Sebelum mulai membaca cerita, tanpa mengurangi rasa hormat saya berterima kasih kepada pembaca yang telah memberikan vote dan komen positif pada cerita ini.
Before you guys began to read the story, I respectfully thank the reader who has cast a vote and positive comment on this story.
.
.
.
Enjoy!!!
.
.
.
"Kelas bukanlah kelas jika tidak ada ketua kelas." Mrs. Park membuka keheningan.
"Siapa yang ingin menjadi ketua kelas?" Lanjutnya.
Mendengar hal itu John langsung mengangkat tangan dengan percaya diri. Mrs. Park langsung menyuruh-nya berdiri, lalu menyuruh John memperkenalkan diri. Ya, kalian tahu sendiri, John anak yang ambisius. Selama sembilan tahun bersekolah, gelar ketua kelas tidak pernah lepas dari diri-nya.
John sangat percaya diri. Teman sekelas-nya adalah orang-orang yang ia kenal, jadi mereka tahu pasti tidak akan ada yang mau menjadi ketua kelas bila diri-nya ada dalam kelas tersebut. Sampai pada akhirnya John duduk kembali dan Mrs. Park menyuruh satu orang lagi untuk berdiri dan memperkenalkan diri, dan saat John berbalik, ya, orang itu adalah Jaden.
Kepala John langsung mendidih, belum selesai kemarahannya tentang Jaden dan Mama yang tiba-tiba datang dan memeluk Sam. Sekarang malah menjadi kandidat penantang-nya sebagai ketua kelas. Belum lagi Sam yang meriakkan nama Jaden dengan semangat saat tahu Jaden juga mencalonkan diri sebagai ketua kelas.
John merangkul Sam, lalu berbisik. "Pilih aku!"
"Tapi—"
"Tidak mau tahu, aku tidak peduli jika kalah, yang penting kamu memilihku!"
"Jaden teman-ku —"
"Lalu aku? Kita bahkan sekamar sekarang, tidak hanya itu, kita juga berbagi kasur."
Sam akhirnya mengalah, tidak ada guna-nya berdebat. John sangat keras kepala dan susah dikalahkan. Lagi pula mata John juga sudah berapi-api. Dan pada akhirnya John yang terpilih, sudah sangat jelas, Jaden orang baru sedangkan John sudah kenal mereka semua.
.
.
.Sekarang mereka kembali berkumpuk di aula. Mereka berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan. Pertunjukan dari berbagai ekskul yang ada di sekolah. Tujuannya untuk promosi, agar para murid baru bergabung dengan tim ekskul tersebut. Konsep sekolah ini ada membentuk siswa yang produktif, maka dari itu setiap siswa diwajibkan memiliki 2 ekskul, selain karena siswa yang terbatas, hal ini juga membuat kesempatan siswa untuk mewakili sekolah dalam perlombaan lebih besar. Bahkan tidak jarang siswa mengambil lebih dari 2 ekskul. Setelah semua penampilan usai, mereka dibagikan kertas formulir untuk pendaftaran ekskul.
"Kau mau ikut ekskul apa?" Tanya Jaden pada Sam.
"Belum tahu." Jawab Sam sambil mengigit jari-nya.
Awal-nya John yang ingin menanyakan hal itu, tapi Jaden menanyakan-nya lebih dahulu. Hal itu membuat-nya kesal dan langsung meninggalkan aula.
Sam dan yang lainnya bingung. John tiba-tiba pergi dan terlihat sangat kesal. Dia bahkan mengambil langkah berat dan menghentak-kan kaki-nya.
John merasa aneh pada diri-nya. Dia merasa tidak seperti dirinya sendiri. Dia nyaman bersama Sam, dan benci ketika ada orang yang lebih dekat dengan Sam dibanding diri-nya.
John memilih pergi ke toilet, dia membasuh wajah-nya lalu menatap cermin, perasaan aneh itu masih dicerna oleh otaknya.
Lalu dari luar pintu toilet muncul Justin dan Travis. Mereka menyusul John saat melihat John keluar dari ruangan aula.
KAMU SEDANG MEMBACA
John and Sam || HwanBby/HwanYoung ✔️✔️
ФанфикPicture by Pinterest Edit by myself Hidup memang penuh misteri. Apa yang kita rasakan sekarang bisa hilang dalam sekejab mata. Sama seperti John So yang awal-nya merasa marah pada Sam Kim karena merebut posisi-nya berubah begitu saja saat mengenal...