Memimpin sebuah proyek besar, Felix dihadapkan dengan masalah terkait suplai pembangunan. Rancangan bangunan mall super besar yang menjadi impiannya nyaris berantakan, terlebih lagi ketika Felix mendapati dirinya yang terbangun dalam wujud kucing.
M...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Keluar dari ruang rapat, Felix sontak memijat keningnya yang terasa pening. Sungguh, meeting kali ini tidak berakhir bagus. Mereka dibuat kebingungan dengan munculnya berita penggelapan yang dilakukan oleh salah satu supplier terbesar proyek. Menjadi perbincangan hangat tadi pagi, saat ini pihak terkait tengah diperiksa lebih lanjut kemudian akan diproses untuk menghadapi sidang.
Para investor yang mendengar kabar ini sontak menghubungi Felix lalu mendesak pemuda tersebut untuk memutuskan kerja sama dengan perusahaan supplier. Mereka tak ingin terlibat, jika skenario terburuk terjadi, bisa bisa perusahaan Felix serta para investor yang menyumbangkan dana juga ikut diperiksa. Maaf saja tapi mereka enggan mengambil resiko, citra usaha bisa berubah buruk.
Tentu mudah bagi mereka untuk mendesak Felix, mereka tak peduli seberapa kesulitannya Felix untuk mencari supplier pengganti. Bahan yang diperlukan tidak sedikit dan waktu pelaksanaan proyek tinggal beberapa bulan lagi. Jika rencana pembangunan tersebut ditunda, Felix harus merombak seluruh rancangan yang sudah susah payah disusun sebelumnya. Benar benar menyebalkan.
"Park sialan." menahan diri supaya tidak pergi ke penjara lalu membuat Park Chansoo babak belur karena telah menipu banyak orang, Felix memutuskan untuk kembali ke ruangan guna membereskan beberapa hal. Setidaknya dari segala kekacauan yang terjadi hari ini, dana yang sempat ia bayarkan sebagai uang muka tidak ikut dikorupsikan, Felix belum rugi banyak.
Srakk!!
Membuka laci meja berlapis kaca mengkilat miliknya, Felix mencoba mencari letak obat-obatan ringan yang memang ia sediakan untuk saat saat seperti ini. Ternyata rasa pusingnya lebih hebat dari yang dibayangkan, pandangan pemuda tersebut mulai berkunang disertai dengan ulu hati yang terasa sesak, Felix mual.
"Oh ayolah, kenapa gak ada yang berjalan lancar hari ini?" Felix berucap frustasi, tenaganya benar benar terkuras sejak pagi. Menghadapi investor, mencari solusi dengan cepat, menjelaskan ini itu, memimpin rapat dan masih banyak lagi. Sungguh, Felix sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, bukan sekali dua kali perusahaan dalam keadaan genting, namun untuk sekarang, entah kenapa daya tahan tubuhnya justru ikut menurun di momen yang kurang tepat.
Tok tok!!
"Permisi pak."
Menumpukan kedua tangan di atas meja, Felix lantas mengangkaat pandangan yang semula tertunduk. Ia tak berhasil menemukan obat sakit kepala yang biasanya berada di laci.
"Masuk."
Mengenali jika suara itu milik Changbin, Felix pun mengizinkan bawahannya untuk masuk ke dalam ruangan. Mungkin pemuda tampan tersebut bisa membantunya.
"Permisi pak, ini data yang bapak min- astaga! Kamu kenapa?" Changbin sontak melotot kaget, atasannya tidak terlihat baik.
Buru buru menghampiri Felix yang nampak tak bisa berdiri dengan benar, Changbin sigap meletakkan setumpuk dokumen yang ia bawa di atas meja sebelum akhirnya menopang tubuh Felix yang terlihat linglung ke arah samping. Rasa kagetnya makin menjadi jadi, dari jarak ini bisa ia rasakan seberapa panas suhu tubuh Felix, sosok mungil tersebut begitu pucat lengkap dengan pandangan yang tak terlihat fokus.