5. The Facts

3.5K 487 173
                                    

Siang itu, Shania Gracia tak sengaja bertemu dengan Aninditha di restoran saat perempuan itu hendak menghabiskan jam istirahat makan siangnya di sana. Daripada menghabiskan makan siang sendiri, Gracia lebih memilih untuk mengajak Anin pergi ke ruang VIP restoran yang berada di lantai dua. Ya, ini restoran yang pernah keduanya kunjungi beberapa saat yang lalu.

Setelah menemukan meja yang kosong dan memesan makanan, Gracia menerima panggilan video masuk dari sahabatnya, Sisca. Bagaimana perempuan berambut pirang itu memamerkan keindahan pulau Bali dengan heboh, di mana kota tersebut menjadi salah satu tempat yang Sisca dan Beni kunjungi untuk menghabiskan bulan madu selama beberapa waktu.

Aninditha yang duduk di hadapannya sesekali ikut masuk ke dalam obrolan saat Gracia mengubah tampilan kameranya menjadi kamera bagian belakang. Ia dan Gracia tertawa puas saat apa yang telah Sisca pamerkan berujung pada ledekan berupa candaan. Tawa keduanya semakin pecah saat melihat Sisca yang merajuk dan memutuskan panggilan secara sepihak.

"Jadi pengen honeymoon deh," ucap Gracia setelah menyimpan ponselnya ke dalam tas. Ia tersenyum saat seorang pelayan wanita datang membawa pesanan dirinya dan Anin ke meja.

"Makasih, Mbak," ucap keduanya secara bersamaan.

Aninditha menarik baju dinas yang ia kenakan berupa kemeja panjang berwarna soft blue hingga siku, lalu mulai menyantap makanan miliknya dengan tenang. Ia melirik Gracia yang masih memfoto beberapa makanan dan minuman yang perempuan itu pesan, sebelum kemudian memakannya secara perlahan. "Nikah dulu, baru honeymoon, Gre,"

Saat itu, Gracia hampir saja tersedak. Untung saja ia bisa segera mengendalikan diri dari rasa keterkejutannya. Jika tidak, mungkin potongan steak yang ia telan akan masuk ke dalam tenggorokannya.

Perempuan berhidung roman itu menghela napas. Gracia kira, Anin tak mendengar ucapannya beberapa saat yang lalu. Tapi ternyata ...

"Anin?" panggil Gracia setelah steak yang ia pesan hanya tersisa sebagian. Ia tersenyum tipis saat sahabat lamanya itu mendongak, menatap tanya ke arahnya. "Gue mau ngasih tau sesuatu sama lo, Nin."

"Ngasih tau apa, Gre?"

"Habisin aja dulu makanannya. Gue takut lo kaget terus malah keselek."

Sambil menunggu Anin menghabiskan makanannya, Gracia melakukan hal yang sama. Ia bahkan lebih dulu menyelesaikan acara makannya daripada Anin. Kemampuan Gracia yang ini, memang tak bisa dikalahkan oleh sahabat-sahabatnya yang lain.

"Jadi, lo mau ngasih tau apa, Gre?" tanya Anin. Ia mengelap sudut bibirnya dengan tisu, lalu menjatuhkan seluruh tatapnya pada Gracia yang sudah menunggu.

"Gue mau ngasih tau kalo sebenernya ... gue udah nikah, Nin," kata Gracia. Ia yakin apa yang baru saja ia ucapkan cukup jelas untuk sampai pada telinga Aninditha. Terlihat dari roman perempuan tersebut yang tampak terkejut, kedua mata bulatnya membola sempurna dengan mulut yang menganga.

"Lo serius, Gre?!" Aninditha tak percaya. Bagaimana bisa? Ia bahkan tak pernah menerima undangan pernikahan dari sahabatnya ini. Jangankan undangan, kabar dan rumornya saja ia tak pernah mendengarnya. Lalu sekarang, perempuan cantik berbaju putih itu mengatakan sudah menikah?

"Gue serius, Nin. Gue bahkan udah punya anak, kembar lagi," katanya.

"H-HAH?!"

Shania Gracia tersenyum tipis saat melihat ekspresi kaget dari Aninditha. Meskipun ia sudah menduga sebelumnya, tetap saja. Ini sedikit lucu untuk dirinya.

"Kok bisa, Gre?! Lo bohong, ya?! Kok gak ngundang gue?!" tanya Aninditha dengan beruntun. Mau bagaimanapun, ia perlu untuk tahu alasan apa yang membuat Gracia sampai tak mengundangnya. Atau, alasan apa yang membuat Gracia menyembunyikan pernikahannya?

Triangolo [GreShaNin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang