chapter 19

93 13 36
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Apa mereka akan baik-baik saja?"

Mikasa dan Sasha masih berdiam diri dalam truk Zeke, tetapi mereka tak terlihat baik-baik saja. Terutama Mikasa. Gadis kelam itu tak henti-hentinya menghembuskan nafas sambil memainkan jemarinya tidak jelas. Sebagai pelampiasan rasa takut dan khawatir yang ia rasakan.

"Menurutmu apa Eren baik-baik saja?" Mikasa bertanya kepada perempuan yang berhadapan dengannya.

Sasha menghela nafas, "kau bertanya seperti itu terus sejak tadi. Kenapa? Kau meragukan Eren?"

"Ini sudah lama" jawab Mikasa spontan. "Sudah hampir satu jam, mungkin. Tapi mereka belum kembali. Aku semakin khawatir, suara letusan senjata itu terlalu banyak. Bagaimana kalau Eren--"

"Tidak!" potong Sasha, "Eren sudah berjanji dia akan kembali. Benar begitu?"

Mikasa menundukkan kepalanya. Raut wajah itu terlihat sendu. "Memang. Tapi takdir tak ada yang tahu. Aku takut malam ini akan menjadi malam terakhir Eren"

Sasha memegang erat kedua pundak sahabatnya itu, "jangan bicara begitu. Mari yakinkan diri kita kalau mereka baik-baik saja dan segera kembali"

"Aku tidak peduli dengan mereka. Yang aku khawatirkan hanya Eren. Hanya Eren!"

Mikasa kemudian mendekat ke jendela truk yang ada di samping kursi pengemudi dan menyipitkan matanya menuju rumah Reiner. Rumah itu sudah porak-poranda. Dinding-dinding serta penghalang besi nya pun sudah rusak. Jantung Mikasa terasa keluar dari tempatnya ketika samar-samar melihat sosok Eren dari kejauhan. Disana Eren tidak diam, melainkan sedang melawan seseorang entah siapa. Beberapa detik kemudian tangan Mikasa mengepal penuh rasa geram saat melihat siapa yang menjadi lawan Eren.

Dia seorang wanita.

Wanita berambut panjang hitam sedang bertarung menghajar Eren. Tak jauh dari Eren ada Zeke yang sedang melawan seseorang yang Mikasa kurang tahu itu siapa. Melihat hal tersebut amarah Mikasa langsung bergejolak. Menatap tajam sosok wanita yang menghajar Eren.

"Wanita brengsek!"

Mikasa pun kembali ke belakang dan matanya langsung tertuju kepada tumpukan senjata yang disimpan di salah satu sudut truk. Mikasa mengambilnya lalu mengisinya dengan peluru.

"Hei.. Hei.. Kau mau apa?"

Mikasa menoleh, "aku tidak bisa duduk santai disini sambil berkhayal masuk dunia parallel lalu bertemu dengan variant diriku dan menyelamatkan dunia. Aku harus melakukan sesuatu!"

"Tidak.. Tidak.." Sasha menahan tubuh Mikasa yang akan turun dari truk, "disana berbahaya! Itu sama saja dengan bunuh diri!"

Mikasa menepis tangan Sasha "Kau tidak perlu ikut. Kau tunggu saja disini. Ini urusanku dan aku tidak ingin kau terlibat"

𝗔𝗡𝗔𝗥𝗖𝗛𝗬 (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang