•••
Slurpp!!
Meminum kopi kaleng di genggaman, manik bulat Changbin nampak mengedar guna menelisik keadaan apartemen sang atasan. Setelah diperhatikan lebih seksama, ternyata tempat tersebut cukup rapi dengan nuansa maroon bercampur abu. Elegan, berkelas namun berisi kesan misterius. Sungguh melambangkan kepribadian Felix.
"Kenapa lama sekali?"
Mendengar suara yang begitu familiar, si tampan sontak menoleh lalu refleks berjalan mendekat begitu mendapati Felix yang tengah duduk di kursi pijat miliknya. Pemuda tersebut terlihat memejamkan mata dengan nyaman, beberapa sisa pekerjaannya telah berhasil diselesaikan. Jadi, di sisa libur ini, Felix masih bisa sedikit bersantai sembari menikmati getaran dari kursi mahal yang ia beli.
"Iya, tadi aku keliling keliling di bawah."
Changbin cukup penasaran, maka dari itu ia memutuskan untuk berjalan jalan di sekitar apartemen sebelum kembali ke kamar. Tempat tersebut merupakan kawasan elite -tentu saja-, Changbin sempat melihat area taman, gym bahkan minimarket kecil yang berada di sisi kiri.
"Ternyata di sini ada banyak hybrid ya." yang lebih tua kembali membuka suara, merasa sedikit kikuk jika hanya berdiri diam di sana. Lagipula kenapa Changbin gak langsung pergi ke kamarnya tadi? Sekarang ia harus berbasa basi serta mengarang alasan supaya bisa kabur.
"Hm." Felix menjawab acuh. Manik bulatnya perlahan terbuka, memandang Changbin dengan ekspresi yang sulit dibaca. Yang lebih tampan sontak mematung, mulai bertanya tanya apakah dirinya telah melakukan sesuatu yang salah.
"Abaikan aja mereka."
Bahkan sampai sekarang Changbin tak mengerti kenapa atasannya itu tidakk terlalu suka dengan keberadaan hybrid. Padahal Changbin berharap Felix bisa mengenalkan dirinya pada beberapa hybrid yang mungkin saja mau berkencan dengannya.
Dulu Felix sempat mengatakan jika ras hybrid merupakan sesuatu yang aneh. Bagaimana bisa seseorang memiliki telinga di atas kepala mereka serta ekor yang senantiasa bergelantungan di bawah pinggang? Telinga mereka gak bisa digunakan untuk mendengar, ekor mereka hanya bisa bergerak mengibas- bukankah terlihat seperti kegagalan evolusi?
Sungguh, bukannya Felix membenci, ia hanya tak ingin terlibat banyak dengan mereka. Felix terlalu malas untuk mencoba mengenal hybid lebih dekat, waktunya sudah banyak tersita untuk mengembangkan perusahaan yang diserahkan padanya. Sesederhana itu memang, terkadang sesuatu tidak memerlukan sebuah alasan yang besar.
"Emangnya keluarga kamu gak ada yang hybrid?"
Dua tahun bersama dan baru pertama kali Changbin berani menanyakan mengenai kehidupan pribadi Felix. Sejak dulu mereka hanya berhubungan sebatas pekerjaan, tak ada niatan bagi Changbin maupun Felix untuk mengenal lebih jauh.
Tapi karena sekarang statusnya Changbin tengah menumpang di rumah yang lebih muda, ada baiknya ia mulai bertanya sedikit mengenai latar kehidupan Felix. mungkin saja mereka memiliki beberapa kesamaan lain, mungkin Felix orang yang cukup menyenangkan dan mungkin ke depannya pemuda tersebut tak akan memberikan terlalu banyak pekerjaan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Talk, Little Meow [Changlix]
FanficMemimpin sebuah proyek besar, Felix dihadapkan dengan masalah terkait suplai pembangunan. Rancangan bangunan mall super besar yang menjadi impiannya nyaris berantakan, terlebih lagi ketika Felix mendapati dirinya yang terbangun dalam wujud kucing. M...