[prolog]

60 3 13
                                    

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Kenalan dulu kita bestie!

Namanya Cahya Andini. Iya, Cahya yang bercahaya layaknya rembulan malam yang menyinari bumi. JIAAKKHH!

Dia gadis yang eum-- entahlah. Katanya sih dia gak cantik, apalagi jelek. Biasa biasa saja. Tapi kata sahabatnya, dia cantik di mata orang yang tepat. Bingung? Sama kok.

Sifat Cahya itu aneh. Kadang receh, kadang juga mood mood tan. Kalo lagi badmood, maka yang stress duluan adalah Pelangi Putri-- bestod nya si Cahya.

"Mau pesen bakso tanpa sayuran?" Tanya Pelangi hati hati.

"Gak enak, dadar gulung kayanya oke." Jawab Cahya santai.

"Eh gak jadi. Pengen mie ayam aja,"

"Ada otak lo begitu? Gak liat di depan banyak orang ngantri? Dasar cewek!"

Pelangi menyerah. Siapa saja tolong hilangkan Cahya saat ini juga.

Ya begitulah kira kira. Tetapi entah mengapa, Pelangi masih bertahan bersama Cahya yang otaknya rada minus itu.

Oke, lanjut!

Kenalin dulu dong, namanya Ando Sakara. Ganteng? Iyalah ganteng, orang anaknya papa Ale. Kata papa, Ando itu gantengnya sudah keturunan. Papa Ale bangga sama putra kesayangannya. Hahah!

Ando itu receh, apalagi sama dua sahabatnya-- Rega Prasito dan Reynand Putra. Mereka bertiga gak ada cool nya sama sekali, ckckck.

"Gue ada gebetan,"

Ando dan Rega menatap tak percaya kearah Reynand. Setelah sekian lama, akhirnya Reynand ada gebetan juga.

"Siapa?" Tanya Ando dan Rega secara bersamaan.

Reynand tersenyum penuh kemenangan. Ia berdiri sembari mengangkat dagu-- angkuh!

"Anaknya mpok Eli, si Mona. Bwehh bahenol pokoknya!"

"BWAHAHAHA!"

Ando dan Rega tertawa lepas. Sejak kapan selera Reynand itu berubah menjadi-- ondel ondel komplek? Bukan karena apa, hanya saja Mona itu gadis yang menor, apalagi ia sering menggunakan lipstick merah cerah.

"Semoga langgeng bro, gak sabar gue liat anak lo nanti," ucap Rega sembari merangkul pundak lebar Reynand.

"Rey, gue kasian sama anak lo. Masa iya emaknya modelan ondel ondel komplek? Bhahahahah!" Sambung Ando lalu tertawa terbahak bahak.

Reynand berdiri, menyeruput kopi hitam miliknya lalu berkata--

"Cinta itu buta. Kasih sayang itu nyata. Lo berdua aja yang belum pernah ngerasain yang namanya perasaan tulus!"

Dengerin tuh!

Setelah itu, Reynand pergi dari kantin dan meninggalkan kedua sahabat laknat nya itu. Emang betul dugaan nya, seharusnya ia tidak menceritakan semuanya kepada dua curut itu, dan berakhir seperti ini.

Hadeh!

Sekian dulu prolog dari ceritanya aku. Kalo suka Alhamdulillah, kalo gak suka ya harus di sukain ckck.

NOTE!
Kisah ini campur, ada humor juga sad. Jadi jangan main main sama cerita 'Cahya untuk Ando'. Selamat membaca!

TBC

Cahya untuk AndoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang