Vanilla terbangun dari tidur nya saat mendengar suara gemericik air.
Vanilla meraba area sekitar nya yang ternyata dirinya tengah berada di atas ranjang.
Tak lama, pintu toilet terdengar di buka.
"Zack?"
"Ya, ini aku."
Vanilla menyibak kan selimut yang menutupi tubuh nya dan berjalan menghampiri Zack dengan langkah pelannya.
Vanilla sudah mulai menghapal tata letak barang-barang yang berada di rumah baru nya itu.
"Apa kau baru pulang? Kau pasti begitu lelah, Zack."
Zack terdiam, hati nya kembali berdenyut nyeri.
Ketika Zack bersama wanita lain, istri nya mengkhawatirkan nya. Zack berfikir Vanilla akan menuduh nya yang iya-iya, namun malah sebalik nya.
Vanilla mengkhawatirkannya dan mempertanyakan kondisinya.
"Sedikit. Maaf tidak mengabari mu, aku tidur di Apartement milik William karena aku sudah begitu mengantuk."
Vanilla tersnyum dan mengusap rahang tegas Zack, "tidak apa. Jika kau merasa terlalu lelah, kau bisa tidur di rumah William, karena rumah William dekat, jadi kau tidak akan menunda nunda waktu istirahat mu. Oh ya, ini sudah pagi, bukan?"
Zack melirik jam yang di gantung di atas pintu kamarnya yang menunjukan pukul enam lebih sepuluh menit.
"Ya, ini sudah pukul enam."
"Kalau begitu, aku akan membuat kan mu sarapan. Apakah kau ingin aku menyiapkan pakaian untuk mu?"
Zack menggelengkan kepala nya, "tidak usah."
Vanilla menyunggingkan senyuman manisnya, "jika sudah selesai, segera turun untuk sarapan."
Zack hanya membalasnya dengan deheman singkat.
Vanilla akhirnya meninggalkan Zack di kamar sendirian.
Zack memilih untuk duduk terlebih dahulu di atas ranjang.
Zack mengacak rambutnya, dirinya begitu frustasi dengan keadaan yang menimpa nya.
Zack tidak mungkin meninggalkan Flores untuk Vanilla.
Zack juga tidak mungkin meninggalkan Vanilla untuk Flores.
Dirinya bagaikan terombang ambing di tengah lautan dengan ombak yang tidak jelas dari mana asal usul nya.
Zack tidak mungkin terus menerus merahasiakan hubungannya bersama dengan Flores dari Vanilla.
Zack ingin mengakhiri semua ini, tapi Zack tidak bisa memilih nya.
Karena tidak ingin berlarut-larut dalam fikiran nya, Zack memutuskan untuk mulai menggunakan pakaiannya karena takut Vanilla akan menunggunya.
Benar, ketika Zack sampai di ruang makan, Vanilla sedang menata makanan bersama dengan beberapa pelayan.
"Terimakasih sudah membantu ku. Di dapur masih ada makanan yang tersisa saat memasak tadi, kalian ambil lah semua makanan itu dan makan bersama."
Dua pelayan yang berada di hadapan Vanilla, tersenyum bahagia, ya, walaupun selalu di beri makan, tapi mereka juga memiliki rasa malu untuk memakan yang seadanya.
Dua pelayan itu pergi meninggalkan Vanilla bersama dengan Zack.
Vanilla menyiapkan piring dan mulai memberikan nasi dan lauk pauk untuk Zack.
"Zack, hari ini Nathaniel ingin berkunjung kemari. Apakah tidak apa?"
Kening Zack mengerut, "Nathaniel? Siapa dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
( not ) One Love 21+
Storie d'amore{ ON GOING } Vanilla, wanita dengan wajah semanis namanya itu banyak di kagumi oleh orang-orang, orang-orang akan mengaguminya sebelum tahu jika wanita itu buta. Suatu tragedi membuat Vanilla kehilangan penglihatannya beserta dengan kehilangan sosok...