Prolog

530 324 47
                                    


---


Rintik hujan yang terus menerus turun membuat seorang gadis cantik merenggut sebal. Sudah dua jam dia terdampar di sebuah gubuk kecil dekat sawah yang selalu menjadi tempat beristirahat para petani ketika hujan ataupun panas terik matahari yang terlalu menyengat.

Tidak ada orang selain dirinya dan seorang lelaki yang entah darimana datangnya tengah berteduh di sana. Keduanya saling diam, hanya ada hening yang menyelimuti. Tidak ada yang memulai percakapan.

Si Lelaki itu beranjak dari tempat duduknya, mendekati air hujan yang turun dari genteng, berniat untuk keluar dari gubuk tersebut.

Tangannya menyingkap kemeja hitam yang digunakannya, memberikan kepada Si Gadis dengan kasar. Tidak bodoh, yang diberi hanya menerima kemeja tersebut untuk menutupi tubuhnya. Dia menggunakan baju putih, dan kini mereka sudah berunding untuk berlari menerobos hujan.

"Aku nggak bisa!" pekik Si Gadis menatap nanar ke arah dress putihnya.

"Kamu duluan aja, nanti aku menyusul."

Suaranya yang berteriak membuat Si Lelaki tidak menghentikan langkahnya untuk tetap pergi menghindari hujan. Kaki jenjangnya terus mengambil langkah besar menjauh dari gubuk tersebut dan Si Gadis.

Meninggalkan kemeja hitamnya juga perasaannya di sana bersama Si Gadis Gaun Putih yang tidak pernah pergi dari ingatannya.

Dengan langkahnya yang menjauh, sudah cukup jelas jika akhirnya memang tidak bisa bersama.










Hai
Aku ada book lagi nih
Hehehe simak terus ya

Sempiternal by fahrra lee- 9 Juni 2022 -published: 16 November 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sempiternal by fahrra lee
- 9 Juni 2022 -
published: 16 November 2022

SempiternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang