Chapter 18

125 23 148
                                    

____________

Setelah kecelakaan yang cukup parah itu Harry segera dilarikan ke rumah sakit oleh warga sekitar dan menyuruh salah satu suster untuk menghubungi keluarganya yang dengan cekatan segera pergi menyusul menuju rumah sakit.

Kesedihan semakin melanda ketika kedua kaki Harry dinyatakan lumpuh akibat tekanan mobil yang cukup kuat, ditambah jatuhnya pohon yang menimpa mobil hingga kaki pria itulah yang jadi korbannya.

Semuanya terasa begitu memilukan ketika Harry benar-benar harus berbohong akan keadaanya pada Russella di mana hari itu dia sendiri bahkan membuat janji untuk bertemu di taman kota hanya untuk menunjukkan potongan rambut barunya meski hujan lebatlah yang harus diterpa.

Kejadian dulu berputar begitu cepat dan berhenti ketika Harry menemukan sosok pendiam Alexander selaku kakak kembarnya yang hanya memainkan ponsel untuk menghindari pembicaraan dengan keluarganya. Anggap saja untuk pelarian.

"Boleh aku berbicara denganmu?"

"Boleh."

Atas permintaan Harry semua anggota keluarga menurut untuk sedikit memberikan waktu pada mereka berdua agar dapat berbicara dan rupanya pembicaraan itu cukup membuat sosok Alexander naik pitam.

"Tidak, kau gila! Aku tidak mau melakukannya!"

"Kumohon, hanya sebentar Alex. Setelah aku sembuh aku akan segera memberitahu semuanya pada Russel." ucapan Harry berhasil membuat Alexander menghembuskan napas kasar seraya bersandar pada kursinya.

"Lalu bagaimana dengan Tiffany?"

"Selagi dia tak tahu kau akan tetap aman dan aku memohon sekali lagi, tolong jaga Russella untukku."

Alexander terdiam mendengar perkataan adiknya lalu menoleh pada kedua kaki tak berfungsi adiknya yang terbaluti selimut dan entah kapan dapat kembali sembuh seperti semula.

"Baik, tapi pastikan untuk segera sembuh agar aku dapat kembali pada Tiffany."

____________

"Semuanya berawal dari sana." ucap Harry setelah menjelaskan semuanya sambil memperhatikan Russella yang fokus mendengarkan sambil menyiapkan makan malam dengan begitu telaten.

"Itu adalah hal gila yang pernah aku dengar, Harry. Kuharap setelah ini kau tak lagi berbohong ataupun melakukan tindakan tak waras seperti dulu." ucap Russella mematikan kompor setelah selesai menyiapkan makan malam. "Aku minta maaf karena tak dapat memberikanmu yang pertama." lanjutnya terdengar lirih dan hampir menangis mengingat jika selama ini dengan Alexlah dirinya bersentuhan.

Hal tersebut tentu cukup membuat hati Harry tergores dan pria itu hanya mampu mengangguk dan membuka kedua tangan untuk membiarkan Russella kembali memeluk erat tubuhnya.

"Aku memaafkanmu dan seharusnya aku menyadari semuanya dari awal. Alex pria normal, tentu dia akan tergiur dengan tubuhmu."

"Semua salahku, seandainya aku tak menggodanya saat itu." ucap Russella melepaskan pelukannya dan menatap wajah Harry yang sama sekali tak beda dengan wajah milik Alexander. Tak heran mengapa Russel tak menduga jika mereka adalah dua orang yang berbeda.

"Aku memahaminya, Russel. Semuanya sudah terjadi dan tak ada yang dapat kita sesali." ucap pria tersebut tersenyum seraya menarik tubuh Russella ke atas pangkuannya dan gadis tersebut terkejut ketika merasa bersalah harus berada di atas kedua kaki tak berfungsi milik Harry.

"Harry apakah sakit? Aku tidak mau menyakitimu."

"Oh Tuhan, apa yang kau bicarakan? Kakiku tak berfungsi untuk saat ini, jadi tak masalah jika kau terduduk di sana." balasnya tersenyum dan melingkarkan kedua tangan pada perut Russella yang terduduk membelakangi tubuhnya.

DECEPTION [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang