🦋

4 0 0
                                    

Kesabaran Mawar kini sudah dipuncak. "Nggak bisa anjir, gue harus samperin itu orang belagu banget asli! Nggak tau waktu mentang-mentang Ketua OSIS."

Mawar berlari melewati belakang barisan, kalo didepan barisan kan malu diliat anak-anak yang lain.

Dengan emosi memuncak dan keringat bercucuran karena kepanasan Mawar berlari dengan mengepalkan tangannya.

Brukk!!

"Anjing!" umpat Mawar.

"Sengaja."

"Minta maaf cepet!" bentak Mawar.

"Nggak."

"Eh, elo nabrak gue dari belakang ya! Belagu banget lagi. Sengaja ya lo??" Mawar kesel abis soalnya dia lagi emosi jalan nya udah hati-hati ditabrak dari belakang pula sama orang belagu makin menjadi emosinya.

"M A A F" ejanya

"Lagian salah lo, lo itu masih MPLS malah keluyuran. Baru masuk aja udah nggak bisa di atur."

"Lah? siapa lo?" Mawar meremehkannya.

"Kepo. Sana balik"

Tanpa menunggu jawaban Mawar pria itu kemudian pergi meninggalkan Mawar. "Dih" Mawar menatap kepergiannya.

Putra dan Gavin datang menuju Mawar, mereka sebenernya mau ngikutin Aksa tapi malah ketemu adek kelas cantik. Seragam adek kelas itu berbeda dengan kakak kelasnya soalnya emang lagi MPLS makanya mereka bisa bedain.

"Anjir, adek kelas kok sampe sini sih dek ututu." gemas Putra

"Najis pedo." acuh Mawar.

"HAHAHAHAHAHAHAH PEDO" Gavin yang disampimg Putra tertawa renyah.

Putra terkejut dengan ucapan Mawar, hampir aja kena mental. "Ganteng gini dikata pedo. Nggak baik loh dek keluyuran gitu yang ngajarin siapa sih?"

"Sokab."

"Eh, gue itu OSIS ya. Sopan dikit napa?" Putra mulai kebakaran jenggot abisnya mulai ngeselin.

"OHH ELO OSISNYA!!"

Mendengar hal itu Putra pun tersenyum bangga.

"Lo tau nggak ini udah jam berapa?"

"Sembilan." jawab Putra.

"Lebih sih." sambungnya.

"Adek kelas suruh kumpul di lapangan jam berapa?"

"Delapan."

"LO TAU NGGAK SEMUA PADA KEPANASAN DI LAPANGAN NUNGGU ORANG BELAGU KAYAK LO PADA!" bentak Mawar pada Putra dan Gavin.

"HEH GUE JUGA UDAH BUJUK KETUA NYA YA, DIKIRA GUE DIEM AJA APA? KAGAK." Putra membela dirinya.

"OH, TERUS MAU BIKIN GUE TENGGELEM KARENA KERINGET GUE? HAMPIR AJA GOSONG GUE ANJIR!!" lanjutnya.

"MASIH BENING ANJIR GOSONG DARI SUDUT MANA NYA." Putra tak mau kalah.

"NASIB BAIK KAGAK ADA YANG PINGSAN, KALO SAMPE ADA LO MAU TANGGUNG JAWAB HAH?!?!"

Putra kaget berani banget adek kelas baru netes marahin dia kayak gitu, "Weh kalem kalem."

Gavin yang nggak tau harus apa kemudian ia mengipasi Mawar menggunakan tangannya. Soalnya Mawar kayak berapi-api gitu pas marah. Untung bukan dia yang jadi sasaran marahnya.

Nafas Mawar mulai terengah-engah capek juga ya ternyata. "Buruan kesana! Enak aja adek kelas dijemur elo nya malah santai-santai."

"Ketua nya udah kesana." jawab Putra.

"Nah, masak nggak ketemu sih? Kita mau nyusulin dia malah ketemu mak rombeng." Gavin agak was-was bilang kayak gitu semoga aman deh.

"EH MAKSUD LO APA YA?" gertak Mawar.

Gavin kalo ngomong emang nggak di filter dulu. "Eh, itu anu gini.."

Putra yang sadar kemudian menyelamatkan Gavin, "Cantik."

Putra pun pergi meninggalkan mereka, "Ah iya gitu maksudnya." ujar Gavin yang kemudian menyusul Putra.

Mawar yang awalnya kesel mulai reda abis dipuji gitu. Kemudian Mawar kembali ke lapangan.

🤍🍭🤍🍭🤍

"Sorry gue telat. Kita mulai aja ya MPLS nya."

Baru aja mulai, datanglah Mawar yang berjalan dari belakang barisan supaya nggak ketahuan. Eh malah..

"Itu adek kelas yang baru gabung maju." ucap Aksa

Mawar malah nggak merasa dirinya dipanggil yaudah cuek aja.

Kemudian Aksa yang mengerti Mawar hanya pura-pura tidak mendengar supaya nggak kena hukuman, ia pun menghampiri Mawar. "Budeg lo?"

"Hah?"

"Siapa suruh baru dateng?"

Mawar tidak menyadari bahwa ia sedang berbicara dengan ketua OSIS. "Suka-suka gue sih."

"Maju!" teriak Aksa

"Ngapain? mau ngajak kawin lari?"

"Maju bawel."

"Heh ngomong-ngomong elo tadi yang nabrak gue dari belakang nggak sih?"

"Maju sendiri apa gue gendong?" tawar Aksa.

Tanpa aba-aba Putra pun menggendong Mawar untuk maju ke depan. "Berisik, gendong tinggal gendong."

"HEH ANJIR BEGO LEPASIN GUE!!" Sambil menepuk pundak Putra berkali-kali biar cepet dilepasin, tapi ya gitu Putra lebih kuat dari Mawar.

"Bacot cil."

"Lo mau dikasih hadiah kayaknya sama Aksa." Gavin berjalan disamping Putra yang sedang menggendong Mawar.

Aksa tertawa tipis.

"Ini adalah contoh yang nggak baik ya adek-adek. Baru gabung di lapangan jam segini. Enaknya diapain?"

Diana si sekretaris OSIS pun menjawab sambil tertawa, "Di guyur air comberan nggak sih?"

"Boleh." jawab Aksa

Gavin dan Putra saling melirik, apa nggak keterlaluan? Masalahnya ini yang telat itu Aksa si Mawar cuma mau nyamperin Aksa doang, kenapa Mawar yang dihukum?

Safa salah satu anggota OSIS mengambilkan ember berisi air comberan dan memberikannya kepada Aksa.

Aksa hanya menatap ember itu, dan tanpa basa-basi Diana mengambil ember itu dan hendak mengguyurkannya ke Mawar.

Namun, Huma bergegas ke depan lapangan untuk menggagalkan Diana, ia menarik ember itu dan mengguyurkannya ke Diana.

Dan kini badan Diana basah kuyup akibat diguyur Huma, Diana ternganga. "GILA LO!?"

"LO YANG GILA!" bentak Huma

"MAWAR CUMA MAU NYAMPERIN ELO PAK KETUA OSIS YANG TERHORMAT!" sambil menyatukan kedua tangannya ke depan seperti salam.

"DAN DISINI YANG TELAT ITU LO!" Huma menuding Aksa.

"Kenapa ya Mawar yang dihukum? se enggak adil itu kah sekolah ini?"

"Lo tau semua pada kepanasan dan udah pada lemes dilapangan dijemur? Oh, kalian mana punya hati."

"Nggak mungkin peduli apalagi bisa ngerasain apa yang kita rasain." sambungnya.

Aksa menatap tajam pada gadis itu, "Mau gue rasain?"


Plakk!!!!


"Jaga mulut lo." ujar Huma.

Aksa memegang pipi kirinya, perih sih rasanya.

Mata Mawar dari tadi samar-samar dan kepalanya sakit banget. Nggak tau kenapa padahal kalo ada aksi kayak gini Mawar marahnya paling hebat.

Kaki Mawar mulai lemas dan bergetar. Matanya mengernyit, kakinya semakin bergetar.

Sialan! Mawar belum sarapan tadi pagi gara-gara nggak mau telat di hari pertama.



Brakkk!!!

Stella AHSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang