• Epilog •

66 13 1
                                    

✧ Happy Reading ✧

✧ Happy Reading ✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°•✧•°

Senyum bertabur di mana - mana. Semua bibir terangkat membentuk lengkungan. Ada yang senang dan ada yang tidak senang, itu terukir dari wajah - wajah mereka.

Malam itu sangat indah, banyak bintang menghiasi langit malam. Seorang gadis sedang berdiam diri dan tersenyum, menatap sekelilingnya. Mereka sedang memulai pesta, pesta kemenangan. Karena, makhluk yang menganggu desa selama 12 tahun sudah lenyap.

Kana tersenyum geli menatap sahabatnya yang sedang bersama lelaki konyol. Dari mata Anna terlihat bahwa dia ingin keluar dari perbincangan itu.

"Ayo kita makan kue itu, Anna!" Ajak lelaki itu, ia menarik tangan Anna. Anna ingin menolak, namun dia tidak enak hati.

Kana tersenyum puas dan melambaikan tangan ke arah Anna. "Bersenang - senang lah, Anna" teriaknya.

"Kamu jahat Kana, ya Tuhan tolong aku menjauh dari lelaki aneh ini! Huhuhuhu bundaaa" batin Anna.

Suara langkah menghampiri Kana. Tiba - tiba merangkul bahu Kana dan duduk di sampingnya. "Ayah?"

"Apakah kamu sudah puas menertawai sahabat mu? hahahaha" ujar Lingga tertawa.

Kana diam dan menatap api unggun di depannya. Kana ingin memulai pembicaraan dengan ayahnya, namun Kana canggung. Dia sudah melawan, kabur dan melontarkan kata - kata yang tidak wajah kepada ayahnya.

"Ayah..." Panggil Kana pelan.

Lingga menengok ke arah Kana. "Hm?" Jawab Lingga dengan deheman.

"Kana minta maaf...Kana sudah membangkang kepada ayah...dan pergi tanpa seizin ayah" lirih Kana menundukkan kepalanya.

Lingga terdiam, kemudian wajahnya mengukir senyuman tulus. Ia memeluk anak di depannya. "Semua yang telah di tentukan, pasti mempunyai alasannya tersendiri."

"...dan Kana mencari alasan dari aturan tersebut. Ayah bangga pada Kana" sambung Lingga mengusap puncak rambut gadis di depannya.

Kana tersenyum lega dan memeluk ayahnya dengan erat dan bahagia. Lingga melepas pelukan anaknya dengan pelan. "Ada yang ingin bertemu Kana" ucapnya.

Kedua mata itu beralih menatap wanita di belakang ayahnya. Bibir yang tadi terangkat, kembali terangkat dengan lebar. Kana berlari menghampiri wanita di depannya dan memeluknya.

Wanita itu tersenyum. "Ibu bangga pada Kana dan ibu sangat berterimakasih kepada Kana. Karena Kana, ibu bisa selamat dari keadaan buruk itu." Kata Ibu itu.

Wanita itu adalah ibu guru yang telah membatu 5 hari lalu. Membatu karena menatap mata Basilisk dari genangan air. Ibu guru sudah tidak membatu, karena makhluk itu telah tiada dan sihirnya telah usai.

Hutan Mati [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang