«34»

426 64 2
                                    



Semenjak pertarungan dimulai seluruh ruangan terisikan dengan suara pedang mereka berdua yang bertemu dan saling menggoreskan ketajamannya.

Tetapi dari kejauhan seseorang memantau mereka,tidak,lebih tepatnya hanya satu orang yang saat ini menarik perhatiannya,surai (H/c) dengan manik (E/c) juga dengan telinga dan ekor serigala telah berhasil merebut perhatiannya.

Orang itu memiliki tinggi normal seperti lelaki pada umumnya dengan surai hitam bergaris hijau,rambut pendek dengan poni terbelah tengah,manik kuning bersinar tajam juga eyeliner merah dengan visual serba hitam.

Kalau dilihat lebih baik ia sedikit mirip dengan Zhongli,eyeliner merah sama dengan warna mata yang hampir mirip.

'Akhirnya aku menemukanmu,(M/n)'








Kedua dari mereka tidak ada yang ingin menyerang secara inti dan hanya memancing musuh untuk menghindar juga menyerang dengan dangkal,tujuan mereka sama untuk menang dan mengulur waktu sepintar mungkin.

Tetapi kesabaran (M/n) mulai hilang,Kaeya sama sekali tidak menanggapi nya dengan serius jadi ia berniat untuk lebih serius agar Kaeya juga terpancing untuk bertarung lebih.

(M/n) mulai menggunakan kecepatannya dan menyerang dari arah yang sulit dibaca,Kaeya bisa menghindari itu dengan baik tetapi sepertinya ia juga terbawa suasana pertarungan saat ini.

Dengan begitu percikan pedang mereka lebih kuat karena sudah terobsesi akan kemenangan,apapun yang mereka inginkan maka mereka akan mendapatkannya.

Saat hendak meluncurkan serangan Kaeya lengah dan terpeleset jatuh,beruntung baginya serangan (M/n) meleset tetapi ia tidak bisa terus ditempat.

(M/n) melirik kearah bawah dan hendak menyerang lagi tetapi Kaeya menghindar lalu bangkit menyerang dari sisi kanan.

(M/n) langsung menolak pedang Kaeya keatas dan melompat mundur sedangkan Kaeya maju untuk menyerang.

Kaeya menebaskan pedangnya berkali kali dan (M/n) sekarang berlindung pada pedangnya dan selalu menolak pedang Kaeya menjauh dari dirinya.

Kaeya merasakan sesuatu menggumpal dari tubuhnya dan memaksa untuk keluar.

Clang!

(M/n) membelalakkan matanya saat pedang miliknya terlempar kebelakang,tentu saja itu ulah Kaeya,menghindar (M/n) melompat mundur dan melihat Kaeya hanya diam dengan kepala yang menunduk.

'Apa apaan tadi!? Serangannya berbeda dari sebelumnya' (M/n) menatap kearah Kaeya sekali kali ia melihat kebelakang.

'Sial,pedangku berada di luar jangkauan garis,aku tidak bisa mengambilnya' Tidak tau harus berbuat apa saat ini,hawa dingin menyengat masuk kedalam tubuhnya dan ini berasal dari Kaeya.

'Ada apa dengannya?' (M/n) mengedipkan matanya berkali kali bingung dengan fakta Kaeya tidak berkutik sama sekali.

Tiba tiba

Wushh!

(M/n) menutup matanya dengan kedua lengannya saat merasakan hawa dingin berangin menyapu tubuhnya,setelah dirasa sudah lebih mereda ia memberanikan diri untuk melihat Kaeya.

Matanya sekali lagi terbelalak kaget melihat pedang Kaeya sudah dikelilingi es berbentuk  bintang yang sama seperti pupil matanya.

Tanpa kesadaran penuh dari Kaeya,Kaeya menghempaskan pedangnya kedepan dan seketika itu juga (M/n) terlempar keluar arena karena angin kencang hembusan dari pedang Kaeya.

Efek nya bukan hanya angin kencang dingin tetapi arena yang terkena jangkauan pedangnya tadi berubah menjadi es dan bahkan ada bongkahan es disana.

"(M/n)!!" Semua orang berteriak memanggil nama (M/n) karena mereka tak tau apakah (M/n) selamat atau tidak,kabut dingin menutupi penglihatan mereka.

'Devastation•|•{Genshin Impact}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang