21 ( Hamil? )

1.4K 27 2
                                    

Zack pulang dengan keadaan yang benar-benar letih.

Tubuh nya lelah, begitupun dengan fikirannya.

Zack memasuki kamar dan di sambut oleh Vanilla yang tengah duduk di atas ranjang.

Vanilla melemparkan senyuman manisnya, "ternyata kau sudah pulang. kau ingin aku menghangat kan makanan untuk mu?"

"Tidak perlu. Ini sudah lewat pukul sepuluh, mengapa kau belum tidur?" tanya Zack.

Zack menyimpan tas nya di atas ranjang dan duduk di samping Vanilla.

Vanilla tersenyum begitu manis, "aku memiliki hadiah untuk mu!" ucap Vanilla seraya memberikan kotak kecil persegi panjang.

Zack sempat terdiam namun pada akhirnya menerima nya.

Zack membuka kotak itu dan lagi-lagi di buat terdiam.

Tes Pact?

Zack mengeluarkan benda itu dan melihat dua garis yang tercetak jelas.

Zack menatap Vanilla yang masih saja tersenyum ke arah nya, "kau hamil?" tanya Zack tak percaya.

Vanilla mengangguk cepat.

Zack mengusap wajah nya, "terimakasih, tuhan."

Zack menarik Vanilla kedalam dekapannya yang tentu saja di balas dengan hangat oleh Vanilla.

Zack mengurai pelukannya dan menangkup kedua sisi wajah Vanilla, "terimakasih. Kau benar-benar mengabulkan keinginan ku, Vanilla."

Vanilla tersenyum dan mengangguk.

Zack ikut tersenyum dan mengecup bibir Vanilla sesaat.

Zack menggenggam tangan Vanilla dengan erat, "terimakasih juga karena sudah menjadi sosok pelengkap di kehidupan ku, Vanilla."

Vanilla lagi-lagi di buat tersenyum. Tangan Vanilla secara menglahan terangkat dan mengelus rahang Zack, "aku yang seharusnya berterimakasih, Zack. Jika bukan kau, entah siapa lagi yang akan menerima kekurangan ku."

Zack mendekap tubuh Vanilla dengan hangat, "hati mu sempurna, Vanilla. Tidak ada yang bisa mengetahui isi hati mu selain dirimu sendiri dan orang-orang di sekitar mu."

Tanpa Zack sadari, Vanilla tersenyum miris, "benarkah? Apakah orang-orang di sekitar ku memahami isi hati ku?"

Zack mengangguk samar, "tentu saja."

"Termasuk kau?"

Zack terdiam.

Vanilla mengurai pelukannya dan kembali tersenyum manis, "tentu saja, bukan? Kau suami ku dan seseorang yang mengerti akan diriku."

Zack menghela nafas pelan dan mengangguk.

Tiba-tiba, sepintas pertanyaan melewat begitu saja di otak Zack.

Zack mengernyitkan keningnya, "kau melakukan tes ini bersama dengan siapa?" tanya Zack penasaran.

"Tadi pagi, bibi melihat stok pembalut ku belum habis. Bibi menganjurkan ku untuk menggunakan alat itu dan Yap.."

Zack mengangguk paham, "besok kita akan pergi ke dokter dan memeriksa kandungan mu."

Vanilla mengangguk patuh.

"Istirahat lah, aku akan membersihkan tubuh ku dahulu."

Zack membantu Vanilla untuk berbaring dan menyelimuti tubuh Vanilla.

Sebelum pergi, Zack menyempatkan diri untuk mengecup kening Vanilla.

Di dalam toilet, Zack menatap dirinya lewat pantulan cermin.

( not ) One Love 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang