cilok yang pedas. Sekarang ciloknya habis masuk kedalam bocil dipangkuannya itu. Ia tak berniat beranjak dari posisinya sekarang, takut jika orang tua bocil mencari bocah dipangkuannya jadi ia memutuskan untuk terus di situ. Ia kemudian mendengan dengkuran halus di pelukannya. Tuhan, tolongggg, ia gemass dengan bocil dipangkuannya. Rasa ingin mencubit pipi bocil itu ia urungkan karena takut mengganggu tidurnya.

"REHAN YA AMPUN" gadis itu menghampiri biel. Ia bertemu dia lagi sekarang, ia harus bagaimana.

"Eh, maaf ya rehan ngerepotin gini" diraihnya bocil itu dari pangkuan biel.

"Ah, iya kak, gapapa kok ga ngerepotin."

"Eh biel kan?"

"Iya kak, kakak?"

"Vera, temennya Tama"

"Ah, ka liam...ini ponakannya kak?"

"Iya, ponakan pacar ini"lega, ternyata kating nya yang kemarin sudah punya pacar hehe.

"Gemes kakk, jadi pengen nyulik"

"Waduh hahaha, eh iya, ga sama tama?"

"Engga kak, kakak lagi ga bisa di hubungin 3 hari ini, mungkin lagi subuk BEM kali ya, kan mau ada acara katanya"

"Hah?,masa sih, gue liat 2 hari ini dia nongki di cafe burvaloka tau, coba deh lo samper kesana, siapa tau lagi nongki disana"

"Um, iya kak, nanti aku kesana, makasih ya kak"

"Iya bi, duluan ya, keburu bangun rehan nya"

"Iya kakkk, hati-hati kakk"

Setelah itu, biel merenung memikirkan ucapan vera tadi. Padahal awalnya ia lega kerena ternyata vera sudah punya pacar. Namun, ia kembali galau gara gara liam. Setelah berperang batin dengan pikirannya. Ia memutuskan untuk ke cafe yang dibilang kating nya tadi.

Benar saja, liam disana dengan perempuan disampingnya. Biel melihat dari luar cafe yang memang terbuat dari kaca, jadi apa yang mereka lakukan terlihat,ia melihat liam dan perempuan itu tertawa lepas. Hatinya sesak melihat pemandangan tersebut, Awalnya ia ragu untuk masuk, tetapi, ia pikir ia perlu penjelasan, lagipula, tidak ada yang salah kan menghampiri pacarnya sendiri?.

Lonceng berbunyi saat biel mendorong pintu masuk cafe. Ia melangkah menuju meja yang ditempati liam. Ia berharap ia sanggup berbicara nanti.

"Hai kakk, bie kangen kakak" ia langsung memeluk liam yang terkejut atas kehadirannya. Perempuan tadi juga terlihat kaget. Apa jangan jangan mereka-ah sudah lah ia akan bertanya nanti.

"Kaka nda ngabarinn biee, ishh padahal kak vera bilang kakak 2 hari inii nda di markas huhh"

"Sabiel, lepasin dulu pelukannya okey"

"Ndaa mauuu, biie kangen kakakk nda mauu lepasss"

"Malu sayang, dilihat orang orang"

Dengan kesal, terpaksa biel duduk, namun tetap ia menggandeng tangan liam.

"Tam, dia siapa?"

"Loh? Kakak ini nda tau? Aku pacarnya, salam kenal aku sabiell" menjulurkan tangannya, namun ditepis.

Perempuan itu berdiri seketika, lalu

"Gila lo ya? Lo barusan nembak gue tapi lo masih punya pacar? Untung gue ga nerima lo, Gila lo tam, ga nyangka gue"perempuan itu beranjak pergi meninggalkan biel dan liam yang terkejut.

Lagi lagi biel terkejut akan ulah pacarnya tersebut. Banyak pertanyaan di kepala maupun hatinya. Ia lantas berdiri akan melangkah pergi, namun, tangannya di cegat oleh liam.

"Kakak bisa jelasin biee,"

"Iya nanti ya, kita pulang dulu kak, jelasinnya nanti dirumah aku"

Hati liam terasa sakit, mengapa setelah semua yang ia lakukan kepada biel, biel selalu menerimanya lagi lagi dan lagi. Kini, mereka melaju menggunakan motor masing masing. Biel sesekali melamun, untung jalanan sedang sepi.

Sesampainya di rumah biel, mereka masuk kedalam ruang tamu, biel langsung melengos pergi kemarnya. Ia sedikit menghapus air matanya yang akan keluar sejak tadi lalu turun menghampiri liam yang menunduk terlihat sedang gugup.

"Jadi?"

"Maafin kakak bie"

"Ah, jadi bener ya?"

"Bie kakak ga bermaks-

"Bie punya salah sama kakak ya?"

"Engga sayang, maafin kakak"

"Iya bie maafin"

"Sayang"

Setelahnya,keheningan tercipta. Atmospere mereka terasa sangat canggung. Bie mencoba menahan air matanya yang keluar dan liam yang sibuk merutuki tindakan salahnya.

"Bie capek, apa kita udahan aja ya kak?habis itu kita bebas, kakak nda mikirin bie lagi, begitupun sebalik ya" sorot matanya biel sayu dengan senyum kecil yang menurut liam menyimpan banyak luka.

"Biee??"

"Kakak juga pasti capek kan?udah ya bie masuk kamar dulu, selamat malam kak"

Lidah liam kelu, ia ingin menangis sekarang karena telah melukai gadis baiknya. Liam duduk termenung, lalu ia keluar dari rumah itu setelah mendengsn isakan biel dari dalam kamar. Seterluka kah biel karenanya? Suara tangisannya begitu menyayat hati. Liam memilih pergi dari sana. Liam ingin menenangkan pikirannya.

FEBRUARI DAN LUKANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang