–
–"Bunda.. Wen kangen bunda... bunda dimana"
"Wen mau ketemu bunda.. maafin Wen bunda... maaf Wen udah nangis"
"Wen mau bunda..."
Louwen meracau, memegang erat bangku yang ia duduki melepaskan rasa kecewa dan sedihnya. beberapa menit kemudian ia merogoh saku celananya untuk melihat jam berapa sekarang
6:26 WIB
Ia menangis cukup lama di bangku taman itu. mendongak menatap langit, tersenyum lalu mengusap wajahnya menghapus air mata yang terjun bebas di pipinya, ia bangkit memakai helmnya lalu menyalakan mesin motornya dan pergi menuju sekolahnya
tidak perlu waktu lama untuknya sampai disekolah. ia turun dari motor meletakkan helmnya lalu melangkah meningalkan tempat parkir menuju kelasnya.
"Ma!"
Louwen terjengit kaget saat merasakan tepukan dikepalanya, ia menolehkan kepalanya untuk melihat siapa pelakunya
Manik coklatnya mengerjap saat melihat sosok pemuda yang ada disampingnya, tubuh jangkung dengan tas sekolah yang disampirkan dibahunya
"Ken.."
"apa?."
"apa apanya?."
Kenzi tidak menjawab pertanyaan itu, tangannya terulur mengusap pipi putih Louwen yang terlihat sembab, beralih ke dahi anak itu yang terlihat sedikit memar, karena kemarin menabrak tembok.
"oh itu, kemaren luka gara-gara mau ngambil helm. "
"lalu?."
"kejedot tembok gara-gara kepeleset pas helm nya jatoh. "
"Bohong."
"Ih, ngapain bohong. beneran kok Wen gak bohong. "
"ayo."
"hah? kemana?."
"UKS."
"Ih! gak mau! kemaren Wen udah dibawa ke UKS sama abang, gak mau kesana lagi."
Kenzi menghela nafasnya pelan, mengulurkan tangannya untuk mengajak anak itu, namun bukan pegangan tangan yang ia Terima malah tepisan halus dari anak itu
"Keras kepala"
Kenzi menggendong Louwen ala koala dengan tiba-tiba membuat anak itu kembali terjengit kaget karena ulahnya.
"Ish! Kaget Ken!"
"Hm"
"Ken ngom—"
"Shut up."
"Ish, gak like. Ken potong-potong Wen ngomong."
Kenzi diam, ia melanjutkan langkahnya menuju UKS dengan Louwen di gendonganya. tangan kanannya mengusap dahi memar Louwen, membiarkan Louwen bersandar padanya
Langkahnya terhenti didepan pintu ruang UKS, melihat ada sepasang sepatu yang ada disana menandakan jika UKS nya sudah dibuka.
Kenzi masuk setelah melepaskan sepatunya juga sepatu Louwen. mendudukkan Louwen disalah satu brankar kosong dan beralih menatap siswi yang sedang membereskan dan memeriksa rak obat.
"Keluar." perintahnya dengan tegas yang terdengar dingin pada siswi itu
"Tapi in—"
"keluar."
Siswi yang ditatap tajam oleh Kenzi itu pun memilih keluar tanpa mengatakan apa-apa lagi, dengan kepala tertunduk ketakutan.
setelah siswi itu keluar, Kenzi menatap Louwen yang sedang memainkan kotak obat kosong dengan gambar beruang , menyingkirkan rambut anak itu yang menghalangi matanya, lalu terlihatlah luka memar dengan warna ungu kemerahan yang sedikit membengkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
Teen Fiction"kau milikku" "sure, i'm yours" -- "Baby Wen." "I'm Here, Daddy Ken" ⚠️BXB⚠️ dosa tanggung sendiri!