Bagian 5 ❀

3.4K 608 63
                                    

Cale menghela nafas saat dirinya di seret oleh anggota komite sebagai salah seorang siswa bermasalah yang terlibat pertarungan yang di lakukan atas kehendak sendiri dan tanpa seizin Ketua Komite.

Dia sendiri bahkan tidak mengetahui letak kesalahannya, lantas mengapa orang-orang ini bersikeras dia bersalah?

Mentang-mentang dia di cap sampah, setiap kesalahan adalah karena ulahnya, begitu?

"Tuan Muda Cale Henituse, aku mengharapkan kerja sama mu kali ini. Jelaskan dengan rinci apa yang sebenarnya terjadi." Alberu dengan tegas memerintah.

Bertanya pada Clopeh atau Toonka hanya akan memancing keributan lain.

Lagipula, keduanya tidak mungkin akan mengaku salah atau menceritakan keseluruhan nya dengan jujur tanpa memiliki niat secuil pun untuk membela diri sendiri.

Alberu tidak mau membuang-buang tenaga dengan menggunakan salah satu keterampilannya.

Murid-murid lain berkumpul setelah Clopeh dan Toonka bertarung setengah jalan, jadi tidak ada gunanya bertanya pada mereka.

Satu-satunya pilihan, adalah menanyakan nya kepada Cale, yang ada di sana lebih awal dari yang lain.

Bisa di bilang perannya adalah sebagai saksi, meski cara mereka membawanya seolah Cale adalah pelaku kejahatan.

"Menjelaskan apa sebenarnya, Leader-nim? Saya bahkan tidak tahu mengapa Toonka dan Clopeh saling bertarung." Cale menjawab sesuai kenyataan.

"Lalu jelaskan mengapa kebanyakan murid berkata kalau kau menyaksikan mereka bertarung sedari awal?"

Alberu memberi tanya sekali lagi, dan Cale menghela nafas lagi sebelum menjawab.

"Tidak sedari awal juga. Sebenarnya ... "

Cale sedikit melirik Toonka di sisi lain ruangan, badak besar itu tengah berlutut dengan kedua tangan lurus ke atas, di sebelahnya, Clopeh melakukan hal yang sama.

Sedangkan Cale duduk di depan Alberu persis.

Toonka terluka di bagian pelipis dan lengan kanannya. Sementara Clopeh mendapatkan luka di dagu, lutut kanan, dan bahunya.

Cale mengalihkan semuanya kembali pada Alberu.

"Saya berniat berjalan-jalan di academy untuk mengenal jalan, namun, Toonka tiba-tiba meneriaki saya. Begitu mendekat, dia bilang saya harus menjadi wasit untuk pertarungannya dengan Clopeh.

Sejujurnya, saya tidak tahu apapun masalah yang mereka miliki dan mengapa mereka saling menyerang."

Alberu tampak meragu akan kepastian perkataan pemuda rambut merah di depannya.

Anggota komite yang lain, dengan tangan saling menggenggam di belakang punggung, saling berpandangan. Mengirim semacam sinyal telepati, atau tepatnya, menggosip lewat tatapan.

Betapa hebat mereka, tanpa berucap pun sudah menumpuk dosa.

Ehem.

Alberu diam-diam mengaktifkan keterampilan Lie Detector miliknya. Dan rupanya, Cale Henituse berkata benar.

"Tuan Muda Clopeh Sekka, Tuan Muda Toonka. Kalian berdua tahu berbohong tidak ada gunanya, jadi, katakan yang sejujur-jujurnya."

Setelah itu, Toonka dan Clopeh pun bergantian bercerita.

Ah, tidak. Mereka tidak benar-benar bercerita. Hanya ...

"Dia mengatai seni ku tidak berarti dan membosankan!"

"Dia mengejek ku badak kurang kerjaan!!"

Cale mencoba sebaik mungkin membungkam mulutnya untuk menahan makian yang nyaris keluar. Begitupun Alberu, reputasi baiknya akan terancam.

[BL] 𝗜𝗻𝘁𝗲𝗿𝗲𝘀𝘁 𝗦𝘆𝘀𝘁𝗲𝗺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang