[AU] STAY TONIGHT
๑۩۞۩๑
Sembari mencari waktu yang tepat, Loid sedang berpikir apa yang harus dia katakan kepada Yor, kalau beberapa hari ke depan dia akan di rumah. Apa pun itu, Loid takut membuat Yor tidak nyaman untuk pergi keluar. Namun, bukankah hal itu yang dia inginkan? Agar Yor tetap di rumah, agar dia melihat perempuan itu seharian, agar... Loid terdiam, merasa malu pada dirinya sendiri sesaat dia seperti sedang merencanakan sesuatu biar Yor tidak pergi berkencan.
"Loid, ada apa?" Loid mendongak sesaat Yor membuyarkan lamunannya. Wajah Yor yang khawatir membuat hatinya berdenyut senang. Inilah yang dia ingin, Yor mengkhawatirkannya, lantas tidak enak untuk meninggalkannya. "Kau tidak apa-apa? Apa kau sakit?"
"Tidak."
"Pasti kau lapar," kata Yor. "Duduklah di kursi meja makan. Aku sudah menghangatkan makan malam untukmu."
Ada banyak persediaan makanan yang dimasak, lalu dimasukkan ke lemari pendingin. Loid seharusnya bisa melakukannya sendiri. Dia dapat menghangatkan makan malamnya tanpa meributkan Yor yang baru pulang berkencan dengan seorang laki-laki.
Yor memerhatikan penampilan Loid yang masih rapi, dan bertanya-tanya di dalam hatinya, dia mungkin kelelahan. Yor kemudian duduk di samping Loid, mencari tahu apa yang terjadi. Loid sungguh sangat berbeda.
"Apa ada banyak kasus di rumah sakit?" Loid bekerja di Tokyo General Hospital; rumah sakit besar di tengah pusat kota. Ada banyak pasien yang sulit dikendalikan di departemen psikiatri. Kadang-kadang Loid terluka, sering kali ceroboh karena kurang istirahat, kehilangan cairan, yang lebih parah dia bisa saja diserang oleh pasien gangguan jiwa. Lalu, kali ini apa? "Soal Anya dan Damian?"
"Anya dan Damian?"
Yor terkekeh. "Kau terlihat seperti ayah yang tidak mempermasalahkan bahwa putrimu berkencan di sekolah menengah, tapi kau adalah tipe yang protektif selama ini kepada Anya, aneh rasanya kau baik-baik saja melihat putri kita berkencan. Walaupun kita semua tahu bahwa Damian adalah pemuda yang baik."
Tentu, ini soal Anya, pasti Loid resah saat putrinya pergi berkencan. Namun Anya tidak dapat dibantah. Anya tidak bisa dikendalikan dengan hanya kau bilang padanya, 'tidak!'. Loid ingin menunjukkan kekhawatirannya, tetapi dia tidak bisa— dia tidak tahu caranya membicarakan itu bersama Anya.
"Aku tidak sedang memikirkan Anya."
"Lalu? Soal pekerjaan?"
"Setidaknya benar. Aku mengambil cuti sampai seminggu. Tidak tahu harus melakukan apa selama itu. Kau tahu, aku tidak sekalipun suka berdiam diri, jadi masih memikirkan kegiatan positif macam mana yang harus dijalani."
Yor terkekeh lagi.
"Ada yang lucu, Yor?"
"Maafkan aku, tapi wajah terlihat lesuh hanya karena masalah cuti," kata Yor, menenangkan dirinya untuk tidak lagi-lagi tertawa. "Kalau begitu, kita bisa pergi mengunjungi Anya di asrama. Atau, kita membuat sesuatu seperti kue yang biasa kau buat lebih banyak, dan membiarkan Anya membagikan semua kue itu ke teman-teman asramanya. Teman-teman Anya di Eden selalu memuji, bahwa Anya punya ayah yang pintar membuat kue yang enak."
Loid tidak peduli seluruh pujian itu disalin dari teman-teman Anya. Dia hanya membayangkan bahwa Yor yang memujinya, bukan orang lain. Hati Loid bedegap. Dia diam-diam merasa senang, tapi mengkhawatirkan mentalnya—sadar atau tidaknya, dia takut terlalu jauh merasa bahagia, diempaskan oleh sebuah kenyataan, itu lebih dari cukup untuk membangkitkan kecemburuan yang tidak diinginkannya.
๑۩۞۩๑
BERSAMBUNG
CATATAN:
Halo, thanks udah ngikutin kayak anak itik hehehe Ginzlyxx dan Rosean-sky.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY TONIGHT [LOID X YOR] ☑
FanfictionTidak ada alasan bagi Yor untuk bertahan dalam lingkup hubungan yang menurutnya terbentuk tanpa cinta. Jika bukan karena Anya, perempuan seperti Yor jelas tidak ingin terlibat dalam kehidupan duda anak satu; yang memiliki rencana tak terduga di luar...