BAB 2

2.7K 261 4
                                    

[AU] STAY TONIGHT

๑۩۞۩๑

Loid lebih sibuk dari biasanya pagi ini. Ia mengikuti saran Yor untuk membuat kue agar mereka punya alasan bertemu Anya di asrama.

Sesudah Anya mengakui bahwa dia berkencan dengan Damian, Anya lebih senang berada di asrama daripada pulang seminggu sekali untuk bercengkerama bersama ibu dan ayahnya. Jika saja dia dapat dengan mudah memaki seperti saat dia bersama temannya, Franky, dia akan menyebut Anya, "anak tidak tahu diri!".

Fokus pada sentuhan terakhir, Yor berseru gembira di samping Loid ketika pai stroberi itu terlihat indah. Sejauh apa pun Yor belajar selama ini karena keinginannya yang tiba-tiba tidak mau kalah, dia tetap tidak bisa menang. Resep pai stroberi dari gurunya, Camilla, yang juga temannya, ternyata mudah dibuat—ya, jika dia melihat bagaimana Loid membuat seluruh pai itu dengan mudah.

"Ada enam pai stroberi. Satu untuk Kepala Sekolah Henderson, lalu dua untuk teman-teman Damian di asrama, dua untuk teman-teman Anya, satu untuk Yuri, kemudian sisanya untuk kita."

"Yuri?"

"Ya, Yuri. Apa kau tidak ingin membagikan pai stroberi itu untuk Yuri?" mata biru Loid menyala-nyala. Dia tidak senang mendengar nama Yuri, walaupun Yuri adalah adik Yor. Mungkin disebabkan oleh hubungan mereka yang kurang dekat, lebih-lebih kurang baik. Yuri bagi Loid, bukan adik ipar yang baik. Dia sering kali menuduhnya membuat kakaknya menderita. "Loid?"

"Aku tidak menyangka kita perlu mengunjungi Yuri."

"Searah, sebaiknya kita mampir."

"Ya, kalau itu maumu, aku tidak bisa menolak."

Yor terdiam. "Apa kau keberatan? Biar aku saja yang mengantarnya, tidak apa-apa, aku tidak mau merepotkanmu." Loid menoleh, dia mendengar nada istrinya sangat sedih.

"Tidak apa-apa. Aku hanya tidak suka ketika dia bilang aku memberikan banyak penderitaan padamu. Aku pikir juga begitu. Aku hanya membebanimu." Yor mendekat, merasa sedih mendengarnya. Jika saja dia tidak mudah merasa sungkan untuk menyentuh Loid, dia ingin menyentuh pria itu, atau setidaknya dia memeluk pria itu.

Loid tidak pernah terlihat sangat kesepian. Mereka hidup bersama lebih dari 10 tahun lamanya. Ini pertama kali bagi Yor melihat Loid menderita. Dia seperti takut ditinggalkan, padahal Yor merasa dia tidak akan pergi ke mana-mana. Dia akan selalu pulang ke rumah ini dan berada di sisi Loid seperti janji mereka di depan Tuhan. Mereka akan hidup semati. Hanya maut yang dapat memisahkan.

Selesai membungkusnya dengan rapi. Mereka berdua bersiap untuk pergi ke asrama Anya, tetapi tempat pertama yang dikunjungi Loid dan Yor adalah kantor kepolisian pusat di mana Yuri Briar bekerja. Loid tidak mungkin menolak memberikan satu pai stroberi untuk Yuri. Setidaknya, semua yang dilakukannya agar bisa membuat Yuri terkesan dan mendukungnya—walau kecil kemungkinan itu akan terjadi.

Loid ikut turun dan masuk ke kantor kepolisian, tetapi berhenti tepat di samping SUV yang baginya begitu familier. Bukankah SUV ini yang kapan hari mengantar Yor pulang ke rumah?

"Loid, apa kau tidak mau masuk ke dalam?" suara Yor yang setengah berteriak untuk menyadarkannya, membuat kakinya melangkah kembali. Ia sempat merasa penasaran dengan SUV yang terparkir di depan kantor pusat. Ingatannya tajam, Loid hampir tidak pernah melupakan apa yang dia lihat. SUV tersebut yang waktu itu mengantar Yor pulang! Dia menekankan sekali lagi.

Sampai di dalam, Loid melihat Yuri berlari mendekati mereka dengan wajah senang. Sebaiknya Loid tidak boleh sesenang itu dulu ketika Yuri terlihat bahagia oleh kedatangannya, karena yang dilihat oleh Yuri sebenarnya Yor yang sedang mengunjunginya.

Di belakang Yuri terlihat ada sosok laki-laki berambut pirang dengan mata sayu. "Yor, kita bertemu kembali."

"Selamat siang, Mr. Feiss."

"Aduh, panggil saja aku Zachry," pria itu tersenyum hangat kepada Yor dan mereka berbincang-bincang. Loid merasa terasingkan tiba-tiba, dan dia tidak menyukai suasana tersebut. Maka dia mendekati Yor. "Oh, astaga," Feiss bergumam seakan-akan merasa bersalah. "Apakah ini dr. Forger?"

Yor menoleh ke samping, tersenyum, kemudian memperkenalkan Loid. "Anda benar, dia suami saya, Loid Forger."

"Dr. Forger, senang bertemu dengan Anda," Feiss terlalu senang mendapati pria berbakat seperti Forger ada di depannya. Ia tak tahu sejak kapan mengidolakan Forger yang cukup terkenal tidak hanya di rumah sakit tempatnya bekerja, tetapi beberapa kantor kepolisian membicarakan kepiawaiannya menangani seorang pasien yang biasanya terdiri dari; korban, pelaku, atau bahkan para anggota kepolisian yang mengalami mental kurang stabil karena tugas mereka.

Seperti biasanya, Loid menunjukkan keramahannya kepada siapa pun. Ia tidak mau terlihat cemburu, tidak senang, atau marah kepada pria yang mendekati istrinya hanya sekadar bercakap-cakap saja.

Sesudah mengantar pai stroberi untuk Yuri, mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju ke Eden, di mana Anya menempuh pendidikannya sejak sekolah dasar, bahkan mungkin dilanjutkannya di SMA. Selama perjalanan mereka yang ternyata butuh waktu lebih lama, tidak sesuai dengan perkiraan bahwa mereka akan sampai di Eden begitu makan siang tiba, Loid memikirkan bagaimana Yor bertemu dengan Mr. Feiss.

Tanpa diduga olehnya, Yor justru menjelaskan. "Saat pulang dari kantor, aku mampir ke apartemen Yuri, dan bertemu dengan Mr. Feiss. Lalu, Yuri meminta Mr. Feiss untuk mengantarku pulang kemarin."

"Di jam-jam itu kereta bawah tanah pasti padat. Adikmu tidak bisa membayangkan kau berdesak-desakan dan bisa saja terluka."

"Padahal aku sudah terbiasa dengan itu, aku jadi tidak enak harus dikhawatirkan."

"Saat orang khawatir kepadamu, itu tandanya mereka sayang kepadamu."

Yor diserang rasa panas di seluruh wajahnya. Apakah itu artinya Loid juga menyayanginya? 

๑۩۞۩๑

BERSAMBUNG

STAY TONIGHT [LOID X YOR] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang