Chapter 13

139 20 133
                                    

Mentari pagi yang menghangatkan bumi membangunkan Russella yang kini perlahan membuka kedua mata dan memperhatikan sinar matahari yang menembus kaca jendela kamar yang ditutupi tirai.

Ia menunduk menemukan sebuah tangan yang melingkar di perutnya dan tersenyum ketika kejadian panas semalam kembali teringat di pikirannya. Russella menahan senyum dan terbelalak kaget ketika mendapatkan kecupan pada pipinya.

"Selamat pagi." sapaan bersuara serak dan berat milik Alexander rupanya berhasil membuat hati Russella bergetar dan ia menoleh menatap pria tersebut disertai senyumannya.

"Pagi." balasnya terkekeh ketika Alexander membalik tubuhnya hingga mereka dapat berhadapan dan Russella segera menggigit bibir ketika pria itu menenggelamkan wajah pada dadanya yang tak terbaluti apapun.

"Kau tidak pergi bekerja? Sepertinya ini sudah siang." ucap Russella mengelus rambut ikal Alexander dan memainkannya membuat pria itu menggelengkan kepala seraya mengeratkan pelukan pada pinggul istrinya.

"Lain kali saja." balasnya terdengar begitu malas lalu mendongak memperhatikan Russella yang sedang menatapnya disertai senyuman. "Kau mau bolos juga 'kan?" tanya Alexander yang mana hal tersebut berhasil membuat gadis itu tertawa.

"Nanti aku minta izin pada bosku."

"Bagus, ayo tidur lagi saja." ucap Alexander hendak menenggelamkan wajah pada dada Russella namun dengan cepat gadis itu menahannya seraya beringsut terduduk.

"Ini sudah siang, lebih baik kita sarapan."

Alexander terdiam lalu menoleh memperhatikan jam dinding yang telah menunjukkan pukul delapan pagi. Melihat hal tersebut lantas dia mengangguk seraya ikut beringsut terduduk.

"Baiklah, bagaimana jika sarapan di luar?" tanya Alex terlihat begitu bersemangat yang mana hal tersebut membuat Russella terdiam mengingat kebiasaan Harry yang sering sekali mengajaknya makan diluar karena malas memasak.

"Boleh, tapi aku harus mandi terlebih dahulu."

Pria itu mengangguk memperhatikan Russella yang kini turun dari ranjang dengan selimut yang melilit tubuh telanjangnya. Ia terlihat kesulitan untuk berjalan dan hal itu rupanya berhasil membuat Alexander mengernyit tak tega.

"Tunggu sayang, biar aku menggendongmu." ucapnya beringsut turun sebelum menarik Russella ke atas gendongannya. "Jatuhkan selimutnya." lanjut Alex yang mana hal tersebut membuat Russel tersenyum malu-malu sebelum melepaskan selimut yang membalut tubuhnya.

Dengan perasaan yang bahagia sekaligus malu Russel hanya dapat memeluk erat leher Alex dan menenggelamkan wajah pada bahunya selagi pria itu berjalan menuju kamar mandi.

Sampai di dalam tubuhnya kini di dudukkan di dalam bak yang kini Alex isi dengan air hangat juga tuangan sabun wangi yang busanya kini sebagian menutupi tubuh telanjang Russella yang berada di dalamnya.

Gadis itu tersenyum sambil memperhatikan Alex yang mematikan keran air dan menggenggam tangan pria tersebut yang langsung menoleh disertai ulasan senyumannya yang terlihat begitu mempesona.

Tanpa mengatakan apapun Russel hanya dapat mendeskripsikan perasaannya dengan ciuman pagi yang ia berikan pada Alexander yang dengan senang hati menerimanya disertai senyuman.

Mendadak perutnya terasa di gelitik dan begejolak merasakan betapa lembutnya gerakan bibir Russella yang tak ragu mengelus rahang tegasnya dengan begitu lembut selagi mereka masih berciuman.

Ciuman mereka terlepas dan kening mereka bertemu hingga meninggalkan sebuah senyuman manis di bibir keduanya. Salah satu tangan Alexander bergerak membelai pipi tirus Russella lalu mengecupnya dengan begitu hati-hati.

DECEPTION [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang