Zack dan Vanilla kini tengah memakan makan siang mereka di dalam ruangan milik Zack.
Seperti biasa, Vanilla datang ke kantor dan membawakan makanan untuk dirinya makan bersama dengan Zack.
"Apakah kau merasakan mual lagi?" tanya Zack yang di balas anggukan oleh Vanilla.
Setelah pemeriksaan kandungan beberapa hari yang lalu, Vanilla mengalami mual yang parah.
Bahkan di pagi hari, Zack selalu terbangun oleh suara rusuh yang di buat Vanilla.
"Apakah sangat sulit?" tanya Zack tiba-tiba.
Vanilla tersenyum manis, "walaupun sulit, tapi aku menikmatinya. aku bahagia ketika bayi kita meminta sesuatu, aku juga tidak pernah merasa letih ketika bayi kita menolak makanan yang aku makan. aku menikmati seluruh proses nya."
Zack menghela nafasnya, tangan Zack menarik tangan Vanilla untuk ia genggam.
"Jangan terlalu memikirkan kondisi ku, Zack. Aku baik-baik saja." ucap Vanilla dengan nada halus nya yang seakan mengerti kekhawatiran Zack.
Zack ikut tersenyum, "baiklah, lanjutkan makan mu!"
Keduanya kembali melanjutkan acara makan mereka yang sempat tertunda akibat obrolan yang muncul begitu saja.
Tok.. Tok.. Tok..
Zack mendongak kan kepala nya saat asisten pribadi nya membuka pintu ruangan milik nya.
"Sir, Nona Flores datang untuk bertemu dengan anda."
Untuk kesekian kali nya, Jantung Zack kembali berdetak dengan cepat.
Mengapa Flores selalu datang di saat yang tidak tepat?
"Suruh dia untuk pu--"
"Biarkan Flores masuk."
Zack mengernyitkan keningnya saat Vanilla memotong ucapannya.
"Kau harus menyelesaikan makan siang mu, Vanilla. Aku akan bertemu dengan Flores nanti."
Vanilla menggelengkan kepala nya, "aku sudah selesai, pasti ada hal yang harus kalian bicarakan. ayo, bantu aku untuk membereskan kotak makan ini."
Zack menghela nafasnya dan mau tak mau membereskan seluruh kotak makan yang sebelumnya di bawa oleh Vanilla.
Saat Zack dan Vanilla bangkit dari duduk nya, saat itu juga Flores masuk ke dalam ruangan Zack.
"Huh, apakah Flores sudah datang?" tanya Vanilla yang mendengar suara pintu di buka.
Zack hanya berdehem sebagai jawaban.
Vanilla melemparkan senyumannya, "Hai, senang kembali bertemu dengan mu, Flores."
Flores yang di sapa, enggan untuk membalas sapaan dari Vanilla.
"Ayo, aku akan mengantarkan mu ke basement,"
"Tidak perlu."
Vanilla menahan tangan Zack yang hendak memapah nya.
"Aku sudah meminta supir untuk menunggu ku di depan ruangan mu, jadi kau tidak perlu mengantarkan ku."
Zack menghela nafasnya, "baiklah."
Vanilla membawa kotak bekal itu, "kalau begitu, aku pergi. jangan bekerja terlalu keras, Zack."
Zack mengangguk sebagai jawaban.
Sebelum pergi, Vanilla melemparkan senyuman manisnya pada Zack dan Flores secara bergantian.
Sesaat setelah memastikan Vanilla pergi, Zack kembali ke kursi nya untuk duduk.
"Ada apa?" tanya Zack dengan nada malas nya.
"Kau mengingkari janji mu, Zack."
Zack melonggarkan dasi yang dirinya gunakan, "janji? janji di buat bukan hanya untuk di tepati, Flo. Tapi untuk di ingkari juga."
Flores berjalan mendekati meja Zack, "apa yang wanita itu lakukan padamu sampai-sampai kau memperlakukan ku seperti ini, Zack?"
Zack menatap Flores dengan tatapan sinis nya, "jangan berani membawa nama istri ku dengan mulut kotor mu itu, Flo!"
Flores terkekeh sinis, "wah! Aku tidak percaya kau akan berubah secepat ini, Zack."
Zack mengerlingkan matanya malas, "berhenti berbicara omong kosong, Flores dan katakan apa tujuan mu datang kemari."
"Ceraikan wanita itu."
Zack mendongak kan kepala nya, matanya menatap Flores tak percaya, "kau meminta ku untuk menceraikan Vanilla? Sampai kapan pun aku tak akan mengakhiri hubungan ku bersama dengan Vanilla!" ucap Zack dengan nada tegas nya.
"Lantas bagaimana dengan aku, Zack?" tanya Flores dengan nada lirih nya.
Zack menghela nafasnya gusar, "sejak awal, hubungan kita memang salah, Flo."
"Jangan salah kan hubungan kita, Zack!!" teriak Flores dengan kencang.
"Hubungan yang kau sebut salah itu adalah hubungan mu bersama dengan wanita itu! Aku yang lebih dulu menemui mu, Zack!! Aku yang lebih dulu kau cintai!!"
"Tapi nyatanya, Vanilla adalah cinta terakhir ku."
Flores terdiam, bungkam akan ucapan Zack.
"Flo, apa yang kita lakukan itu salah. Tanpa kita sadari, kita hanya saling menyakiti, tidak ada secercah kebahagiaan pun yang aku temukan saat bersama mu;"
"Aku hanya merasa bahagia ketika bersama dengan Vanilla."
"Walaupun Vanilla mempunyai kekurangan, tapi Vanilla tahu akan segalanya tentang diriku. Bahkan ketika aku sakit, bukan kau yang berada di sisi ku, Flo, tapi Vanilla."
Zack menghembuskan nafasnya.
Zack bangkit dari duduk nya membuat mata Zack dan mata Flores bertemu.
"Mari kita akhiri semuanya, Flores."
KAMU SEDANG MEMBACA
( not ) One Love 21+
Romance{ ON GOING } Vanilla, wanita dengan wajah semanis namanya itu banyak di kagumi oleh orang-orang, orang-orang akan mengaguminya sebelum tahu jika wanita itu buta. Suatu tragedi membuat Vanilla kehilangan penglihatannya beserta dengan kehilangan sosok...