"Jarak yang semakin lebar, namun jarak juga yang semakin membuat kita saling merindu."
Frisillia menemukan bunga mawar putih lagi di atas mejanya, tapi kali ini ia tak membuangnya, kali ini ia menyimpannya. Frisillia tak tau siapa yang meletakkan bunga mawar putih di atas mejanya, tapi bagaimana orang itu tahu bahwa ia suka bunga mawar putih? Itu membuatnya merinding memikirkannya. Apakah dia mengikutinya? Apakah dia pengagum rahasianya? Benarkah? Frisillia punya pengagum rahasia? Muncul sejuta pertanyaan di dalam kepalanya saat mengingat bunga mawar putih itu. Selama pelajaran ua terus memikirkan seseorang yang meletakkan bunga mawar putih di atas mejanya. Apakah benar dia pengagum rahasia? Atau orang yang sengaja mengikuti? Pikiran negatif mulai muncul dalam fikiran Frisillia.
Hari ini mereka akan memulai latihan band lagi setelah sekian lama tak pernah latihan lagi."Hallo, lama tidak berjumpa," Frisillia menyapa alat musik yang tidak bisa bicara.
"Kebiasaan sama Yastra nih jadi ikut gila," Adrian tersenyum miring.
"Kenapa harus gua lagi? Gua diem nih," Sahut Yastra.
"Kenapa latihan sekarang? Gua mager banget sumpah," Alland meneguk air mineral yang tergeletak di atas meja.
"Mending hari ini gak usah latihan ya? Capek nih gua kemarin habis kerja," Frisillia memegang pundaknya yang terasa kaku.
"Istirahat aja dulu sono," Reyhan menyodorkan sebotol air untuk Frisillia.
"Bener tuh, kita mendingan gak usah latihan sekarang," Sahut Alland.
"Yok foto!" Frisillia mengeluarkan HP-nya dari saku bajunya.
"1... 2... 3..." Semua berkumpul ke arah Frisillia dan berfoto bersama.
"Bar, sini foto bareng sama gua," Yastra mengajak Baruna yang sedang sibuk mencari nada dari gitarnya.
"Gak," Jawabnya singkat.
Semua tak memperdulikannya dan berfoto bersama-sama lagi tanpa Baruna. Sementara itu, Baruna sedang sibuk mencari nada dari gitar yang dia mainkan."Ini ada yang ngasih buat lu," Seorang gadis menghampiri Frisillia di ruangan musik dan memberikan setangkai mawar putih lagi.
"Makasih," Frisillia menerima bunga itu dan menyimpannya di dalam tasnya.
"Ciieee, ada yang suka sama lu nih? Dari kemarin lu dapet bunga mawar putih terus," Yastra menggoda Frisillia.
"Gua takut njiir," Frisillia memasang raut wajah ketakutan.
"Takut? Lha nape?" Adrian mengernyitkan dahinya.
"Gua takut dia stalker sama gua," Frisillia terbiasa mengigit jari-jarinya ketika ketakutan.
"Santai aja, mungkin aja dia pens lu," Yastra mencoba menenangkan Frisillia.
"Wahh, berita terbaru nih," Adrian mengumpulkan berita.
"Jangan buat gempar deh!" Frisillia memukul lengannya.
"Heheheh, canda jangan dimasukin ke lambung," Adrian meringis menampakkan giginya.
"Gak usah takut, dengerin kata Yastra," Baruna menghampiri Frisillia dan mencoba menenangkannya.
"Bener tuh katanya. Bar, hari ini gak usah latihan ya?" Adrian berusaha membujuk Baruna.
"Hmm, terserah," Baruna menjawab singkat.
"Oke. Gua umumkan kalau hari ini gak latihan YEEAYY," Yastra membuat keputusan lalu disusul dengan sorakannya.
"Yok foto," Frisillia mengangkat HP-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARUNA (END) REVISI!
Teen FictionApa itu cinta? "Cinta? Cinta itu menyakitkan. Gak ada yang indah." -Frisillia Antika Putri- "Orang yang saling mencintai dan memiliki hasrat untuk melindungi orang yang di sayangi." -Marchello Baruna Ardiansyah- "Cinta adalah perasaan tulus yang mu...