«19»

593 76 14
                                    



Beberapa hari telah berlalu,kini Lumine sudah seratus persen sembuh dan sudah mulai masuk sekolah walaupun ia tidak dibolehkan menguras energi nya terlalu banyak. (M/n) yang awalnya kesepian kali ini sudah merasa lebih baikan karena the twins sudah kembali masuk.

"Bagaimana kabarmu saat kami tidak sekolah (M/n)?" Tanya Aether sambil meminum susu kotaknya. Lumine menatap (M/n) dengan wajah penasarannya.

"Ah apalah aku harus menjelaskannya? Sudah jelas aku kesepian" jawab (M/n) dengan wajah cemberutnya. Aether tertawa kecil lalu meminta maaf karena menjahilinya. Lumine juga ikut tertawa melihat ekspresi wajah cemberut (M/n).

"Aku sangat merindukanmu kamu tau itu? Satu hari tanpamu hidupku terasa sangat kosong" Lumine menggoda lelaki di sampingnya dengan kata kata yang sering dikeluarkan buaya jantan Indonesia. (M/n) merasakan pipinya memanas tetapi ia masih bisa mengontrol ekspresinya.

"Kamu berlebihan" hanya itu yang keluar dari mulut (M/n),ia kembali menyedot minumannya sambil menatap ke arah lapangan didepan sekolah.

(Notes:ini ceritanya mereka di mesin minuman otomatis)

"Tidak,aku mengatakan yang sesungguhnya" respon Lumine sambil tertawa kecil. Aether hanya menggeleng kan kepalanya pelan melihat adiknya menggoda pemuda manis disampingnya.

"Hoanm,huah maaf,aku kekurangan tidur kemarin malam" (M/n) mengucek salah satu matanya yang berair gara gara menguap. Aether dan Lumine mencoba untuk memakluminya tetapi mereka tetap khawatir akan kondisi kesehatan lelaki manis ini.

"Kenapa kamu tidak minta poison kak Albedo saja?" Tanya Aether. (M/n) berfikir sejenak lalu ia terdiam.

'Lah iya juga...' Lumine melambaikan tangannya tepat di depan wajah (M/n) membuat lelaki manis itu kembali sadar dari lamunannya.

"Kamu benar juga Aether" (M/n) bangkit dari duduknya lalu melirik mereka berdua yang sedang terduduk di kursi panjang.

"Kalian mau ikut?" Tanya (M/n) melirik mereka dari bahu. The twins saling tatap menatap lalu menggelengkan kepala mereka.

"Tidak dulu,aku sedang tidak ingin berdiri" jawab Lumine,(M/n) mengangguk lalu pamit untuk ke ruangan UKS guna menemui lelaki cantik yang ia sebut Aldo.

(M/n) berjalan santai sendirian tanpa teman,meskipun di lorong sana banyak siswa dan siswi berkeliaran dan bermain tetap saja dia merasa seakan tidak ada orang di sana. Ekspresinya sedikit memudar saat ia melihat ke arah beberapa murid yang bermain dengan canda tawa di wajah mereka. (M/n) kembali berjalan dengan kepala yang sedikit menunduk,menatap lantai yang bergerak seiring dengan dirinya berjalan maju sampai sampai tidak sadar jika ia sudah berada didepan pintu UKS. Dia mengetuk pintu terlebih dahulu karena menurutnya masuk langsung itu kurang sopan dan mungkin menganggu mereka yang sedang menangani pasien.

"Masuk!" Sesuai perkataan Albedo ia masuk kedalam dan melihat Albedo sedang membuat ramuan disekitar sana.

"Kak Albedo,boleh minta waktunya sebentar?" Tanya (M/n) sedikit gugup karena takut mengganggu Albedo yang sedang meracik ramuan. Albedo mengenali suara lembut (M/n) langsung mengabaikan ramuannya di meja dan matanya menatap (M/n).

"Tentu saja,kemarilah" Albedo melepas kaca mata yang ia pakai lalu meletakkannya di lehernya. Setelah mendapatkan izin dua kali (M/n) benar benar masuk lalu menghampiri Albedo.

"Jadi? Kamu butuh sesuatu?" Tanya Albedo to the point. (M/n) menggaruk tengkuknya lalu berkata.

"Ah jadi aku kesini ingin meminta ramuan untuk tidur nyenyak. Tetapi karena tidak mudah membuatnya akan kubayar,itupun jikalau kakak mau memberikannya" (M/n) tersenyum kaku sambil tetap menggaruk pelan tengkuknya. Albedo terdiam sebentar lalu menyeringai.

"Oh~ kamu ingin jadi orang yang kecanduan tidur ya?" Goda Albedo,(M/n) tetap menjaga ekspresinya walaupun semakin kaku senyuman yang ia buat. Albedo membalikkan badannya mengambil sebotol ramuan dimejanya lalu kembali menatap (M/n).

"Aku punya ramuan tidur,tetapi kamu yakin tidak akan menyesal meminumnya?" Tanya Albedo sambil memainkan botol berisi cairan pink muda itu.

"Uh... Apa ada efek sampingnya?" Tanya (M/n) sedikit curiga,Albedo menghentikan aksi lempar melempar botol tersebut lalu menatap (M/n) intens.

"Tergantung tentunya,jika kamu beruntung kamu tidak akan terkena efek lain selain tidur" jawab Albedo tanpa menjelaskan efek lain dari cairan tersebut. (M/n) memincingkan matanya lalu membuat pose berfikir.

"... Berapa persen?" Tanya (M/n) pendek,Albedo menyeringai.

"50/100" jawab Albedo sambil tetap mempertahankan seringaiannya. (M/n) terdiam,memikirkan apakah ia harus mengambilnya atau mungkin lebih baik tidak. Setelah berfikir panjang (M/n) menghela nafas lalu menutup matanya dan mengulurkan tangannya kedepan bersiap untuk menerima ramuan tersebut.

"Baiklah kuambil. Berapa yang kamu mau?" Tanya (M/n) santai (buset mas emen kaya jugaಡ ͜ ʖ ಡ)

Albedo menyerahkan botol tersebut lalu menyeringai,(M/n) mengecek bagian botol tersebut dengan teliti tetapi ia tidak melihat hal yang mencurigakan disana.

"Jikalau aku ingin lebih dari uang bagaimana?" Tanya Albedo sambil duduk di kursi sekitar sana. (M/n) membuat ekspresi bingung tetapi tetap menjawab.

"Tidak masalah,katakan saja akan ku berikan" jawab (M/n) yang mengungkap fakta bahwa ia tidak memperdulikan harga barang,yang terpenting ia tidak meminta gratisan. (M/n) juga mengeluarkan uang saku miliknya lalu mengulurkannya pada Albedo.

"Aku tidak tau jika kamu kaya juga,tetapi simpan saja aku ingin hal lain yang pastinya tidak akan menguras uang mu" (M/n) mengkerutkan keningnya lalu membuat ekspresi 'jadi apa yang kamu mau?'. Albedo melebarkan seringaian nya.

"Ciuman pipi" jawab singkat,padat dan jelas Albedo. Sontak wajah (M/n) merah padam.

"W-ha!? C-ciuman? K-kak Albedo j-jangan bercanda!"

"Apakah wajahku mengatakan kalau aku sedang bercanda?" Tanya Albedo dengan wajah yang datar. (M/n) reflek mundur satu langkah dengan wajahnya yang masih memerah. Albedo tetap memasang wajah datarnya tetapi tatapannya seakan melarang (M/n) untuk menolak apa yang ia inginkan tadi.

"A-aku—"

" 'Tidak masalah,katakan saja akan kuberikan' " Albedo mengulangi perkataan (M/n) tadi membuat lelaki manis tersebut menyesal mengatakan hal itu.

(M/n) mengepalkan tangannya kuat,tubuhnya sedikit bergetar,lalu ia menggertakkan rahangnya dan mendekat kearah Albedo. Albedo menyeringai diam diam,kepalanya saat ini mendongak menatap lelaki manis yang berdiri didepannya. (M/n) menyamai tingginya dengan Albedo lalu wajahnya berhenti disamping pipi Albedo.

"P-permisi" tak lama setelah (M/n) mengatakan itu,Albedo dapat merasakan benda kenyal menyentuh pipinya tetapi sayangnya tidak lama,karena itu hanyalah ciuman dipipi. (M/n) menarik wajahnya lalu membungkuk cepat dan keluar dari UKS dengan wajah yang masih memerah. Albedo terkekeh kecil lalu tangannya menyentuh pipi bekas ciuman (M/n) tadi dan tersenyum,ia juga merasakan pipinya sedikit memanas.

'Semoga beruntung di ramuan racikanku,(M/n)'












































~⟨⟩~—~⟨⟩~
{19› Aldo}
Complete✓
~⟨⟩~—~⟨⟩~









































Rasanya pengen cepet cepet mempertemukan Xiao dengan mas emen( ´◡‿ゝ◡')

'Devastation•|•{Genshin Impact}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang