• Bab Dua •

162 16 3
                                    

Happy Reading

✧ Happy Reading ✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•✧•°

Sepasang kaki melangkah menuruni tangga dengan langkah yang cukup cepat. Dengan pita putih dan gaun yang selalu dia pakai. Kedua pupil mata itu membesar, menandakan ada sesuatu yang membuat nya tercengang.

Gadis itu melihat pintu rumah nya di kunci oleh kayu yang cukup besar. Gadis itu mencari ayahnya, namun tidak ada. Kemudian, ia melihat surat di atas meja, serta makanan yang siap untuk dimakan. Dengan bimbang, dia membuka surat itu.

"Ayah pergi lebih cepat, jangan keluar rumah, Kana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah pergi lebih cepat, jangan keluar rumah, Kana. Makan makanan yang sudah ayah siapkan. Sekolah sedang di tutup, jadi Kana tidak sekolah sementara ini. Ingat perintah ayah, jangan keluar rumah." -Ayah

Kana terkejut melihat isi surat itu, ada apa di luar sana, hingga ayah nya melarang dia untuk keluar rumah. Kana membawa makanan yang telah disiapkan, kemudian dia berlari ke lantai 2, kamarnya. Dia menyimpan makanannya di atas laci.

Kana membuka perlahan tirai jendela, mata nya di sambut dengan pemandangan yang tidak menyenangkan. Bunga Wijayakusuma pemberian Anna, sudah mulai layu. Tidak berhenti di situ, kedua mata Kana melihat sekeliling halaman rumahnya, dan hal yang tidak di sangka sudah terjadi. Semua tanaman di sekitar rumah sudah tidak segar.

Kana tidak tahu mengapa, tiba - tiba ada sebutir air turun dari matanya, mengenai Bunga Wijayakusuma. Ajaib, bunga itu segar lagi. Kana menjauhi jendela dengan perasaan tercengang.

"Kenapa semua ini terjadi? Ada apa?" Batinnya

Kana mengambil kursi dan makanannya, kemudian dia letakan di dekat jendela. Dia melihat sekeliling, ada satu burung yang sedang diam di dekat jendela. Kana memanggil nya.

"Cuit cuit cuit cuit cuit?" Tanya Kana kepada burung itu

"Apa aku boleh minta bantuan?" -Terjemahan-

"Cuit cuit cuit, cuit cuit cuitt" balas burung itu

"Dengan senang hati, ada apa, putri?" -Terjemahan-

Hutan Mati [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang