ICE CREAM

49 7 0
                                    

Pukul 9 pagi kantin sudah penuh dengan para mahasiswa dan mahasiswi dari fakultas psikologi dan teknik mesin. Sabiel pun sudah duduk di salah satu bangku kantin dengan sepiring lotek di mejanya. Ia menyeruput ice cappuccino yang ia pesan tadi dengan jengkel karena pacarnya yang tidak bisa dihubungi dari pagi.

Ia berguman dan bergedumal melontarkan kata kata kasar untuk melampiaskan rasa kesalnya. Namun, tiba tiba sepasang telapak tangan yang besar menutup mata indahnya.

"Langsung duduk kakkk, jangan ngagetin deh, bie tuh udah hafal sama  tangan dan bau kakak"

"Nihh es nya" sambil menjulurkan tangan yang mengenggam 1 kantong plastik penuh berbagai ice cream kesukaan pacar gembilnya. Lalu mendudukkan dirinya di depan sang pacar.

"ASIKK, MAKASII KAKK" dengan gerakan sat set sat set biel menangkup pipi liam dan menciuminya secara bergantian kanan dan kiri.

"Lagi dek"

"Apanya" gerakan tangan biel seketika berhenti membuka bungkus es yang jika dilihat dari bungkusnya adalah rasa coffee.

"Kithh dekk, nih disini inii" ucapnya mempoutkan bibir sambil menunjuk nunjuk bibirnya sendiri.

"Ndaaaak,ini dikantin yaa kakkk bie malu" ia memakan es nya dengan lahap.

Liam terus menatap sang pacar secara seksama. Ia kembali berpikir bagaimana bisa ia bertemu buntelan daging yang tampak lucu dimatanya ini. Jemari kekarnya terulur membersihkan sisa ice cream yang menempel pada sudut bibi sang kekasih lalu menjilat jarinya yang ia gunakan untuk mengusap bibir sang kekasih.

"Bocil,makam es aja masih blepotan"

"ENGGAAA BUKAN BOCIL!!" biel menyedekapkan kedua tangannya di depan dadanya sambil memalingkan wajah memerahnya. Ia salting dengan perbuatan liam barusan.

"Hahaha merah tu mukanya, baper ya?,kiw ade manis salting" ia kembali menjulurkan jarinya menoel noel pipi gembil kekasihnya yang sedang salting dibuatnya.

"Apa dih ndaa kok, ish awas awasss jarinyaa" ia berusaha menyingkirkan jari kekasihnya itu dari pipi berharganya itu.

"Kakak sayang kamu"

"Tiba tibaa banget?, kakak kenapa?"

"Engga cuma ngasih tau aja"

"Makasih kak"

Liam meraih sebelah tangan biel lalu mengelusnya dengan jari jempolnya.

"Masih ada kelas kan? Ayo kakak anter"

"He'um" angguk biel lucu "tapiii inii belum habis ice nyaa" biel menyodorkan 2 bungkus yang tersisa kepada liam. "Inniii, kakak makann"

"Terimakasih bocilnya kakak" tangan liam sudah beada di pucuk kepala biel lalu mengusuk usuknya dengan lembut namun perlahan manjadi lasar hingga rambut biel berantakan.

"KAKKKK, berantakannn" biel menggembungkan pipinya.

"Nih nihhh kakak rapiin lagi kok" jarinya menyusuri rambut sang pacar hingga rapi lalu menyisipkan anak rambut biel ke belakang telinganya.

"Cantik"

"Heung?? Apa kakk?"

"Engga, kamu udah belum? Ayo kakak anter kekelas"

"SUDAAAAHH, AYYO LEGOO KEKELASSS" girangnya sambil berdiri.

Liam ikut berdiri lalu menggandeng tangan ngangur sang pacar. Ia membuang sampah ice cream yang menggunung lalu berjalan menuju kelas biel.

"Belajar yang bener,jangan mikirin kakak mulu"

"Isss kakakk yang fokuss ngerjain praktikumnya,kakak pastii kangen biee teruss"

"Iya iyaa kakak yang kangen kamu"

wajah liam mendekat ke arah kening biel lalu ia mengecupnya sayang kening lebar pacarnya itu.

"Sana masuk kelas, nanti kalo pulang kabarin kakak dulu oke, kita pulang bareng"

"Siapppp kakkk, bie tunggu"

Setelah itu liam berbalik badan berjalan menuju gedung sebelah yang merupakan gedung fakultasnya. Ya gedung fakultas kedokteran hanya bersebelahan dengan gedung sang pacar. Jaraknya juga tidak terlalu jauh, mungkin hanyaa 300 meter saja. Yang sebenarnya kalaupun lebih dari itu liam juga akan menyanggupi menganter menjemput dan menemani sang kekasih tercintanya itu. Bucin kalau kata orang sekarang.

FEBRUARI DAN LUKANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang