BAB 4

2.4K 233 3
                                    

[AU] STAY TONIGHT

๑۩۞۩๑

Di tengah perjalanan pulang, Loid sibuk menerima panggilan dari Fiona, mendengarkan apa yang terjadi di rumah sakit selama dia mengambil jatah cutinya. Tidak banyak yang bisa diceritakan asistennya, karena kondisi di rumah sakit cukup kondusif sampai hari ini. Loid tidak merasa khawatir, pula dia sudah meminta dr. Sherwood menangani pasien yang butuh penanganan cepat.

Loid melirik ketika dia tidak mendengar Yor berbicara atau bergumam. Perempuan itu sedang terlelap, mungkin lelah, mungkin pula merasa senang untuk seharian ini. 

Keputusan Yor bulat saat dia bilang tidak pergi bekerja. Yor menemaninya membuat pai stroberi, lalu mengantarkannya ke beberapa orang, termasuk putri mereka, Anya.

Sampai di parkiran ruang bawah tanah apartemen mereka, Loid hati-hati untuk membangunkan Yor. Namun perempuan itu terlihat sangat sulit membuka matanya. Yor memang mudah tertidur, jika dia memiliki banyak pekerjaan dalam seharian penuh. Di keluarga Forger, Yor-lah yang selalu pergi tidur lebih awal, daripada Anya yang masih bermain dengan anjingnya yaitu Bond.

"Yor, kita sudah sampai."

Yor melihat sekeliling. Udara pengap dan sedikit panas membuat Yor bergegas untuk bangun. "Ya ampun, aku ketiduran. Maafkan aku, Loid." 

"Tidak apa-apa, kau kelihatan sekali lelah. Dan kemarin—" Loid terdiam tiba-tiba, tidak berani melanjutkan, tetapi dia ingin tahu segala yang dilakukan Yor di luar rumah, sementara bayangan Mr. Feiss begitu menghantui pikiran Loid. "Apa kau ada banyak pekerjaan?" 

"Tidak." 

"Lalu, pertemuan dengan Mr. Feiss?"

"Eh? Apa?" Loid mengalihkan tatapannya, berharap Yor tidak melihat wajah malasnya, atau mungkin, dia merasa malu seakan-akan tengah menginterogasi Yor. "Masalah diantar oleh Mr. Feiss?" Yor kebingungan, karena dia tidak tahu apa yang  bisa dia jelaskan kepada Loid. Sedangkan Loid tidak pernah seperti ini kepadanya—tentu saja, karena mereka menikah tanpa cinta, ada sebab dalam garis besar; ini demi Anya, dan Yor tidak ingin terus diledek karena melajang—aneh, tapi itulah hubungan mereka. "Loid, apa kau cemburu?" 

Mata Loid mengerjap. Dia cukup terkejut ketika Yor menyerang dengan kata yang tepat. "Yor, apa kau punya seorang kekasih?"

"Tidak, untuk apa?" Yor memperhatikan suaminya yang muram. "Loid, aku punya seorang suami. Aku tidak membutuhkan seorang kekasih!" Yor menekankan hal itu, agar Loid tidak menuduhnya untuk berselingkuh, atau berniat mencari pria lain yang lebih baik dari pria itu.  

Yor merasa senang ada sedikit ketertarikan, tetapi dia takut salah menilai itu semua. Selama sepuluh tahun, dia mempertanyakan hubungan mereka yang tercipta karena sebuah perjanjian demi putri mereka. Meskipun Loid tak memiliki perasaan apa-apa kepadanya, Yor tidak masalah untuk berada di sisi pria itu seumur hidupnya. Namun, ketika Loid bersikap seperti ini, Yor merasa dibutuhkan, dan tidak ada alasan bagi mereka untuk bercerai. 

"Apakah kau takut aku mengajukan surat cerai? Maka dari itu kau mencoba berdusta, agar aku tidak melukai Anya?" gadis itu menyukainya—Anya, menyayanginya, meskipun Yor bukan ibu kandungnya. Jika mereka bercerai, Anya pasti membenci Loid. "Tentu, Anya pasti mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Kau tidak mau membuatnya merasa bersalah."

Yor menundukkan wajahnya, menyembunyikan kesedihannya. 

"Aku mencintaimu, Yor," Yor tidak tergerak, meskipun dia mendengar hal itu dari Loid. Ini bukan pertama kalinya Loid mengucapkan kata cinta untuknya. Dia melakukannya agar mereka terlihat romantis, agar mereka terlihat sebagai pasangan yang saling mencintai, atau pasangan yang tidak akan pernah mengajukan surat cerai ke pengadilan. "Yor, aku mencintaimu."

"Cukup, Loid, di sini tidak ada Anya, kau tidak perlu bersusah payah seperti itu."

Loid bergeming ketika dia mendengar suara Yor yang dingin. Ia tahu betul bahwa seseorang yang terlalu banyak berbohong, ini yang akan terjadi. Loid terlambat mengatakan semua itu secara tulus, dan tahu-tahu waktu sudah berakhir. Yor akan meninggalkannya. 

Ketika Yor sudah tidak ada di depannya, Loid masih berdiri di tempatnya, di samping mobilnya dengan pintu terbuka. Aroma apak ruang bawah tanah yang paling tidak disukainya tiba-tiba menjadi hal yang tak pernah dipermasalahkan olehnya. 

Loid menutup pintu mobilnya dan segera berlari menyusul Yor.

"Loid!" teriak Yor kaget ketika Loid hampir terjatuh untuk menahan pintu lift agar tidak tertutup. "Apa kau baik-baik saja?" Loid mendongak sembari terengah-engah. "Loid?"

"Yor!" balas Loid seraya dia memeluk tubuh Yor. "Maafkan aku, ini semua salahku, Yor!" ujarnya terbata-bata. "Jika saja aku bisa mengatakan semua perasaan Tersebut padamu, kau tidak akan pernah seperti ini padaku."

Yor masih terdiam, tidak membalas ketika Loid memeluknya. 

"Aku mencintaimu! Semua perasaan itu tidak ada hubungannya dengan Anya! Aku mencintaimu! Tolong mengertilah, Yor!"

Loid memeluk sembari mendaratkan keningnya di pundak Yor. Dia sudah lama tidak merasa sedih seperti ini. Ia akhirnya tahu beberapa pasien yang datang kepadanya karena patah hati, sakit hati, dan merasa tidak diterima oleh siapa pun. Ketakutan-ketakutan semacam itu lebih mengerikan, Loid merasakannya, dan dia tidak dapat bertahan dengan semua perasaan itu.

"Loid, berikan aku waktu untuk memikirkan hubungan kita."

๑۩۞۩๑

BERSAMBUNG

STAY TONIGHT [LOID X YOR] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang